Suarakan Siksaan Mengerikan yang Dialami Anak-Anak Yatim, 26 Remaja dari 15 Negara Gowes Ribuan Kilometer

Oleh Daniel Cameron, Epoch Times

Epochtimes.id- Bayangkan bangun pagi untuk memulai perjalanan dari Los Angeles ke Washington, Amerika Serikat sejauh 3,146 mil atau sekitar 4,827 KM yang ditempuh dengan bersepeda. Anda harus memiliki alasan kuat untuk melakukannya, setidaknya supaya tetap termotivasi dan mengabaikan nyeri yang menghadang. Tentu tidaklah mudah.

Dua puluh enam remaja dari 15 negara kompak pada tanggal 1 Juni 2015 dengan misi “Ride 2 Freedom” yang menyentuh hati mereka.

Untuk meningkatkan kesadaran mengenai pembantaian secara brutal oleh rezim Tiongkok terhadap Falun Gong -disiplin meditasi damai yang berkembang terlalu populer untuk disukai Partai Komunis Tiongkok – para pengendara sepeda muda ini memutuskan untuk melakukan sesuatu yang heboh dan heroik untuk menyampaikan pesan mendesak bagi orang-orang di dunia. Mereka sangat luar biasa mengayuh sepeda dari pantai ke pantai di Amerika Serikat.

Namun bersepeda mengelilingi benua Amerika, bukanlah  perjalanan yang biasa.

“Saya tahu ini adalah perjalanan yang sulit… tingkat kesulitannya berbeda dari yang saya kira,” kata Ghazal Tavanaei, seorang pesepeda berusia 21 tahun dalam sebuah video yang mendokumentasikan perjalanan mereka.

“Ketika anda naik sepeda dan kemudian mendaki gunung serta anda berkeringat dan haus, di saat itulah anda menyadari betapa sulit perjalanan ini,” kata ketua tim kru, Annie Chen, berusia 19 tahun.

Berkendara di sepanjang jalan raya di tengah padang pasir di bawah teriknya matahari, dengan truk-truk besar berdesing-desing, mereka tertantang.

Semangat tim mereka, tidak diragukan lagi, membantu para peserta melalui tantangan ini.

Ya, kadang mereka berjuang. Dan seperti yang diperlihatkan dalam rekaman film dokumenter itu, beberapa dari mereka terjatuh dari sepeda. Air mata mengalir, dan beberapa cedera yang terus berlangsung, yang mereka sebut jaringan parut pertempuran. Namun mereka tidak peduli, tidak ada yang dapat menghalangi misi mereka.

Mereka bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada presiden Amerika Serikat saat itu, Barack Obama, berharap ia bersimpati dengan perjuangan mereka, bertemu dengan mereka ketika mereka tiba di Washington, D.C., dan mengangkat masalah ini dengan Ketua Partai Komunis Tiongkok, Xi Jinping.

Tujuan akhir adalah mereka ingin menghentikan penganiayaan yang tidak manusiawi yang dilakukan oleh  Partai Komunis Tiongkok terhadap Falun Gong.

Sayangnya, Barack Obama menolak untuk bertemu dengan tim tersebut ketika mereka tiba di Washington, D.C. pada 16 Juli, serta tidak ada bentuk pengakuan yang dibuat oleh Barack Obama.

Kebaikan sepanjang jalan

Tetap saja, mereka bertemu dan berbicara dengan banyak orang, termasuk media, di sepanjang jalan. Bagi mereka, mereka lebih menghargai proses perjuangan daripada apa pun. Dan mereka memiliki banyak kenangan untuk dibagikan.

“Di Nevada, ada seorang petugas polisi yang mengawal kami dan melindungi kami di jalan raya, dan bahkan mengundang kami ke rumahnya,” kata Aila Verheyke, berusia 11 tahun, pengendara sepeda termuda.

Polisi tersebut bernama Kelly Bryant dari Nevada Highway Patrol. Ia sedang bertugas saat ia melihat para pemuda dalam perjalanannya.

“Suhu saat itu sekitar 35 derajat Celcius, seperti hari ini, dan mereka mengendarai sepeda sejauh bermil-mil. Saya pikir mereka mungkin ingin istirahat dan mendapatkan air dingin, dan minuman, serta mendapatkan pendingin udara untuk sementara waktu,” kata Kelly Bryant.

Tim harus bertemu keluarga polisi tersebut dan menikmati waktu istirahat yang baik.

“Keren sekali diundang ke rumah seorang polisi,” kata Aila Verheyke.

Penganiayaan yang sedang berlangsung

Setiap pengendara sepeda yang masih muda ini berlatih Falun Gong dan sangat sadar akan apa yang dilakukan oleh rekan praktisi mereka di Tiongkok di tangan rezim yang tidak menghormati kebebasan beragama. Beberapa utusan pemuda ini memiliki laporan langsung mengenai hal ini.

“Nenek Aila Verheijke disiksa sampai buta dan tuli,” membaca pernyataan dalam surat terbuka kepada Barack Obama.

Selama konferensi pers dua jam di Las Vegas, tim meningkatkan kesadaran di luar tujuan wisata populer. Jimmy Ma, berusia 15 tahun, dari Tiongkok, berbicara bahwa ibunya dipenjara selama satu setengah tahun saat ia masih balita.

“Karena ibu saya berlatih Falun Gong, ia dijebloskan ke penjara,” kata Jimmy Ma dalam bahasa Mandarin. Beberapa turis Tiongkok terlihat kaget.

“Setiap hari saya menginginkan ibu tetapi saya tidak dapat  menemukannya. Setiap hari saya bertanya kepada ayah, ‘di mana ibu?’ Namun ayah tidak pernah menjawab.

Di dalam negeri, rezim Tiongkok mengatur semua bentuk media, dan rakyat Tiongkok hanya melihat, mendengar, dan bersentuhan dengan apa yang Partai Komunis Tiongkok ingin mereka ketahui bahkan berita bohong.

Jadi, saat orang-orang Tiongkok datang ke luar negeri, mereka sangat mengejutkan dan akhirnya menyadari bahwa pemerintah Tiongkok telah membohongi mereka sepanjang waktu.

Sayangnya, masih banyak orang yang tetap berada dalam kegelapan.Mereka bersikeras berpegang teguh pada informasi sesat yang dibuat oleh media berbahasa Mandarin di luar negeri, yang sebagian besar dimanipulasi oleh Partai Komunis Tiongkok.

Dalam penganiayaan terhadap Falun Gong, Partai Komunis Tiongkok telah mengarang segala macam kebohongan untuk mengubah opini publik terhadap Falun Gong. Komunis Tiongkok menghasut rakyat Tiongkok untuk membenci Falun Gong, membuat mereka tidak peduli dengan fakta bahwa pembantaian dan pengambilan organ secara paksa terjadi di dalam negeri mereka sendiri.

Komunis Tiongkok melakukan sekitar 100 juta transplantasi organ setiap tahun, menurut mantan pejabat Kemenlu Kanada untuk Asia Pasifik David Kilgour, pengacara HAM David Matas, dan jurnalis investigasi Ethan Gutmann, yang ikut menulis Bloody Harvest-An Update, yang menyimpulkan:

“Kesimpulan akhir adalah bahwa Partai Komunis Tiongkok telah melibatkan Negara Tiongkok dalam pembunuhan massal orang-orang tak berdosa, terutama praktisi dari perangkat latihan berbasis spiritual, yaitu Falun Gong, serta orang Uighur, Tibet, dan umat Kristen terpilih, untuk dipanen organ tubuhnya untuk bisnis transplantasi organ.”

Mari kita dukung misi ini dan mengirim pesan kebebasan kepada orang-orang di seluruh penjuru dunia. (Vv/asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=4uCJcxw3lDk

FOKUS DUNIA

NEWS