oleh Zhang Ting
Pada Selasa (9/4/2019), KTT Uni Eropa – Tiongkok ke-21 diadakan di Brussels, Belgia. Laporan media menyebutkan bahwa kedua pihak sampai pada saat terakhir sebelum pertemuan puncak baru mencapai kesepakatan untuk mengeluarkan pernyataan bersama.
Pihak Tiongkok telah membuat langkah konsesi atas masalah subsidi pada industri yang dikelola pemerintah yang menjadi perhatian besar dari Uni Eropa.
Dalam kesempatan tersebut Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan Eropa wajib juga menikmati hak yang sama di Tiongkok seperti perusahaan-perusahaan Tiongkok di Eropa.
“Komisi Eropa memiliki strategi baru, kami akan menjelaskan bahwa di Eropa, kami mendesak pemerintah Tiongkok untuk memberikan hak yang sama kepada perusahaan Eropa di Tiongkok,” kata Juncker beberapa saat sebelum bertemu dengan Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang.
KTT kali ini bertujuan untuk menyelesaikan perbedaan yang terus meningkat akhir-akhir ini antara Eropa dengan Tiongkok.
Uni Eropa percaya bahwa Tiongkok belum memenuhi komitmennya untuk mendukung perdagangan bebas dan globalisasi, dan belum membentuk hubungan perdagangan timbal balik dengan Uni Eropa.
UE menekankan bahwa Tiongkok harus membuka pasarnya untuk perusahaan-perusahaan Eropa, seperti halnya pasar Eropa yang terbuka untuk perusahaan-perusahaan Tiongkok. Uni Eropa juga mendesak Tiongkok untuk menghentikan transfer teknologi paksa dan subsidi industri yang dipimpin oleh pemerintah Tiongkok.
Hampir sebulan sebelum KTT tersebut, Komisi Eropa bersama Perwakilan Tinggi untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Eropa mengumumkan ‘Prospek Strategis EU – Tiongkok (UE-China Strategic Outlook) yang berisikan 10 poin tindakan nyata, dan menempatkan Tiongkok sebagai pesaing institusional.
Para pemimpin Uni Eropa juga menyerukan kepada negara anggota untuk bersikap lebih keras terhadap komunis Tiongkok.
Presiden Dewan Eropa Donald Tusk, Presiden Komisi Eropa Juncker dan Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang bersama-sama mengumumkan pernyataan bersama usai KTT Uni Eropa – Tiongkok pada hari Selasa.
Tiongkok mengalah di menit-menit terakhir sehingga pernyataan bersama terlaksana
Menjelang KTT, para pejabat Uni Eropa mengungkapkan bahwa kedua pihak telah menegosiasikan draft pernyataan bersama. Para pejabat Eropa mengatakan kepada media Eropa ‘EURACTIV’ bahwa Uni Eropa masih menolak untuk menandatangani pernyataan bersama KTT Uni Eropa – Tiongkok pada malam sebelum KTT dimulai.
Kepada ‘EURACTIV’ pejabat Uni Eropa mengatakan bahwa kedua belah pihak mencapai kesepakatan tentang pernyataan bersama. Ini setelah Beijing mengambil langkah konsesi pada menit terakhir yang memperkuat tatanan internasional berbasis aturan yang telah ditetapkan, dan menyelesaikan masalah subsidi industri yang dikelola pemerintah.
Media itu mengutip ucapan dari sumber yang dapat dipercaya melaporkan bahwa pihak Tiongkok juga bersiap untuk mengakui untuk pertama kalinya tentang adanya masalah transfer teknologi paksa.
“Tiongkok sangat mengharapkan adanya pernyataan bersama,” kata seorang pejabat Eropa.
‘EURACTIV’ menyebutkan bahwa dalam menanggapi masalah subsidi industri yang sebelumnya dipersengketakan antara Uni Eropa dengan Tiongkok. Kedua belah pihak sepakat untuk meningkatkan diskusi dalam mengimplementasikan aturan internasional tentang subsidi industri. Uni Eropa selama ini menuduh komunis Tiongkok memberikan subsidi industri kepada perusahaan milik negara, sehingga menimbulkan persaingan yang tidak adil.
Selain itu, media ‘Bloomberg’ yang mengutip ungkapan dari seorang pejabat yang meminta namanya tidak disebutkan memberitakan bahwa, setelah pihak Tiongkok membuat konsesi mengenai masalah subsidi industri, kedua belah pihak telah dapat mencapai kesepakatan tentang rancangan komunike bersama.
Bagian dari pernyataan bersama
Dalam hal mengenai perdagangan adil sebagaimana yang ditekankan oleh Uni Eropa, pernyataan bersama tersebut menyebutkan : Kedua belah pihak berkomitmen untuk membangun hubungan ekonomi dan perdagangan berdasarkan keterbukaan, non-diskriminatif dan persaingan yang adil, untuk memastikan adanya lingkungan yang adil dan kompetitif, transparan dan didasarkan pada kepentingan bersama.
Mengenai akses ke pasar Tiongkok pernyataan itu berbunyi : Akan secara signifikan meningkatkan peraturan untuk akses ke pasar Tiongkok, menghilangkan persyaratan dan praktik diskriminatif yang mempengaruhi investor asing, membangun kerangka kerja perlindungan investasi yang seimbang, dan memasukkan ketentuan-ketentuan tentang investasi dan pembangunan yang berkelanjutan.
Pernyataan juga menekankan perlunya memberikan akses pasar yang lebih luas dan lebih nyaman dan non-diskriminatif. Dalam pandangan ini, Uni Eropa dan Tiongkok akan mengintensifkan upaya untuk mencari solusi yang dapat disepakati bersama dalam mengatasi serangkaian hambatan utama yang telah teridentifikasi oleh kedua belah pihak. Dan masalah ini akan dilaporkan pada KTT Uni Eropa – Tiongkok berikutnya.
Pernyataan menyebutkan : Kedua belah pihak sepakat untuk membangun mekanisme politik untuk terus memantau kemajuan negosiasi dan melaporkan kemajuan yang telah dicapai kepada pimpinan masing-masing pada akhir tahun.
Menanggapi masalah transfer teknologi paksa yang dituduhkan Uni Eropa, pernyataan itu menyebutkan:
“Kedua belah pihak sepakat bahwa seharusnya tidak ada transfer teknologi paksa. Kedua pihak mendukung hasil kerja Komisi PBB tentang Hukum Perdagangan Internasional yang menyangkut reformasi mekanisme penyelesaian sengketa investasi. Berjanji untuk mendukung dan berpartisipasi dalam prosesnya.”
Menanggapi kebijakan subsidi industri yang dilakukan Tiongkok, kedua belah pihak sepakat dalam pernyataan untuk meningkatkan diskusi demi mengimplementasikan aturan internasional tentang subsidi industri.
Pernyataan bersama itu juga menyebutkan bahwa Uni Eropa dan Tiongkok menegaskan kembali untuk menghormati norma-norma dasar hukum internasional dan hubungan internasional dengan PBB sebagai intinya. Kedua belah pihak berkomitmen untuk menegakkan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan hukum internasional, serta ketiga pilar PBB : perdamaian dan keamanan, pembangunan dan hak asasi manusia.
Jelang KTT, Uni Eropa dan Tiongkok masing-masing Berusaha Mempertahankan Pendiriannya
Jelang KTT, Uni Eropa untuk pertama kali merumuskan draft pernyataan bersama dan menunggu persetujuan pihak Tiongkok.
Reuters mengutip ucapan pejabat Uni Eropa melaporkan bahwa setelah rancangan itu disampaikan kepada delegasi Tiongkok, cukup banyak konten yang mereka hapus maupun merevisi, yang mengarah pada kemungkinan KTT Uni Eropa – Tiongkok pada 9 April ini tidak mengeluarkan pernyataan bersama.
Seorang pejabat Uni Eropa mengatakan bahwa utusan khusus negara-negara UE termasuk Inggris, Jerman dan Prancis menegaskan bahwa mereka tidak akan menyetujui isi komunike bersama yang direvisi pihak Tiongkok.
“Kami bermaksud memperjelas kerjasama dengan Tiongkok yang bagaimana yang kita inginkan, bukan hanya untuk menerbitkan dokumen yang tidak berarti,” kata seorang diplomat senior Uni Eropa.
Seorang sumber dari Uni Eropa mengatakan bahwa Presiden Dewan Eropa Donald Tusk menyarankan untuk menolak pernyataan bersama yang telah revisi pihak Tiongkok. Tampaknya komunis Tiongkok tidak berniat memenuhi keinginan Uni Eropa untuk membuka pasarnya, juga tidak secara serius berkomitmen pada reformasi peraturan perdagangan global.
Seorang pejabat Uni Eropa lainnya mengatakan bahwa jika Beijing tidak mengubah sikapnya, tidak akan ada pernyataan bersama.
‘EURACTIV’ melaporkan bahwa Beijing mengeluarkan draft pernyataan bersama baru untuk Uni Eropa pada Sabtu, Minggu dan Senin malam sebelum pertemuan puncak untuk mempersempit perbedaan.
Pihak Tiongkok telah membuat beberapa perbaikan dalam dua masalah pelik yakni akses pasar dan transfer teknologi paksa. Namun, para pejabat Uni Eropa mengakui bahwa pernyataan itu belum menerapkan mekanisme penegakan hukum untuk menyelesaikan masalah transfer teknologi paksa.
Pada Selasa lalu, Tiongkok membuat konsesi lebih lanjut pada menit terakhir, sehingga komunike bersama dapat dikeluarkan pada saat penutupan KTT. (Sin/asr)
Video Rekomendasi :
https://www.youtube.com/watch?v=RzHBEmPBL6o