Skandal kesehatan di Tiongkok dari mulai vaksin-vaksi yang dibuat dengan sembrono sampai produk-produk bayi yang tercemar tidak hanya merusak kepercayaan orang tua tetapi juga sangat merugikan banyak anak-anak bangsa. Dan sekarang, dalam dua kasus baru-baru ini, krisis yang sedang berlangsung tersebut sedang meminta lebih banyak nyawa anak-anak.
Pada saat warga Tiongkok merayakan Tahun Baru Imlek bersama keluarga mereka, dua keluarga berduka atas kehilangan anak-anak mereka setelah mereka menerima vaksin beracun.
Seorang anak laki-laki bernama Han Xu, telah lahir pada 29 Oktober 2014. Ketika dia berusia 10 bulan, dia menerima vaksinasi kusta. Segera setelah itu, dia menjadi lemah fisiknya. Pada 8 Februari tahun ini, dia telah meninggal.
“Saya pasti akan mencari keadilan untuk anak saya,” kata ayahnya, Han. Dia menjelaskan situasinya secara rinci kepada wartawan Epoch Times pada 11 Februari.
KISAH HAN XU
Han mengatakan bahwa setelah putranya menerima vaksinasi kusta pada tahun 2015, ia mulai menderita demam dan kejang. Dia dibawa ke unit perawatan intensif (ICU) di mana dia dirawat selama dua bulan dan sesudahnya, dibiarkan dalam kondisi vegetatif, keadaan seperti koma ditandai dengan mata terbuka dan penampilannya terjaga
Kedua orangtuanya merawatnya agar tetap hidup melalui intubasi nasogastrik menggunakan selang makanan melalui hidungnya. Setelah beberapa waktu, dia bisa tersenyum dan makan tetapi dia kehilangan kemampuan untuk berbicara dan berjalan. Kekebalan tubuh Han sangat menderita dan dia secara teratur menderita demam.
Kedua orangtuanya sering membawa putra mereka ke Beijing untuk perawatan medis, membayar perawatan dari rumah sakit-rumah sakit besar di kota. Ini adalah pertama kalinya dalam tiga tahun mereka, sebagai sebuah keluarga, dapat mengikuti tradisi pulang ke kampung halaman mereka untuk merayakan Tahun Baru Imlek, yang jatuh pada 5 Februari.
Tetapi sebelum Tahun Baru Imlek, anak umut empat setengah tahun itu sekali lagi menderita demam dan dikirim ke rumah sakit setempat. Han segera dipindahkan ke rumah sakit anak-anak provinsi. Namun pada saat ini, dia sudah sakit parah.
Rumah sakit mendiagnosis dia menderita virus meningitis yang parah.
Saat ini, tubuh bocah tersebut ditahan di kamar mayat dan pemerintah setempat tidak membebaskannya atau memberikan penjelasan tentang tindakan-tindakan mereka.
Han mengatakan bahwa putranya telah menjalani berbagai pemeriksaan dan tes untuk memeriksa masalah metabolisme atau masalah keturunannya. Semua tes kembali normal.
Pada setiap langkah perjuangannya, orangtua tersebut membela putranya tetapi Partai Komunis Tiongkok (PKT) tidak pernah mau mengakui bahwa vaksinasi kusta pada saat umur 10 bulan yang menyebabkan penyakit Han. Dokter-dokter spesialis selalu dilarang menandatangani evaluasi apa pun yang mereka lakukan terhadap bocah tersebut.
“Saya sudah mengikuti prosedur yang tepat, dan mereka mengabaikan saya,” kata Han. “Untuk merawat anak kami, kami telah kehilangan pekerjaan; kami hanya bisa mengandalkan pekerjaan serabutan untuk menghasilkan uang yang cukup untuk bertahan hidup. Kami dari pedesaan dan keluarga kami tidak kaya, dan sejak saat itu, putra kami jatuh sakit.
“Sampai sekarang, kami telah menghabiskan lebih dari satu juta yuan (US$150.000).”
Han berkata bahwa mereka tidak hanya menggadaikan rumah mereka tetapi mereka juga mengambil lebih banyak pinjaman. Dia mengatakan bahwa PKT telah mengklaim setiap kali anak laki-laki tersebut menderita demam yang 80 persen dari biaya medis akan dikembalikan kepada orang tua. Ini tidak pernah menjadi kenyataan.
Setiap penggantian yang diterima sangat kecil dibandingkan dengan biaya keseluruhan, kata Han.
“Saya pasti akan mengambil tindakan hukum untuk anak saya. Saya akan menemukan departemen yang terlibat, dan saya akan membela hak anak saya.
“Ketika putra saya lahir, dia benar-benar sehat. Ketika dia menjalani vaksinasi, dia menjadi seperti ini, dan sekarang dia telah pergi.
“Bagaimana saya bisa mengatasi ini? Saya tidak akan melupakan ini!”
KISAH HE SHANGZE
胡尚泽宝贝,一路走好[流泪][流泪][流泪]愿天堂你能做个健康快乐的宝贝[难过][难过][难过]
记住爸爸妈妈永远爱你,想你
叔叔阿姨们永远惦你,祝福你。
又是一个预苗宝宝离世了,谁是罪魁祸首。 pic.twitter.com/2F2Avbd1Ez— tyioffdssvh chenyan (@aBIyxobDiRhzdSW) February 10, 2019
Anak lain yang berumur empat setengah tahun bernama He Shangze, juga mengalami efek samping yang merugikan setelah menerima vaksinasi.
Setelah intervensi medis untuk menyelamatkan hidupnya tidak efektif, anak itu meninggal pada 10 Februari. Orang tuanya tidak dapat dihubungi untuk wawancara.
Menurut dokumen publik yang diperoleh pada Agustus 2018, He telah menerima vaksinasi untuk Polio dan DPT (difteri, batuk rejan, dan tetanus) pada 28 Oktober 2014. Malam berikutnya, bayi itu kembali ke rumah sakit dengan demam tinggi dan menjadi shock atau renjatan. He dikirim ke ICU dan dokter mendiagnosis dia menderita meningitis.
Ibunya, Gao Li, curiga bahwa itu adalah masalah yang terkait dengan vaksinasi. Pada bulan Maret 2015, kelompok spesialis dapat menentukan bahwa penderitaan He Shangze adalah reaksi terhadap vaksin beracun.
ORANGTUA BEREAKSI
Banyaknya kasus susu bubuk yang tercemar meninggalkan ketakutan yang tersisa di antara para orangtua di Tiongkok daratan. Sekarang, mereka dibebani dengan kekhawatiran tambahan tentang vaksin beracun.
Berita tentang dua kematian anak-anak ini membuat para orangtua yang lain sangat khawatir tentang anak-anak mereka sendiri yang juga telah divaksinasi.
Saalah satu orangtua meninggalkan pesan yang mengatakan, “Saya tidak bisa berhenti menangis. Kita semua adalah ibu dari anak-anak. Rasa sakit semacam ini membanjiri hati orang.
“Anak-anak di negara ini [Tiongkok] tidak beruntung. Susu bubuk tercemar, vaksin beracun, perdagangan anak, makanan berbahaya, polusi, dan sistem pendidikan cuci otak ini sedang menunggu mereka. Jika Anda tidak berhati-hati, maka Anda akan terinfeksi.
“Dari mulai tubuh sampai jiwa seseorang, setiap aspek hancur. Apakah ada negara lain di dunia ini yang sebegitu berbahaya?”
Orang tua yang anaknya juga menderita akibat vaksin polio dan DPT beracun dengan menyindir mengatakan bahwa ini bukan surga yang kejam. Itu adalah “kehangatan” sosialisme.
Salah satu orangtua juga mengklaim bahwa statistik kesehatan di seluruh negeri telah dipalsukan. Dia mengatakan bahwa di satu daerah saja, sekitar 20.000 anak telah diberikan vaksin kadaluwarsa dan banyak anak sekarang yang lumpuh.
Yang tidak kalah menakutkan, otoritas PKT, bukannya memberikan penawar hati dan penyembuhan, malah telah bereaksi dengan penindasan yang keras terhadap masalah ini. (ran)
Video pilihan:
FDA: Obat-obat Tiongkok Mengandung Unsur Kanker, Ditarik Dari Peredaran
https://www.youtube.com/watch?v=_k2pBwnP3x4
https://www.youtube.com/watch?v=_k2pBwnP3x4