Ivan Pentchoukov-The Epochtimes
Epochtimes.id- Pasukan Pertahanan Israel menghancurkan setidaknya 150 sasaran target di Jalur Gaza pada 13 November 2018. Serangan balasan setelah lebih dari 400 roket ditembakkan ke Israel selama dua hari.
Sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel mencegat sekitar 100 roket, menurut Letnan Kolonel Jonathan Conricus. Namun demikian, rudal-rudal yang berhasil lolos menewaskan satu orang di Ashkelon dan melukai 68 orang lainnya.
Serangan balasan udara Israel telah menewaskan tujuh orang Palestina, setidaknya lima dari mereka bersenjata.
Saling balas serangan adalah yang paling sengit sejak perang Gaza 2014, yang ketiga antara Israel dan Hamas dalam satu dekade sebagai bagian dari meluasnya konflik Israel-Palestina.
“Teroris Hamas di Gaza telah menembakkan ratusan roket ke warga sipil Israel, membunuh seorang pria dan menyebabkan banyak luka, kerusakan parah pada bangunan dan properti,” kata kementerian luar negeri Israel dalam sebuah pernyataan.
“Israel menjalankan hak penuhnya untuk melindungi kedaulatan dan kehidupan warganya.”
Komando gabungan dari faksi bersenjata Palestina di Gaza mengatakan bahwa mereka akan mematuhi gencatan senjata yang dimediasi oleh negara tetangga Mesir.
Seorang pejabat Israel, berbicara dengan syarat anonim, menanggapi dengan meletakkan tanggung jawab pada Palestina untuk menghentikan serangan mereka. Pejabat ini mengatakan tindakan Israel akan ditentukan oleh “langkah-langkah mereka di darat.”
Serangan roket militan dari Gaza menewaskan seorang warga Palestina, penduduk Tepi Barat yang diduduki, yang tinggal di sebuah apartemen Israel, tempat dia bekerja.
Kelompok Hamas membuka salvo dengan serangan menggunakan tipe baru peluru kendali yang menghaja bus dan melukai seorang tentara Israel.
Ketika ditanya apakah Israel sedang menuju gencatan senjata, Yuval Steinitz, anggota kabinet keamanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengatakan kepada YNet Internet TV, “Saya akan mengatakan bahwa definisi yang lebih akurat adalah bahwa militer Israel mendaratkan pukulan keras dan belum pernah terjadi sebelumnya kepada Hamas dan kelompok-kelompok teroris di Gaza, dan kita akan melihat apakah cukup atau apakah pukulan lebih lanjut diperlukan. ”
Hamas menyatakan pihaknya membalas serangan Israel yang merusak di Gaza. Serangan Israel menewaskan salah satu komandan dan enam pria bersenjata lainnya pada 11 November 2018. Seorang kolonel Israel turut tewas dalam insiden itu.
Sirene meraung-raung di kota-kota Israel selatan pada 13 November 2018. Akibatnya warga langsung mencari perlindungan, sementara roket-roket menyasar sejumlah tempat tinggal.
Israel lantas merespon dengan belasan serangan udara. Israel memborbadir gedung-gedung dalam semalam termasuk kompleks intelijen Hamas dan studio Televisi Al-Aqsa Hamas. Sebelumnya sejumlah karyawan-karyawan TV ini telah menerima peringatan dari militer untuk mengungsi.
Saat serangan udara pada 13 November, militer Israel mengatakan mereka mengeluarkan skuad peluncur roket dan menembaki beberapa warga Palestina yang melanggar pagar perbatasan di sekitar Gaza.
Kekerasan telah membara sejak kelompok Hamas mulai gencar di perbatasan pada 30 Maret lalu. Tentara Israel telah menewaskan lebih dari 220 warga Palestina, sebagian besar dari mereka disebut Israel adalah teroris.
Dalam pertempuran selama dua hari terakhir, rudal Israel meratakan tujuh gedung, sebagian besar di Kota Gaza, termasuk stasiun TV.
Sejumlah saksi mengatakan, peringatan rudal, yang membawa hulu ledak kecil, ditembakkan terlebih dahulu.
Di kota pesisir Israel Ashkelon, sebuah video yang direkam oleh seorang warga menunjukkan seorang wanita yang berdarah, terbaring di puing-puing sebuah apartemen dan tertutup debu. Wanitaini dengan lemah mengangkat lengannya, di samping tubuh orang Palestina yang tewas dalam serangan itu. Dia dibawa ke rumah sakit dalam kondisi kritis.
Kelompok Hamas mengambil alih Gaza pada 2007, dua tahun setelah Israel menarik para pemukim dan tentara dari wilayah pantai kecil itu.
“Kami berdiri dengan Israel karena membela diri terhadap serangan-serangan ini,” Jason Greenblatt, perwakilan khusus untuk negosiasi internasional dan asisten Presiden Donald Trump, cuitannya di Twitter.
“Dunia telah bosan dengan kekerasan Hamas dan kekerasan aktor-aktor buruk lainnya di Gaza. Kekerasan ini mencegah bantuan nyata bagi rakyat Gaza. ”
Kementerian Luar Negeri Perancis mengutuk serangan Hamas, dan meminta kedua pihak “untuk menghindari siklus kekerasan baru.” (asr)