Kasus 39 mayat yang ditemukan di dalam kontainer pendingin di Inggris terus menarik perhatian dunia. Korban tewas yang awalnya dikira adalah warga negara Tiongkok, sekarang beredar kabar bahwa banyak dari korban tewas adalah orang Vietnam. Sejumlah orang mungkin menggunakan paspor Tiongkok palsu. Media Inggris mengungkapkan bahwa banyak sidik jari berdarah ditemukan di bagian dalam pintu kontainer tersebut. Korban semasa hidup mungkin berusaha melarikan diri di saat-saat putus asa dalam hidupnya, tetapi gagal.
Berikut berita selengkapnya.
Menurut “Daily Mail” Inggris, narasumber mengatakan bahwa setidaknya enam korban tewas yang diduga orang Vietnam itu dalam keadaan nyaris telanjang atau mengenakan pakaian yang sangat minim saat ditemukan dalam kontainer pendingin.
Terbetik berita, bahwa semua migran Vietnam yang tewas itu berasal dari Can Loc, Vietnam utara. Polisi menduga para korban menggedor pintu kontainer untuk meminta bantuan sebelum akhirnya ditemukan telah menjadi mayat.
Dilansir dari Mirror pada Jum’at malam 25 Oktober 2019, mengutip narasumber mengatakan: “Ketika pintu dibuka, saksi mata pertama terkejut melihat puluhan mayat bertumpuk di atas satu sama lain. Mayat yang paling dekat dengan pintu kondisinya memprihatinkan dan telah mengalami rigor mortis atau “kaku mayat”. Sidik jari berdarah ditemukan sepanjang bagian dalam pintu kontainer.”
Melansir laman “the Guardian” Inggris, beberapa keluarga korban asal Vietnam mengatakan bahwa keluarga mereka lebih dulu ke Tiongkok kemudian ke Eropa, dan tujuan akhirnya adalah Inggris. Para keluarga korban ini mengatakan mereka kehilangan kontak dengan orang-orang yang mereka cintai sejak Rabu pagi 23 Oktober 2019.
Polisi sejauh ini telah menangkap empat orang tersangka, termasuk Mo Robinson yang berusia 25 tahun, sopir asal Irlandia Utara. Beberapa hari setelahnya, polisi di Cheshire, Inggris, menangkap seorang pria dan seorang wanita berusia sekitar 38 tahun. Mereka diduga terlibat dalam perdagangan manusia secara ilegal dan kasus pembunuhan atas 39 orang.
Sementara itu dari BBC dilaporkan, seorang pria ditangkap di Bandara Stansted karena diduga terlibat dalam pembunuhan dan berkonspirasi dalam perdagangan manusia. Pria berusia 48 tahun dari Irlandia Utara itu adalah orang keempat yang ditangkap sehubungan dengan penyelidikan kasus terkait.
Awalnya polisi Inggris meyakini korban tewas semuanya adalah warga negara Tiongkok, tetapi kemudian menemukan bahwa beberapa korban tewas diantaranya adalah orang Vietnam. The Guardian mengatakan bahwa beberapa orang Vietnam mungkin menggunakan paspor Tiongkok palsu.
Salah satu korban tewas asal Vietnam adalah Pham Tra My, usia 26 tahun. Pham diduga masih sempat mengirim pesan terakhir sekitar 3 jam sebelum mayatnya ditemukan. Hoa Nghiem dari Organisasi Hak Asasi Manusia di Vietnam mengatakan kepada Reuters bahwa Pham Tra My lebih dulu ke Tiongkok dan berencana menuju ke Inggris melalui Prancis. Organisasi tersebut menerima banyak informasi tentang orang-orang Vietnam yang tewas dalam kontainer pendingin
Sementara itu, keluarga dari Nguyen Dinh Luong, berusia 20 tahun juga mencemaskan Nguyen Dinh Luong, salah satu dari 39 korban yang tewas.
Dari BBC dilaporkan bahwa dua orang Vietnam lainnya juga hilang, yakni seorang pria berusia 26 tahun dan seorang wanita berusia 19 tahun. Kerabatnya, terakhir ini mengatakan bahwa dia sempat menelepon ke rumah pada pukul 07.20 waktu setempat pada 22 Oktober 2019 dari Belgia. Dia mengatakan bahwa dirinya telah masuk ke dalam container dan kemudian mematikan teleponnya untuk menghindari deteksi, tetapi kemudian tidak ada kabar lagi darinya. (jon)