Epochtimes.id- Otoritas Aljazair pada 18 Oktober melarang wanita mengenakan cadar atau niqab, di tempat kerja, dengan alasan agar mudah dikenali.
Negara ini telah terpecah antara Islam moderat dan yang lebih radikal karena terjerambab ke dalam tahun-tahun perang sipil pada tahun 1992, ketika pemerintah yang didukung militer membatalkan pemilihan sebuah partai Islam yang akan memenangi Pemilu.
Sebagian besar wanita Aljazair tidak mengenakan niqab, kebiasaan yang diimpor dari negara-negara Arab yang lebih konservatif tradisional seperti Arab Saudi, tetapi keputusan itu kemungkinan akan dikritik oleh minoritas Salafis Aljazair.
Para Salafi mendukung tegas versi Wahhabi dari Sunni Islam Saudi.
Salafi ini menentang Islam mainstream Sufi yang mendominasi Aljazair dan negara-negara Afrika Utara lainnya.
Kekerasan telah berkurang secara dramatis sejak peperangan mereda di sekitar pergantian milenium.
Tetapi kekerasan dari kelompok-kelompok jihadis bersenjata terus melancarkan serangan, terutama di daerah-daerah terpencil di Aljazair. (asr)
Oleh Lamine Chikhi/Reuters