ETIndonesia — Puluhan ribu warga Puerto Rico tumpah di jalan raya Senin, 22 Juli 2019, waktu setempat. Mereka mengibarkan bendera negara, melantunkan lagu kebangsaan, dan membenturkan panci dan wajan.
Mereka menuntut pengunduran diri Gubernur Ricardo Rosselló dalam krisis yang dipicu oleh bocornya pesan cabul. Pesan yang bocor berisi dugaan obrolan antara dia dan penasehatnya.
Demonstrasi tersebut tampaknya menjadi protes terbesar di pulau itu dalam hampir dua dekade.
“Akhirnya, topeng pemerintah telah jatuh,” kata Jannice Rivera, seorang insinyur mekanik berusia 43 tahun yang tinggal di Houston, tetapi lahir dan dibesarkan di Puerto Rico. Dia pulang kampung naik pesawat terbang untuk bergabung dengan aksi unjuk rasa.
Demonstran berbaris di jalan raya Las Americas menuntut pengunduran diri gubernur Ricardo Rossello, di San Juan, Puerto Riko, pada 22 Juli 2019. (Foto : Carlos Giusti/AP Photo/The Epoch Times)
Protes itu terjadi 10 hari setelah bocornya 889 halaman obrolan online di mana Rossello dan beberapa pembantunya menghina perempuan dan mengejek konstituen, termasuk korban Badai Maria.
Kebocoran ini telah meningkatkan kemarahan rakyat yang lama membara di wilayah AS tersebut, atas korupsi yang terus-menerus dan salah kelola oleh dua partai politik utama di pulau itu. Krisis utang yang parah, ekonomi yang buruk, dan pemulihan lambat pasca Badai Maria, yang menghancurkan Puerto Rico pada September 2017.
“Orang-orang terbangun setelah begitu banyak kemarahan. Masih ada orang tanpa atap, dan jalan raya tanpa lampu. Obrolan itu adalah puncak gunung es,” kata pensiunan perawat, Benedicta Villegas yang berusia 69 tahun.
Kerumunan massa melonjak di sepanjang Expressway Amerika meskipun suhu panas berhembus. Bahkan remaja dan anak-anak turut serta menemani orang dewasa yang mandi keringat. Mereka tersenyum ketika melambaikan bendera Puerto Rico, dan simbol-simbol negara otonom, yang besar dan kecil.
“Ini untuk menunjukkan bahwa orang-orang menghargai diri mereka sendiri,” kata Ana Carrasquillo, 26 tahun. “Mereka telah melakukan korupsi selama bertahun-tahun.”
Dalam sebuah wawancara Senin dengan Fox News, Rosselló mengatakan bahwa dia tidak akan mengundurkan diri dan bahwa dia fokus pada penanggulangan korupsi dan membantu pulau itu pulih dari dampak Badai Maria.
“Saya akan menebus kesalahan. Saya sudah meminta maaf untuk semua komentar yang saya buat di obrolan (yang bocor).”
Pada hari Minggu malam, Rosselló, seorang Demokrat, berusaha untuk menenangkan kerusuhan dengan berjanji tidak akan mencalonkan diri kembali pada tahun 2020, atau melanjutkan sebagai ketua Partai Progresif Baru yang pro-kenegara-an. Sikap itu semakin membuat marah pengkritiknya, yang telah melakukan demonstrasi jalanan selama lebih dari seminggu.
“Orang-orang tidak akan pergi,” kata Johanna Soto, dari kota Carolina. “Itu yang dia harapkan, tapi kami kalah jumlah.”
Ditanya siapa yang menasihati Rossello untuk tetap menjabat, menteri urusan publik Rosselló, Anthony Maceira, mengatakan gubernur berbicara dan meminta nasehat dari keluarganya. Ayah Rossell, Pedro, adalah gubernur dari tahun 1993 hingga 2001.
Surat kabar terbesar di wilayah ini dengan oplah lebih dari 3 juta pembaca warga Amerika, El Nuevo Dia, menambah tekanan dengan tajuk utama halaman depan, “Gubernur, sudah waktunya untuk mendengarkan rakyat: Anda harus mengundurkan diri.”
Ditanya apakah gubernur harus mundur, Presiden AS, Donald Trump mengatakan bahwa Rosselló adalah gubernur ‘mengerikan’. Dia juga menegaskan bahwa uang bantuan badai yang dikirim ke Puerto Riko telah ‘dihambur-hamburkan, terbuang, dan dicuri’.
“Kepemimpinan puncak pulau itu sama sekali, sangat tidak kompeten,” ujar Trump.
Demonstrasi tersebut merupakan gerakan protes terbesar di pulau itu sejak rakyat Puerto Rico berunjuk rasa untuk mengakhiri pelatihan Angkatan Laut AS di pulau Vieques lebih dari 15 tahun yang lalu.
Senin adalah hari ke 10 protes berturut-turut, dan lebih banyak lagi rakyat yang diprediksi akan turun ke jalan pada pekan ini. Mal terbesar di pulau itu, Plaza de las Américas, ditutup menjelang protes, seperti halnya puluhan pusat bisnis lainnya. Pergolakan itu juga mendorong sedikitnya empat kapal pesiar membatalkan kunjungan ke Puerto Riko.
Krisis telah menimbulkan kekhawatiran tentang dampak pada ekonomi yang sudah rapuh.
Puerto Rico sedang berjuang untuk merestrukturisasi bagian dari 70 miliar dolar AS utang di bawah pengawasan Bank Sentral AS, dan berurusan dengan resesi 13 tahun melalui penutupan sekolah, pengurangan dalam pemeliharaan infrastruktur dan langkah-langkah penghematan lainnya.
Pada saat yang sama, pulau itu sedang mencoba untuk membangun kembali dari kehancuran badai Maria, yang menyebabkan kerusakan senilai lebih dari 100 miliar dolar AS, yang melemparkan Puerto Rico ke dalam pemadaman listrik selama setahun, dan menyebabkan ribuan orang tewas. Sebagian besar dari mereka menyerah akibat panas terik.
Rakyat pulau itu juga menyaksikan serangkaian penangkapan pejabat Puerto Rico baru-baru ini atas tuduhan korupsi. Mereka yang ditangkap termasuk mantan menteri pendidikan. (THE ASSOCIATED PRESS/The Epoch Times/waa)
Video Pilihan :
Simak Juga :