oleh Xu Jian
Perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok telah berlangsung lebih dari setahun. Untuk menghindari kenaikan tarif bersama, kedua negara telah mengurangi impor komoditas tertentu.
Analisis para ekonom berpendapat bahwa di bawah tren perubahan besar dalam perdagangan internasional. Beberapa negara justru diuntungkan oleh perang dagang dari dua negara dengan ekonomi terbesar dunia ini.
CNBC melaporkan bahwa laporan ekonom Nomura Securities Co., Jepang pada 3 Juni menunjukkan bahwa di bawah tekanan tarif, pengusaha Amerika Serikat dan Tiongkok beralih mengimpor barang dari negara lain yang dengan tarif rendah dan membeli produk substitusi dari negara yang bukan target tarif.
Sejauh ini, Vietnam telah menjadi negara penerima manfaat terbesar dari pengalihan perdagangan internasional. Diperkirakan produk domestik brutonya dapat meningkat sebesar 7,9%.
Ekonom di Nomura Securities menulis dalam laporannya : Dengan meningkatnya tarif antara Amerika Serikat dengan Tiongkok, biaya produk impor kedua negara tersebut juga otomatis ikut meningkat.
“Beberapa eksportir di AS dan Tiongkok mungkin bersedia mengurangi keuntungan dengan membayar biaya tarif tambahan. Beberapa perusahaan multinasional dapat memilih untuk mengembalikan produksi ke negara asal mereka, tetapi informasi perdagangan menunjukkan bahwa seiring berjalannya waktu, praktik terbesar importir adalah mengalihkan pembelian dari negara lain yang tidak terkena kenaikan tarif.”
Pada 10 Mei, Amerika Serikat secara resmi meningkatkan tarif impor atas komoditas Tiongkok senilai USD. 250 miliar dari 10% menjadi 25%. Saat ini sedang mempersiapkan kenaikan tarif untuk komoditas Tiongkok lainnya senilai USD. 300 miliar. Beijing juga telah menaikkan tarif impor atas komoditas AS senilai puluhan miliar dolar AS sebagai balasan.
Laporan menunjukkan, selain Vietnam, negara penerima manfaat utama lainnya dari perang dagang ini adalah Taiwan, Chili, Malaysia dan Argentina.
Menurut Nomura Securities, Vietnam dan Taiwan terutama diuntungkan oleh peningkatan ekspor ke Amerika Serikat. Sementara Chili, Malaysia dan Argentina diuntungkan oleh peningkatan ekspor ke Tiongkok.
Menurut laporan itu, perusahaan-perusahaan AS mencari sumber ekspor untuk produk-produk berikut : Perangkat elektronik untuk telepon, suku cadang untuk mesin kantor, mesin pengolah data otomatis, furnitur dan barang perjalanan. Sedangkan Tiongkok mencari : kedelai, pesawat terbang, biji-bijian dan kapas.
Berikut ini negara yang produk ekspornya meningkat :
Vietnam : Aksesori ponsel, furnitur, mesin pengolah data otomatis
Taiwan : Aksesori mesin tik, mesin kantor, aksesori ponsel
Chili : Bijih tembaga, kedelai
Malaysia : Sirkuit terpadu elektronik, perangkat semikonduktor
Argentina : Kedelai
(Sin/asr)