Jepang Bersiap Menghadapi Terjangan Topan Jebi

Epochtimes.id- Topan Jebi telah diturunkan peringkatnya dari topan super. Topan ini diperkirakan akan menghantam Jepang pada 4 September waktu setempat.

Perkiraan ini disampaikan oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).

NOAA mengumumkan perkiraan pelemahan Jebi selama beberapa hari ke depan. Sebelumnya ditingkatkan menjadi topan super pada 31 Agustus 2018.

Ahli Meteorologi AccuWeather Adam Douty mengatakan meskipun ada pelemahan yang diperkirakan sebelum menerjang. Jebi kemungkinan akan tetap setara dengan badai kategori 3 saat menghantam daratan.

“Kecepatan angin di daratan bisa sekitar 175-210 km / jam (110-130 mph), yang akan berpotensi menyebabkan kerusakan signifikan,” katanya.

“Beberapa hembusan angin di dekat pantai bisa lebih tinggi dari ini.”

Maskapai penerbangan terpaksa mengeluarkan travel waiver karena Topan Jebi.

Evakuasi berlangsung

Lebih dari 20.000 warga Jepang yang tinggal di bagian tengah dan timur laut negara itu telah menerima instruksi untuk mengevakuasi seperti dilaporkan Newsweek.

Jebi diperkirakan akan menerjang di pulau Honshu terbesar dan terpadat di Jepang, dengan prefektur Mie, Aichi dan Shizuoka di pantai timur yang paling berisiko dari angin, hujan lebat, dan banjir.

Kota-kota besar di Osaka, Kyoto, Nagoya, dan bahkan Tokyo semuanya beresiko dihantam Jebi. Kota-kota berisiko akan menjadi nyata dampaknya ketika badai besar-besaran menerjang daratan.

Menurut Skala Angin Topan Saffir-Sampson, badai Kategori 3 dapat menyebabkan kerusakan besar, bahkan untuk rumah-rumah yang dibangun dengan baik, dan pohon-pohon tumbang dan tiang listrik.

Badai paling merusak dalam sejarah AS adalah badai Kategori 3. Kerusakan akibat Badai Katrina menelan biaya total US $ 161 miliar.

Hujan lebat telah menyebabkan banyak kematian dan kehancuran di Jepang pada tahun ini.

Jepang dihantam oleh dua topan dan badai tropis yang parah pada bulan Agustus.

Dua ratus orang tewas akibat tanah longsor setelah hujan lebat pada bulan Juli.
Musim panas beberapa waktu lalu menyebabkan 80 kematian karena gelombang panas terparah dalam sejarah Jepang. (asr)