Oleh Frank Fang, Epoch Times
EpochTimesId – Di Eropa, pendanaan Tiongkok untuk usulan terowongan kereta api bawah laut yang menghubungkan Finlandia dengan Estonia meningkatkan kekhawatiran di kedua negara.
Terowongan tersebut, yang akan membentang Teluk Finlandia dan menghubungkan ibu kota Finlandia yaitu Helsinki dengan ibu kota Estonia yaitu Tallinn, telah menjadi topik pembicaraan antara kedua negara selama bertahun-tahun. Kereta api tersebut akan memangkas waktu perjalanan antara dua ibu kota tersebut menjadi sekitar 20 menit dibandingkan perjalanan menggunakan feri selama dua jam saat ini.
Sering ada perjalanan lintas batas antara kedua negara. Puluhan ribu orang Estonia bepergian melintasi Teluk Finlandia untuk bekerja di daerah Helsinki, sementara ibu kota Estonia adalah tujuan wisata populer bagi orang Finlandia.
Saat ini, pengusaha Finlandia bernama Peter Vesterbacka dan perusahaannya bernama FinEstBay Area Development, sedang memimpin upaya untuk membangun terowongan tersebut, yang diperkirakan menelan biaya antara 15-20 miliar euro (17-23 miliar dolar Amerika Serikat). Perusahaan tersebut memimpikan terowongan tersebut, yang terdiri dari kereta api untuk transportasi barang dan kereta api lain untuk transportasi penumpang, akan beroperasi pada akhir tahun 2024.
Pada Desember tahun lalu, FinEstBay Area Development memperoleh pendanaan eksternal sebesar 100 juta euro (113 juta dolar Amerika Serikat) dari perusahaan konstruksi yang berbasis di Dubai, yaitu ARJ Holding, menurut Reuters.
Pada 8 Maret 2019, FineEstBay Area Development mengumumkan di situs webnya bahwa mereka telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) sebesar 15 miliar euro (16,8 miliar dolar Amerika Serikat) dalam hal pembiayaan dari Touchstone Capital Partners, sebuah perusahaan investasi yang berbasis di Inggris yang khusus berbisnis dengan Tiongkok. Hasil kesepakatan tersebut adalah Touchstone Capital Partners akan menjadi pemegang saham minoritas dalam proyek tersebut.
Kenny Song, ketua dan pendiri Touchstone Capital Partners, menggambarkan terowongan tersebut sebagai “fokus bersama antara Estonia dan Finlandia di Asia-Eropa.”
Menurut Reuters, FineEstBay Area Development belum mendapatkan persetujuan dari pemerintah Finlandia dan Estonia, atau Uni Eropa.
Rincian lebih lanjut mengenai pembiayaan Touchstone Capital Partners dan negosiasi menjelang penandatanganan MoU diterbitkan dalam artikel 8 Maret 2019 oleh surat kabar Finlandia yaitu Helsingin Sanomat.
Menurut Helsingin Sanomat, negosiasi antara FineEstBay Area Development dan Touchstone Capital Partners dimulai ketika Yan Jinxiu, wakil direktur Akademi Kereta Api Tiongkok, yang merupakan anak perusahaan milik negara Tiongkok yaitu China Railway Group, mengunjungi kota Vantaa di Finlandia untuk berpartisipasi dalam seminar mengenai terowongan setempat di September tahun lalu. Saat ini Yan Jinxiu juga menjadi anggota komite akademik Partai Komunis Tiongkok, menurut situs web komite akademik Partai Komunis Tiongkok.
Kekhawatiran
Touchstone Capital Partners akan membiayai pembangunan terowongan tersebut melalui dana One Belt One Road (OBOR) sebesar 100 miliar dolar Amerika Serikat, menurut Helsingin Sanomat.
Menurut situs web perusahaan Touchstone Capital Partners, mereka mendirikan dana investasi untuk membantu menghubungkan perusahaan milik negara Tiongkok dengan perusahaan internasional untuk bersama-sama berinvestasi dalam proyek One Belt One Road (OBOR)— ”dengan fokus khusus pada energi terbarukan, teknologi tinggi, infrastruktur, perumahan dan industri pariwisata.”
Touchstone Capital Partners memanfaatkan inisiatif OBOR Tiongkok, yang dimulai pada tahun 2013 dengan tujuan membangun jaringan perdagangan darat dan laut yang berpusat di Beijing dengan membiayai proyek infrastruktur di seluruh Asia Tenggara, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin.
Touchstone Capital Partners berbangga diri bahwa pihaknya menandatangani perjanjian strategis dengan banyak perusahaan milik negara Tiongkok yang dapat bertindak sebagai kontraktor mesin dan konstruksi untuk melaksanakan proyek OBOR. Dalam hal pembiayaan, perusahaan tersebut menunjukkan bahwa mereka memiliki perjanjian dengan investor terkemuka Tiongkok, seperti kepercayaan, swasta, dan dana pemerintah.
Perusahaan juga mengklaim memiliki akses mendapatkan modal dari bank kebijakan Tiongkok, seperti China Development Bank, Bank Ekspor-Impor Tiongkok, dan Bank Industri dan Komersial Tiongkok.
Niat Touchstone Capital Partners berinvestasi untuk terowongan ini telah dipertanyakan oleh Jyrki Kallio, peneliti senior di Institut Hubungan Internasional Finlandia, berdasarkan artikel pendapatnya pada tanggal 12 Maret 2019 yang diterbitkan di surat kabar bisnis Finlandia yaitu Kauppalehti.
“Dari sudut pandang Tiongkok, proyek terowongan ini akan bernilai, jika terowongan itu memiliki hubungan ke pelabuhan di pantai Samudra Arktik,” kata Jyrki Kallio. Jyrki Kallio menambahkan bahwa proyek terowongan ini tampaknya tidak sesuai dengan agenda OBOR Beijing.
Sebagai bagian dari OBOR, Tiongkok telah menyatakan minatnya untuk menciptakan rute pengiriman baru yang melewati Kutub Utara, mengambil keuntungan dari lapisan es Kutub Utara yang mencair. Rute, yang disebut “Rute Laut Utara” oleh Beijing, yang akan menghemat uang dan waktu dibandingkan dengan rute pengiriman tradisional melalui Terusan Suez.
Jyrki Kallio memperingatkan bahwa karena “ada perusahaan milik negara Tiongkok yang penting secara strategis di belakang pemodal, jadi ini sebagian besar merupakan tindakan yang dioperasikan oleh negara Tiongkok.”
Uusi Suomi, sebuah surat kabar harian lokal Finlandia, memuat tajuk rencana pada tanggal 9 Maret 2019, menyebut Touchstone Capital Partners sebagai “alat komunis Tiongkok untuk menerapkan One Belt, One Road.” Tajuk rencana itu juga menunjukkan jika kesepakatan itu dijalankan, pada akhirnya Tiongkok dapat mengambil kendali terowongan karena akan sebagai kreditor.
Urmas Paet, mantan menteri luar negeri Estonia dan saat ini menjadi anggota Parlemen Eropa, juga mengeluarkan peringatan dalam sebuah pernyataan kepada Kantor Berita Estonia, dengan mengatakan bahwa ” terlalu tinggi risiko yang terkait dengan menggunakan uang dari perusahaan negara Tiongkok,” menurut New Eropa, surat kabar mingguan berbahasa Inggris yang berbasis di Brussels. Urmas Paet mendesak pemerintah Estonia untuk berusaha mendapatkan pendanaan dari Uni Eropa. (Vv)
VIDEO REKOMENDASI
https://www.youtube.com/watch?v=WqMdrdWjDCE