oleh Lin Yan
Pengadilan Federal untuk Distrik Barat Washington AS ditugasi untuk mengusut dugaan pencurian rahasia dagang yang dilakukan Huawei.
Saat ini, jaksa penuntut telah mengajukan 10 tuduhan terhadap Huawei dan anak perusahaannya di AS, termasuk dugaan pencurian rahasia dagang terhadap perusahaan T-Mobile, AS, tujuh penipuan transfer elektronik dan upaya menghambat peradilan.
Ini adalah bagian dari upaya penegakan hukum bersama antara Kementerian Kehakiman AS, Biro Investigasi Federal, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Keamanan Dalam Negeri.
Departemen dari administrasi Trump pada hari Senin (28 Januari) mengadakan konferensi pers antar departemen mengenai rencana menuntut pidana terhadap perusahaan Tiongkok Huawei, anak perusahaan Huawei di AS (Huawei Device USA Inc), dan Sky Com Tech Co Ltd. Hongkong di Iran, serta meluncurkan prosedur ekstradisi formal terhadap Kepala Keuangan Huawei Meng Wanzhou dari Kanada.
Ke empat orang terdakwa menghadapi total 23 tuduhan pidana, termasuk dugaan penipuan dan pelanggaran sanksi AS terhadap Iran (13 tuduhan) dan pencurian rahasia dagang perusahaan AS (10 tuduhan).
Pencurian rahasia dagang adalah masalah utama dalam konflik perdagangan AS – Tiongkok, pemerintahan Trump sedang meningkatkan upaya untuk menindak tegas kegiatan spionase ekonomi komunis Tiongkok terhadap Amerika Serikat.
Huawei menawarkan berbagai penghargaan kepada stafnya yang berhasil mencuri teknologi
Pada 10 Juli 2013, perusahaan induk Huawei Tiongkok dan anak perusahaannya di AS mengklaim bahwa dua orang stafnya (dengan nama sandi AX dan FW) yang mencuri teknologi dari T-Mobile adalah kasus individu, dan bertentangan dengan kebijakan perusahaan Huawei.
Namun, 2 hari kemudian, anak perusahaan Huawei di AS menunjukkan bukti email tentang edaran internal Huawei yang berisikan kebijakan untuk memberikan insentif/hadiah kepada staf yang berhasil mencuri informasi rahasia dari pesaing.
Menurut dakwaan yang diajukan pada hari Senin, Huawei telah mengembangkan serangkaian insentif berdasarkan kebijakan perusahaan untuk menghargai stafnya berdasarkan nilai informasi rahasia yang dicuri dari pesaing.
Staf (Huawei) diarahkan untuk mengirimkan informasi rahasia yang diperoleh dari perusahaan lain melalui intranet perusahaan. Jika informasinya sangat sensitif, itu harus dienkripsi dan dikirim ke alamat email yang ditunjuk. Demikian kalimat dalam dakwaan pengadilan.
Pada saat yang sama, Huawei membentuk Tim Manajemen Persaingan yang tugasnya meninjau konten rahasia yang disampaikan oleh staf dan memberikan penghargaan bulanan kepada staf Huawei yang memberikan informasi intelijen paling berharga bagi perusahaan.
Selain itu, Huawei juga memberikan insentif 2 tahunan untuk 3 pemenang (wilayah) yang informasi yang diperolehnya paling berharga bagi perusahaan.
Kebijakan itu juga menekankan bahwa tidak ada staf yang akan dihukum oleh perusahaan karena bertindakan sesuai dengan kebijakan.
Paparan konten email anak perusahaan Huawei di AS
Pada 12 Juli 2013, Direktur Eksekutif Sumber Daya Manusia dari anak perusahaan Huawei di AS mengirim email ke semua karyawan Huawei di Amerika Serikat untuk memperkenalkan program hadiah baru dari perusahaan.
Email itu juga menambahkan : Di Amerika Serikat, kami tidak akan memaafkan atau berpartisipasi dalam kegiatan seperti itu, dan perusahaan Huawei AS secara tegas melarang perilaku tersebut.
Namun email itu tidak menyebutkan apakah program hadiah ditangguhkan oleh perusahaan induk ? Tetapi menekankan : Di beberapa negara dan wilayah, program hadiah seperti ini mungkin merupakan hal normal dan masuk dalam golongan bisnis sehari-hari di wilayah tersebut.
Scott Kennedy, seorang ahli urusan Tiongkok di Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS), Washington mengatakan bahwa Huawei mendorong karyawan untuk mencuri rahasia dagang pesaing, ini yang merupakan bagian paling mengejutkan dari surat dakwaan tersebut.
“Masih ada beberapa pertanyaan yang belum dijawab : Teknologi lain apa saja yang telah dicuri Huawei ? Apakah pemerintah Tiongkok/PKT tahu ? Apakah Huawei sudah mengakhiri program ini ?” kata Scott.
Huawei mencuri teknologi robot milik T-Mobile
Kebijakan bonus yang diperkenalkan oleh Huawei telah membawa masalah bagi anak perusahaan Huawei AS karena yang terakhir mencoba menjelaskan kepada T-Mobile bahwa pencurian di laboratorium T-Mobile itu dilakukan oleh “staf nakal” mereka sehingga tindakannya merupakan tanggung jawab pribadi karena bertentangan dengan kebijakan Huawei.
Anak perusahaan Huawei di AS diduga telah mencuri perangkat lunak parameter teknis dan informasi rahasia lainnya tentang robot uji seluler milik T-Mobile yang dinamakan Tappy.
Pada saat itu, Huawei menyediakan ponsel untuk T-Mobile. Selama hubungan bisnis dengan T-Mobile itu, staf Huawei menanyakan data teknis Tappy dan berulang kali mencari informasi melalui staf T-Mobile.
Ini memicu kewaspadaan T-Mobile, namun setelah itu timbul serangkaian hal keterlaluan yakni 2 orang staf Huawei membawa staf Huawei ketiga (insinyur asal Tiongkok) ke dalam laboratorium uji dan mengambil foto robot Tappy dengan tanpa izin.
Kemudian, seorang staf Huawei melepaskan lengan robot dan memasukkannya ke dalam tas dan menyelinap keluar dari laboratorium. Setelah diketahui oleh pihak T-Mobile, kerugiannya sudah tidak dapat diperbaiki. (Sin/asr)