EpochTimesId – Mantan kapten Angkatan Darat, Jair Bolsonaro, memenangkan pemilihan presiden Brasil pada 28 Oktober 2018 waktu setempat. Hasil yang bisa jadi dipengaruhi oleh gelombang frustrasi warga atas korupsi dan kejahatan dengan kekerasan.
Korupsi dan tingkat kejahatan diprediksi membawa gerbong suara berpindah secara dramatis dan eksodus kepada kandidat beraliran kanan, pada negara demokrasi terbesar keempat di dunia itu.
Ketika sebanyak 94 persen suara yang telah dihitung ketika berita ini ditulis, Bolsonaro memiliki 56 persen suara dalam pemilihan putaran kedua melawan Fernando Haddad dari Partai Buruh (PT) yang berhaluan kiri. Haddad mengantongi 44 persen suara, menurut data otoritas pemilu, TSE.
Kemenangan Bolsonaro didorong oleh penolakan terhadap Partai Buruh yang berhaluan kiri yang menguasai Brasil selama 13 tahun dari 15 tahun terakhir. PT digulingkan dua tahun lalu, di tengah-tengah resesi yang mendalam dan skandal korupsi politik.
Laura Chinchilla, mantan presiden Kosta Rika yang adalah kepala Organisasi Misi Pemantau Pemilihan Negara-Negara Amerika, mengatakan bahwa pemungutan suara berlangsung tenang dan tertib di seluruh negeri. Padahal, negara itu selama ini dikenal mengalami serentetan kekerasan partisan selama kampanye. (Reuters/The Epoch Times/waa)
Video Pilihan :
https://www.youtube.com/watch?v=JGc59EiEYwQ
Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :
https://youtu.be/0x2fRjqhmTA
