ETIndonesia – Forum hak asasi manusia utama Eropa, Konsil Eropa menyetujui penerimaan kembali Rusia pada 25 Juni 2019. Penerimaan kembali ini menyusul dibatalkannya sanksi internasional yang diberlakukan terkait aneksasi Krimea (Ukraina) oleh Rusia pada tahun 2014. Konsil Eropa mengabaikan protes yang disampaikan Ukraina dan Georgia.
Keputusan itu, yang didukung oleh Perancis dan Jerman sebagai cara menjaga komunikasi tetap terbuka pada saat ketegangan Timur-Barat. Mereka berdalih ini adalah dorongan diplomatik untuk Rusia, yang telah menghabiskan miliaran dolar untuk mengintegrasikan Krimea tetapi gagal untuk mendapatkan pengakuan Barat atas aneksasi Krimea dari Ukraina.
Majelis Konsil Eropa memberikan suara menerima kembali Rusia dengan 118 suara, melawan 62 suara menolak Rusia kembali. Dengan demikian, mereka mengembalikan hak suara Rusia yang ditangguhkan sejak tahun 2014.
Konsil Eropa adalah penjaga Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia. Dewan antar negara ini juga berwenang membentuk Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa di Strasbourg.
Perdana Menteri Ukraina yang pro-Barat, Volodymyr Groysman, menulis di Twitter bahwa kebijakan konsil itu telah menunjukkan ‘penghinaan terhadap hukum internasional’. Dia menegaskan bahwa Kiev menarik duta besarnya untuk Konsil guna kepentingan konsultasi.
Presiden Volodymyr Zelenskiy mengatakan dia frustrasi setelah mengangkat masalah itu minggu lalu dengan Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Sekitar 30 anggota parlemen dari Ukraina, Georgia, dan negara-negara Baltik melakukan protes dengan menentang kredibilitas delegasi Rusia. Protes 30 negara ini secara resmi menunda pemulihan hak-hak Moskow sampai pemungutan suara lainnya segera digelar, dimana kredensial ini diharapkan akan disahkan.
Uni Eropa terus menentang aneksasi Krimea oleh Rusia. UE bulan ini memperbarui sanksi ekonomi terhadap Rusia untuk satu tahun kedepan.
Rusia dilucuti dari hak pilihnya di Dewan HAM Eropa pada tahun 2014. Rusia kemudian memboikot majelis itu sejak 2016, sekaligus menolak untuk membayar iuran.
Barat pun menuduh Moskow melakukan operasi rahasia untuk mencoba melemahkan demokrasi.
Diplomat Eropa mengatakan bagian dari alasan untuk mendukung kembalinya Rusia adalah alasan ekonomi. Sebab kepergian Moskow menyisakan lubang anggaran hingga 90 juta euro (102 juta dolar AS) dalam anggaran Konsil Eropa, sekitar 7 persen dari anggaran Dewan HAM Eropa tersebut. (Reuters/The Epoch Times/waa)
Video Pilihan :
Simak Juga :