Seorang mantan karyawan Taiwan Semiconductor Manufacturing Corp (TSMC), pembuat chip kontrak terbesar di dunia, telah dituduh melanggar kepercayaan dan pencurian rahasia dagang, dengan maksud untuk menyediakannya bagi perusahaan Tiongkok daratan, menurut laporan 30 Agustus oleh surat kabar Taiwan, Liberty Times.
Tuduhan itu diajukan oleh jaksa wilayah di Hsinchu, sebuah kota di Taiwan utara di mana taman sains terbesar di negara tersebut berada. Kasus ini membawa penerangan yang menegaskan kembali tentang ambisi Tiongkok untuk memperoleh teknologi semikonduktor dengan cara apa pun yang diperlukan.
Mantan staf tersebut, diidentifikasi hanya dengan nama keluarga Zhao, mulai bekerja untuk TSMC pada tahun 2007 sebagai insinyur yang bertanggung jawab atas proses pembuatan gerbang logam (metal gate), salah satu langkah produksi utama dalam membangun chip-chip sirkuit terintegrasi (IC) semikonduktor. Dia mengawasi proses untuk tiga generasi teknologi proses yang berbeda dari: 20 nanometer (nm), 10 nm, dan 5 nm.
Chip adalah kunci untuk menyalakan hampir semua jenis perangkat elektronik. Ketika chip semakin kecil dalam ukuran, ia memberikan lebih banyak kinerja per watt, yang berarti bahwa ia berjalan pada kecepatan yang lebih cepat sambil mengkonsumsi daya yang lebih sedikit.
Pada tahun 2016, Zhao adalah asisten manajer yang bertanggung jawab atas penelitian dan pengembangan deposisi film tipis logam 5-nm, langkah kunci dalam produksi chip IC. Dia dihubungi seorang perekrut karyawan, yang mengatur wawancara kerja dengan perusahaan Tiongkok, Shanghai Huali Microelectronics, juga pembuat chip kontrak, untuk posisi eksekutif senior di departemen manufaktur gerbang logam Huali.
Setelah wawancara, Zhao memutuskan untuk meningkatkan peluangnya untuk mendapatkan pekerjaan tersebut dengan mencetak 10 halaman dokumen rahasia TSMC: enam halaman tentang proses pembuatan chip 16-nm TSMC, dan empat lainnya tentang pengaturan peralatan manufaktur untuk memproduksi chip 10 nm. Setelah dipekerjakan oleh Huali, Zhao menyalin 20 halaman lagi tentang proses produksi 20-nm TSMC.
TSMC akhirnya menyadari setelah Zhao mengundurkan diri pada Januari 2017.
Tiongkok, sementara menjadi konsumen semikonduktor terbesar di dunia, terus-menerus tertinggal dalam teknologi jika dibandingkan dengan aktor-aktor semikonduktor tradisional, seperti Korea Selatan, Jepang, Taiwan, dan Amerika Serikat. Dengan demikian, sangat bergantung pada impor untuk memenuhi permintaan domestiknya. Pada tahun 2017, impor IC Tiongkok bernilai sekitar $260 miliar, menurut data dari organisasi perdagangan China Semiconductor Industry Association (CSIA).
Dalam upaya mempersempit kesenjangan teknologi tersebut, salah satu taktik Beijing adalah merekrut para pebakat semi konduktor Taiwan.
Menurut artikel 5 Juli oleh publikasi keuangan terkemuka Taiwan, Business Weekly, yang mengutip data dari perusahaan-perusahaan perekrut tenaga kerja yang tak teridentifikasi dan perkiraan oleh para ahli semikonduktor, ada sekitar 2.000 staf Taiwan di perusahaan-perusahaan semikonduktor Tiongkok di daratan Tiongkok. Selain itu, ada sekitar 1.000 orang Taiwan yang bekerja di kantor cabang Taiwan dari perusahaan-perusahaan Tiongkok.
Sebagian besar dari 3.000 pebakat Taiwan ini memegang posisi senior atau staf penelitian dan pengembangan, menurut Business Weekly.
Zhao bukan satu-satunya insinyur semikonduktor yang telah ditangkap oleh pihak berwenang di Taiwan tahun ini.
Pada bulan April, mantan karyawan TSMC lainnya, yang diidentifikasi hanya dengan nama keluarga Wu, juga ditangkap atas tuduhan yang sama oleh jaksa Hsinchu. Wu telah merencanakan untuk mengambil dokumen-dokumen yang berhubungan dengan teknologi 28-nm TSMC untuk pekerjaan barunya di CSMC Technologies, pembuat chip kontrak yang berlokasi di Kota Wuxi di Provinsi Jiangsu, Tiongkok, untuk mereproduksi teknologi yang memiliki paten tersebut.
Menurut surat kabar Taiwan, China Times, Wu dijatuhi hukuman satu tahun dan enam bulan penjara, dengan penangguhan hukuman empat tahun. (ran)