EpochTimesId – Makanan busuk dan kadaluwarsa disajikan sebagai makan siang untuk para siswa di Sekolah Menengah Eksperimental Chengdu Nomor 7 di Provinsi Sichuan, Tiongkok telah mengakibatkan kemarahan, kerusuhan, dan penindasan di antara orangtua yang terlibat sejak 12 Maret 2019.
Dari 13 Maret 2019 hingga 16 Maret 2019, hampir 1.000 siswa di daerah itu dirawat di rumah sakit.
Polisi telah menggunakan semprotan merica setidaknya sekali untuk menaklukkan kemarahan orangtua selama aksi protes, dan pernyataan publik yang dibuat oleh pihak sekolah diduga dihadiri oleh orang-orang yang menyamar sebagai orangtua.
Pihak berwenang setempat kemudian mengklaim makanan itu telah diperiksa dan memenuhi semua standar keamanan.
Buka Rahasia mengenai Makanan Sekolah
Menurut laporan dari Radio Free Asia, orangtua menemukan daging busuk pada 12 Maret 2019. Anak-anak mengalami gejala abnormal pada waktu itu. Beberapa ratus orangtua berkumpul di gerbang sekolah dan menuntut penjelasan dari pihak sekolah.
Gambar-gambar termasuk makanan yang berjamur dan kadaluwarsa.
Orangtua menggugat biro pendidikan pemerintah. Gambar makanan yang ditemukan juga dibagikan di media sosial.
Pada 13 Maret 2019, setelah buka rahasia mengenai makanan sekolah tersebut, biro keamanan publik di Sichuan mengatakan akan dilakukan penyelidikan di semua kantin sekolah, dari taman kanak-kanak hingga universitas.
Kantin di sekolah tidak secara teknis terhubung ke sekolah. Makanan sekolah disediakan oleh perusahaan yang dikontrak bernama Sichuan Deyu Logistics Service Management Ltd. Menurut situs webnya, makanan itu disediakan untuk 100.000 siswa.
Makanan yang ditemukan termasuk daging yang disimpan untuk waktu yang tidak pasti. Ada cumi-cumi, perut babi, dendeng sapi, paha ayam, serta bumbu dan zat tambahan.
Beberapa makanan yang ditemukan sudah mulai mengeluarkan bau busuk.
Uang sekolah di Sekolah Menengah Nomor 7 adalah 6.000 juta dolar Amerika Serikat per tahun. Banyak anak-anak pejabat pemerintah Tiongkok dilaporkan bersekolah di sekolah tersebut.
“Guru dan siswa makan bersama. Mereka semua makan makanan ini, dan para guru akan terkejut,” kata Li, seorang ibu dari salah satu siswa di sekolah itu dalam sebuah wawancara dengan The Epoch Times edisi bahasa Tiongkok.
Pada tahun 2017, kantin sekolah tersebut dianugerahi sebagai kantin percontohan, menurut banyak laporan media Tiongkok.
Protes Orangtua
Pada 13 Maret 2019, beberapa ribu orangtua melakukan demo di depan Sekolah Nomor 7. Seorang ibu bernama Liu mengatakan bahwa gerbang depan dan taman bermain sekolah penuh dengan orangtua.
Liu juga mengatakan dalam sebuah wawancara dengan The Epoch Times edisi bahasa Tiongkok bahwa beberapa orangtua mengajukan petisi kepada biro pemerintah setempat. Orangtua membawa spanduk besar dan memblokir jalan selama aksi protes tersebut.
Biro keamanan publik mengirim lebih dari 1.000 polisi untuk menindas aksi protes, menggunakan semprotan merica ke arah orangtua. Spanduk dirobek oleh polisi, dan banyak orangtua dipukuli dan ditahan.
https://twitter.com/mr_yan_vip/status/1105744176514125824
Li, yang berada di tempat kejadian sejak masalah itu mulai terjadi, mengatakan bahwa pada malam 12 Maret 2019, sebuah truk datang untuk membersihkan ruang-ruang penyimpan makanan, dan mengirimkan makanan dari luar. Orangtua juga melaporkan hal ini kepada polisi.
“Ada banyak orang, mereka berada di kantin, dan mereka mengelilingi truk. Polisi mengelilingi dan melindungi kontraktor,” kata Li dalam sebuah wawancara dengan The Epoch Times edisi bahasa Tiongkok.
Satu orangtua mengatakan bahwa mereka yang mengajukan petisi malah dipukuli oleh polisi, dan sebaliknya bos perusahaan tersebut dilindungi oleh polisi.
Pengacara Sichuan Deyu Logistics Service Management dilindungi oleh polisi, dan semua informasi mengenai acara tersebut dengan cepat disensor dari media sosial. Semua informasi terkait dari situs web pengacara juga dihapus.
Permohonan banding oleh orangtua termasuk membebaskan orangtua yang telah ditahan, mengeluarkan wakil kepala sekolah yang bertanggung jawab atas kantin, dan memberhentikan kepala sekolah.
Tuntutan lain termasuk menyelidiki orang yang bertanggung jawab, membekukan aset perusahaan terkait, menghukum kontraktor dan pemasok, dan memasang televisi sirkuit tertutup (CCTV) untuk memantau kantin.
Para orangtua menuntut agar para siswa harus diberi pemeriksaan fisik dan diberikan pemeriksaan kesehatan selama periode waktu yang lama, dan bahwa sekolah-sekolah yang memberi makanan tercemar pada siswanya harus menanggung biayanya.
Sekolah-sekolah juga harus membayar siswa yang terkena dampak yaitu membayar kembali tiga kali lipat biaya yang dikeluarkan orangtua untuk biaya makan anaknya.
Karena sekolah tersebut adalah sekolah umum, maka terkait dengan Partai Komunis Tiongkok.
Orangtua diberitahu bahwa sekolah akan menyediakan biaya bagi siswa yang masuk ke rumah sakit. Namun, tentu saja rumah sakit yang ditentukan oleh pihak sekolah. Jika orangtua membawa anak-anak mereka ke rumah sakit pilihannya sendiri, maka rumah sakit tersebut tidak akan menerima mereka.
Antara 13 Maret 2019 hingga 16 Maret 2019, sejumlah besar siswa diperiksa di enam rumah sakit. 929 Siswa diperiksa di rumah sakit daerah. 852 Siswa menerima pemeriksaan fisik, dan 77 siswa menerima perawatan.
Dibungkam oleh Pemerintah
Pada 15 Maret 2019, sebuah konferensi pers diadakan di kantin sekolah. Namun, tidak ada satu pun orangtua yang melakukan protes yang diizinkan masuk ke sekolah. 10 Bus yang mengangkut orang-orang yang menyamar sebagai orangtua malah dibawa masuk ke sekolah untuk menggambarkan kebahagiaan dan keharmonisan antara orangtua dan pejabat.
Polisi melanjutkan penindasan, dan mulai mengumpulkan informasi mengenai orangtua yang memprotes. Informasi yang dikumpulkan termasuk nama, nomor telepon, dan alamat. Bahkan orang-orang dikirim mendatangi rumah orangtua tersebut dengan alasan untuk memahami gugatan itu, tetapi kemungkinan besar semua dikirim oleh polisi.
Area di sekitar sekolah disteril oleh polisi. 30 Mobil polisi mengepung orangtua di sana, dan semua aktivitas bisnis di sekitar sekolah ditutup. Setelah dengan hebat melakukan sensor terhadap komentar asli di media sosial mengenai makanan berjamur, semua komentar malah berbalik menjadi kritis terhadap orangtua.
Pesan media sosial juga menyatakan bahwa anak-anak tidak diizinkan untuk pindah ke sekolah lain. Sekolah swasta setempat di daerah itu dikatakan tidak menerima siswa dari sekolah Nomor 7.
Beberapa orangtua yang sedang diselidiki oleh polisi dituduh “berperilaku tidak tertib.” Orangtua itu dituduh memalsukan gugatan mengenai makanan berjamur dan kadaluwarsa. Para pengguna internet yang menyebarkan informasi tersebut ditahan.
Pemeriksaan makanan yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok mengklaim bahwa hanya beberapa potong makanan yang ditemukan mengandung jamur.
Beberapa pengguna web mengatakan bahwa Partai Komunis Tiongkok tidak dapat dipercaya. ” Partai Komunis Tiongkok akan menemukan siapa pun yang membawa masalah dan mengenyahkannya.”
“Tidak ada yang percaya apa pun yang dikatakan pemerintah Tiongkok. Inilah yang dilakukan oleh pemerintah dengan kredibilitas rendah,” kata pengguna web yang lain.
Pada konferensi pers, pejabat Partai Komunis Tiongkok mengatakan bahwa akan ada penyelidikan terhadap perusahaan yang terlibat dengan kantin.
Kepala sekolah tersebut telah diberhentikan dan akan diganti. (Daniel Holl/Vv)
VIDEO REKOMENDASI
https://www.youtube.com/watch?v=4shqcCbvq-w