EpochTimesId — Kelompok simpatisan partai oposisi lokal yang beranggotakan sekitar 80 orang berkumpul di sebuah desa Katalan, Cabrera de Mar, sekitar 18 mil sebelah barat laut Barcelona. Komunitas itu mengenakan mantel putih, masker, dan kacamata. Mereka menggelar operasi ‘keluar malam’, sebagai salah satu upaya terbaru dari ‘brigade pembersihan gadungan’.
Kelompok rakyat pro-persatuan dengan Spanyol, pada Negara Bagian Catalonia ini mencari dan membersihkan atribut-atribut dan identitas dari gerakan pro-kemerdekaan. Mereka nampaknya ingin membebaskan wilayah Catalonia, dari perjuangan kelompok rakyat pro-kemerdekaan.
Target kelompok pro-persatuan Spanyol itu adalah ‘pita kuning’. Salah satu atribut khas pro-kemerdekaan itu menghiasi jalan-jalan dan tempat-tempat umum. Itu adalah simbol solidaritas untuk para pemimpin separatis yang dipenjarakan oleh pemerintah pusat Spanyol di Madrid, selama masa perjuangan kemerdekaan kawasan itu tahun lalu.
Pertempuran dalam hal ‘pita kuning’, atau yang dijuluki oleh beberapa orang sebagai “perang pita kuning” meningkat pesat musim panas ini.
Kampanye untuk membersihkan jalanan dipicu oleh partai serikat pekerja Ciudadanos. Mereka mendapat suara paling banyak dalam pemilihan umum Catalonia 2017.
Menurut pemimpin partai, Inés Arrimadas, pemerintah, yang dibentuk oleh koalisi partai-partai pro-kemerdekaan, memiliki kewajiban untuk menjaga netralitas di ruang publik. Akan tetapi, karena mereka tidak melakukan apa-apa, partai pro-Spanyol mengambil tindakan sendiri tanpa berkoordinasi dengan partai penguasa setempat.
José Casado, juru bicara dari ‘brigade pembersihan’ mengatur kegiatannya dengan menggunakan komunikasi aplikasi seperti Whatsapp dan Telegram. Inisiatif ini terdiri dari 18 kelompok, masing-masing beranggotakan sekitar 30 orang. Mereka bekerja diam-diam dengan peta-peta rahasia, yang menunjukkan di mana pita-pita kuning itu dipasang oleh kelompok rakyat pro-kemerdekaan.
“Ruang publik harus netral; Jalanan adalah milik semua orang,” kata Casado.
“Di balkon mereka atau di rumah, ‘separatis’ dapat memasang apa pun yang mereka inginkan. Tapi tidak di ruang publik.”
Pep Cruanyes, wakil presiden Majelis Nasional Catalan yang ‘pro-kemerdekaan’, tidak melihatnya seperti itu. Dia memiliki pandangan yang berbeda dengan partai oposisi lokal.
“Ruang publik seharusnya tidak netral. Demokrasi harus memungkinkan kita untuk mengekspresikan ide-ide kita, dan memasang pita kuning atau spanduk yang bertujuan menyampaikan kebebasan berpendapat dalam meminta pembebasan tahanan politik,” kata Cruanyes.
“Kami akan memasang pita kuning dengan damai sebanyak yang diperlukan,” dia memperingatkan. Cruanyes menyiratkan bahwa pertempuran akan terus berlanjut. “Membersihkan pita kuning bertentangan dengan kebebasan berekspresi.”
“Tidak ada pihak yang melakukan kejahatan apa pun. Kedua pihak dilindungi oleh kebebasan berekspresi,” ujar jaksa agung Spanyol, María José Segarra.
Meskipun demikian, Presiden Katalan yang pro-kemerdekaan, Quim Torra, yang selalu mengenakan pita kuning di kerah jaketnya, mendesak polisi untuk mengambil tindakan hukum terhadap kelompok-kelompok agresif yang membersihkan pita-pita kuning itu. “Beberapa orang telah diidentifikasi dan dapat menghadapi denda besar dan hukuman berat dari polisi,” ujar pemerintah negara bagian Catalonia.
Ketegangan antara kedua kubu, terkadang mengarah pada kekerasan.
Seorang pria ditangkap pada 29 Agustus 2018 lalu, karena meninju seorang wanita. Pria itu menuding wanita itu sedang melepaskan pita dari pagar taman.
Dalam sebuah protes yang mengutuk gerakan kemerdekaan Catalonia, seorang juru kamera dari saluran TV Spanyol dikeroyok massa. Demonstran mengira dia seorang anggota kelompok pro-kemerdekaan.
Perang pita kuning meningkat menjelang musim gugur yang diperkirakan akan segara datang di Spanyol. Ini juga bertepatan dengan hari bersejarah gerakan kemerdekaan Catalonia. Dua tanggal penting, yaitu 1 Oktober atau ulang tahun pertama referendum kemerdekaan yang gagal, dan 27 Oktober, ketika Parlemen Katalan, mendeklarasikan kemerdekaan.
Sidang pengadilan para pemimpin separatis yang saat ini berada di penjara juga diperkirakan akan dimulai pada musim gugur. Ada sembilan pemimpin yang kini meringkuk di penjara. Tujuh orang lainnya, termasuk mantan Presiden Catalan, Carles Puigdemont, berada di pengasingan atau kabur ke luar negeri. Puigdemont tinggal dan melanjutkan perjuangan politik pro-kemerdekaan Catalonia di Waterloo, Belgia.
Tanggal penting lainnya adalah 11 September, Hari Nasional Catalonia. Hari ketika Majelis Nasional Katalan menyelenggarakan demonstrasi tahunan, besar-besaran. Tahun lalu, 1 juta orang turun ke jalan dan taman, untuk mendukung gerakan pro-kemerdekaan. (ANNA LLADO/The Epoch Times/waa)
Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :
https://youtu.be/0x2fRjqhmTA