Epochtimes.id- Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan (PATGTL) Badan Geologi KESDM melakukan peninjauan atas munculnya lubang misterius di Kampung Legoknyenang, Desa Sukamaju, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.
Munculnya lubang misterius ini mengejutkan masyarakat setempat sejak Kamis (6/09/2018).
Lubang ini berbentuk dimensi panjang 6,5 meter, lebar 4 meter, kedalaman 6 meter dan elevasi permukaan tanah lokasi amblesan 774,3 mdpl.
Tim PATGTL menemukan sejumlah fakta. Lubang titik amblesan terletak di atas terowongan tanah yang dialiri air.
Terowongan tersebut berukuran panjang ± 50 meter, dengan mulut outlet terowongan tingi 3,2 meter, lebar 2,5 meter, melintas dari arah barat laut menuju tenggara yaitu sungai Cigalunggung, kedalaman pada ujung barat laut (tempat masuknya air) 6 meter, sedangkan kedalaman pada ujung tenggara (tempat keluarnya air) ± 10 meter di bawah permukaan tanah.
Dengan adanya amblesan ini aliran air pada terowongan tanah tersebut agak tertahan, sehingga terjadi genangan pada ujung barat laut tempat masuknya air.
Berdasarkan pengamatan tim di lapangan, penyebab terjadinya amblesan adalah adanya terowongan tanah (tanpa konstruksi penguat pada dinding dan atapnya) yang melintas tepat di bawah lubang amblesan.
Dinding dan atap terowongan tanah tersebut sedikit demi sedikit tergerus oleh aliran air sehingga menyebabkan adanya rongga bawah tanah yang semakin membesar dan tidak kuat menahan beban tanah diatasnya yang mengalami penambahan tingkat kejenuhan tanah akibat mulai turunnya hujan.
Tim PATGTL memberikan rekomendasi untuk dilakukan pembersihan sumbatan tanah amblesan dan sampah pada terowongan agar aliran air pada terowongan tetap terjaga, sehingga tidak terjadi akumulasi dan luapan air pada bagian tempat masuknya air, perlu adanya penguatan pada dinding dan atap sepanjang terowongan tanah tersebut, agar tanah diatasnya tetap stabil (tidak ambles).
Atas hasil temuan fakta-fakta ini, masyarakat diminta terus berhati-hati mengingat sekarang telah memasuki musim penghujan sehingga kemungkinan masih bisa terjadinya amblesan. Pemasangan police line yang selama ini sudah dilakukan, perlu ditambahkan papan peringatan untuk tidak terlalu dekat dengan dinding amblesan yang terbentuk.
“Masyarakat agar tetap waspada terhadap amblesan tanah, namun tetap tidak panik dengan pemberitaan yang ada,” demikian laporan dari Rustam, Tantan Hidayat, Gin Gin Gunawan sebagai Tim PATGTL, Badan Geologi. (asr)