Epochtimes.id- Sejumlah praktisi Falun Gong atau Falun Dafa berunjuk rasa memprotes kekejaman komunis Tiongkok yang berlangsung 20 tahun terhadap praktisi Falun Gong di Tiongkok di Depan Kedubes Tiongkok Prancis di Paris, Senin 25 Maret lalu.
Aksi ini digelar bersamaan kunjungan pemimpin Tiongkok, Xi Jinping dan istrinya ke Paris. Pada hari yang sama, Xi Jinping disambut oleh Presiden Prancis Macron di Arc de Triomphe, Paris.
Ketua Asosiasi Falun Dafa Prancis, Tang Hanlong, mengatakan pengiblisan, pemenjaraan massal dan penyiksaan oleh rezim Komunis Tiongkok terhadap Falun Gong telah berlangsung selama 20 tahun.
Menurut Hanlong, mantan ketua Partai Komunis Tiongkok, Jiang Zemin, meluncurkan penindasan ini dikarenakan takut akan penyebaran Falun Gong. Lebih parah lagi, penganiayaan brutal dari Kelompok Jiang mengambil secara paksa organ praktisi Falun Gong dalam skala besar untuk dijual demi keuntungan semata.
Tang Hanlong mengungkapkan setelah Xi Jinping menjabat, lebih dari 200 pejabat korup di Tiongkok diadili. Lebih dari 90 persen dari orang-orang ini secara aktif mengikuti penganiayaan Jiang Zemin terhadap Falun Gong.
Tang mendesak Xi Jinping untuk mengadili aktor utama penindasan terhadap Falun Gong Jiang Zemin dan penganiaya lainnya. Pada kesempatan itu, Presiden Macron untuk membicarakan masalah penganiayaan terhadap Falun Gong dengan Xi Jinping.
Falun Dafa atau Falun Gong adalah sebuah latihan kultivasi jiwa dan raga yang berasimilasi dengan karakter tertinggi alam semesta Sejati, Baik, Sabar sebagai fundamental, dengan karakter tertinggi alam semesta sebagai pembimbing, mengolah jiwa dan raga sesuai prinsip alam semesta.
Latihan Falun Gong ini terdiri dengan 5 perangkat gerakan termasuk meditasi yang mulai diperkenalkan di Tiongkok sejak 1992 silam.
Sejak 1992, banyak pejabat kementerian di Tiongkok mulai berlatih Falun Gong. Di kalangan rakyat latihan Falun Gong juga menjadi popular hingga mencapai 100 juta orang yang berlatih. Beragam manfaat diperoleh setelah latihan ini termasuk kesehatan.
Pengacara Prancis, Alexandre Gabard mengatakan negara Prancis memiliki misi untuk mendukung semua perjuangan hak asasi manusia, termasuk kegiatan yang digelar oleh praktisi Falun Gong ini.
Menurut dia, praktisi Falun Gong telah menunjukkan ketekunan dan semangat tanpa pamrih. Dia mengatakan sangat senang melihat praktisi Falun Gong tak pernah menyerah dan terus bertahan untuk memperjuangkan kebenaran.
Seorang penduduk Paris yang baru pertama kali mendengar Falun Gong dianiaya oleh rezim komunis merasa sangat terkejut dan mendukung anti-penganiayaan.
“Saya pikir ini benar-benar tidak dapat diterima, mengerikan, dan sama sekali bertentangan dengan semua prinsip kemanusiaan kita,” kata Pengacara Jeanne.
Seorang mahasiswi Louise Fel mengatakan merasa seperti bukan berada di abad ke-21. Kekejaman terhadap praktisi Falun Gong ini bagi dia, benar-benar mengejutkan. Menurut Louise Fel, semua pihak memerlukan lebih banyak informasi agar semuanya mengetahui dan memberikan dukungan.
Manajer proyek Sandrine mengatakan dirinya sangat tersentuh atas penindasan ini. Dia bertanya mengapa orang-orang seperti itu justru mendapatkan tekanan.
Menurut Sandrine, dirinya merasa ada perlunya untuk diungkapkan, diekspos. Pasalnya, hak asasi manusia sangat penting dan dia berharap tidak akan lagi melihat selamanya penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong.
Pada hari yang sama, Radio Europe 1, Media La Croix, media 20minutes dan media lainnyadi Prancis mempublikasikan berita tentang penuntutan penghentian panen organ sebagai subjudul untuk melaporkan kegiatan praktisi Falun Gong “menyambut” kunjungan Xi Jinping di Prancis.
Laporan secara khusus merujuk resolusi yang disahkan oleh Parlemen Eropa pada bulan Desember 2013 lalu. Resolusi Parlemen Eropa ini menyatakan keprihatinan dan mengecam pengambilan organ secara paksa terhadap praktisi Falun Gong.
Berikut resolusinya : “Sangat prihatin dengan sejumlah besar laporan investigasi yang andal dan tidak terputus yang membuktikan adanya praktik pengambilan organ di daratan Tiongkok yang dilakukan dengan tanpa persetujuan dari individu bersangkutan, secara sistematis, yang disetujui oleh negara terhadap para tahanan nurani, termasuk sejumlah besar praktisi Falun Gong yang ditahan secara ilegal karena keyakinan mereka.”
Laporan menyebutkan Presiden Macron mengumumkan ia bertemu dengan Presiden Xi Jinping dan menyatakan keprihatinan Prancis dan Eropa terhadap masalah HAM di daratan Tiongkok. Macron juga mengklaim bahwa ia telah menyelesaikan “banyak kasus”. (sin/asr)
Video Rekomendasi :
https://www.youtube.com/watch?v=4uCJcxw3lDk