Dr. Wen Pinrong
Manusia hidup harus bergerak, disebut beraktivitas, terutama dalam berolahraga. Olahraga adalah pondasi untuk hidup dengan sehat. Manfaat dari berolahraga terbagi menjadi berbagai tingkatan, umumnya terbagi atas lapisan: Kulit, nadi, otot, tendon, dan tulang. Tingkat kekuatannya berbeda, dan ternyata, aktivitas fisik paling kuat dan paling besar adalah “diam”.
Seorang pemuda berusia 25 tahun, energinya membara, lulus dari sekolah guru, sempat mengajar selama setahun di sekolah dasar di pedalaman. Secara tiba-tiba merasa menjadi guru tidak menarik, lalu memutuskan berhenti dan beralih profesi menjadi pengusaha.
Pemuda ini cukup cerdas, jeli melihat kondisi dan menguasai peluang bisnis, beberapa tahun telah menjadi kaya melebihi ayahnya. Tapi orang kaya ini segera merasa bosan dengan dunia bisnis, kembali ingin menjadi guru. Tapi mengajar anak sekolah dasar terlalu melelahkan, maka ia pun kembali menempuh studi, dengan penuh semangat ia mengambil gelar doktor Pendidikan. Ibarat seekor ikan mas (ikan karper) yang berhasil melewati gerbang naga, dengan satu lompatan ia pun menjadi dosen perguruan tinggi, mengabdikan dirinya bagi anak didik. Dalam sekejap, iapun sudah berusia 60 tahun, hidup manusia sungguh pendek! Hanya beberapa kalimat saja sudah menuntaskan kisah hidup seseorang yang telah mencapai 60 tahun.
Dosen yang biasanya selalu enerjik dan bersemangat, kini tak berdaya menghadapi “usia tua”, ia pun mati-matian melawannya, oleh karena itu suka mengikuti kegiatan para pemuda, menjadi backpacker berkeliling dunia, jogging, main basket, berenang, dan panjat gunung.
Sekali bersepeda langsung mencapai 100 km, bahkan sempat pingsan karena kepanasan, lalu meminta tolong orang lain membawanya pulang. Saat berlatih semacam stretching dan menepuk bagian titik akupunktur (ilmu la jin pai da) menjadi tren, dosen itu pun tidak mau ketinggalan. Setiap hari menghabiskan waktu berjam-jam untuk ber-stretching dan bertepuk-ria, sempat giat mengikuti tren tersebut selama setengah tahun. Dikatakan makan sayur dan buah-buahan sangat baik, maka ia pun setiap pagi memakan 2 piring besar sayuran, beberapa piring buah; dibilang harus banyak minum air, dia pun minum sebotol demi sebotol. Akibatnya ia menderita Hernia. Ia sempat 2 kali dioperasi, dalam satu malam terbangun 4 kali untuk buang air kecil dan berdampak pada tidurnya. Matanya terdapat lingkaran hitam, kantung mata nampak berat, kerut di ujung mata juga bertambah, terlihat semakin menua. Istrinya melihat kondisi dosen itu, lalu memintanya berkunjung ke dokter PTT (Pengobatan Tradisional Tiongkok) untuk diterapi, dosen yang begitu yakin pada ilmu pengetahuan modern, merasa sia-sia dan tidak mau diajak berobat ke dokter PTT.
Suatu hari dosen itu mendadak terserang Tinnitus (telinga berdengung), ilmu kedokteran Barat mengatakan Tinnitus itu sulit diobati, jika tidak ditangani dengan baik bisa tuli. Ia menelan obat selama 3 bulan tanpa ada perubahan sama sekali, akhirnya terpaksa menurut saja saat dibawa datang ke klinik untuk berobat.
Tuhan sungguh Sang Pencipta Yang Maha Agung, penghantaran suara dari materi gas di luar telinga, dihantarkan ke tulang tengah telinga, sampai ke cairan di dalam telinga, gelombang suara ditransformasikan menjadi impuls syaraf, lalu dengan syaraf koklea dihantarkan ke otak besar dan timbul reaksi pendengaran, untuk mendengar suatu bunyi saja harus melalui proses rekayasa yang begitu maha rumit.
Dengung telinga atau Tinnitus adalah pengeluaran listrik abnormal pada sistem syaraf pusat pendengaran otak besar. Selain itu getah telinga bagian dalam lantaran mengalami sirkulasi tidak normal, sehingga menyebabkan pemancaran sinyal yang tidak normal, juga dapat menyebabkan telinga berdengung atau Tinnitus.
Masalah di telinga, terutama melalui meridian Sanjiao, Dan (kantung empedu) dan Xiaochang (usus kecil). Sementara ginjal memiliki titik bukaan di telinga, maka telinga terkait dengan ginjal, pengamatan klinis membuktikan telinga erat kaitannya dengan sistem usus dan lambung.
Penanganan akupunktur: Untuk membuka titik akupunktur telinga, tusuk Ermen menembus titik Tinggong dan Tinghui, atau ketiga titik tersebut secara bergantian; untuk melancarkan sirkulasi sekitar telinga, tusuk titik Yifeng, Fengchi, Hegu, Zhongzhu, Jiaosun menembus titik Qubin bergiliran; “Limpa tidak kuat membuat 9 titik bukaan yang tidak lancar.” Untuk menyehatkan limpa dan mengaktifkan kelembaban, mengaktifkan siklus kapiler darah pada getah bening di koklea telinga dalam, tusuk titik Zusanli, Sanyinjiao, dan Hegu; memperkuat ginjal agar dapat mengalirkan keatas, mengaktifkan kadar oksigen dan nutrisi dari sel rambut di dalam telinga, tusuk titik Qihai, Guanyuan, Qiangjian menembus titik Naohu dengan tiga jarum berjejer.
Instruksi melakukan senam telinga: Pijat lingkar telinga (lingkaran tulang rawan bengkok pada tepi telinga) 9 kali, masukkan jari telunjuk ke dalam liang telinga, diputar ke kiri dan ke kanan sebanyak 9 kali, lalu dicabut dengan cepat. Remas dan tarik daun telinga 9 kali. Ibu jari ditempatkan di belakang/punggung telinga, jari telunjuk di dalam telinga, lakukan gerakan memijat sebanyak 9 kali. Ke-4 jari tangan (tanpa ibu jari) diletakkan di tulang tengkuk di belakang telinga, telapak tangan menekan liang telinga, ditekan lalu dilepas sebanyak 9 kali. Jari telunjuk dan jari tengah ditumpuk di atas tulang tengkuk, jari telunjuk mengetuk-ngetuk titk Fengchi sebanyak 9 kali, lalu buka mulut dan hembuskan nafas kuat-kuat.
Setelah semuanya dilakukan, minum beberapa teguk air hangat. Banyak makan sayur yang kosong di bagian tengahnya, seperti daun bawang dan akar teratai. Sari daun bawang diteteskan 2 tetes ke dalam liang telinga, setiap hari sekali. Bunga Krisan dan Rehmannia (1:2) direndam dengan arak dan diminum. Jangan minum es atau minuman dingin. Bila menggunakan earphone jangan lebih dari 1 jam, dalam 1 jam pemakaian, bakteri di dalam telinga dapat meningkat sampai 700 kali lipat.
Terakhir saya tutup dengan nasihat tulus, “Pak Dosen, jangan takut tua, ‘jika Anda tidak terluka, hidup pun tidak akan bermasalah’. Yang penting perhatikan suasana hati. Anda sejak kecil telah dibelenggu dengan berbagai konsep, melewati hari di dalam denyut nadi ayah ibu, teman dan kerabat, juga masyarakat. Utilitarianisme yang begitu kental, segala hal menuntut efektivitas dan hasil. Diri yang sejati/sebenarnya, diri Anda, telah ditenggelamkan oleh berbagai teori dan argumen. Coba ingat kembali betapa seumur hidup Anda begitu bercorak, sebenarnya Anda telah diperbudak, hidup yang Anda lalui bukanlah hidup Anda sendiri dan Anda tidak menyadari hal itu!”
Setelah mendengar kata-kata itu si dosen membelalakkan mata, entah karena tersadar dari mimpinya, atau karena tidak nyaman mendengarkan kata-kata saya!
Kadang kala peluang untuk mengobati hanya ada sekali, mungkin setelah pengobatan kali ini, arogansi dan prasangka seorang intelek senior yang melekat pada dirinya, bisa saja membuatnya tidak kembali berobat lagi! Tapi saya berpikir menolong dosen ini mungkin dapat mendidik ratusan bahkan ribuan orang.
Maka saya pun memberanikan diri berkata, “Anda menjadikan olahraga sebagai profesi, menekankan efektivitas, berjalan berapa langkah pun harus Anda hitung, berapa menit berolahraga Anda hitung, kapasitas paru-paru dan rasio pernafasan pun Anda hitung. Olahraga pun berubah menjadi tekanan, dan berolahraga jikalau tidak sampai keringat membasahi sekujur tubuh baru boleh berhenti. Padahal aktivitas berolahraga tingkat tertinggi dalam menjaga tubuh adalah sedikit keringat. Berkeringat berlebihan dapat melukai hawa Qi (baca: chi, red.) pada jantung. Olahraga harus sesuai dengan porsi, bukan semakin banyak semakin baik.
Setelah berolahraga seharusnya terasa sekujur tubuh nyaman, dan bukannya letih tak karuan. Berolahraga bukan di dalam ruangan, seharusnya di luar ruangan, kedua telapak kaki menginjak bumi menyerap hawa bumi, ubun-ubun menghadap ke langit menyerap hawa langit, ini yang disebut tanah dipijak langit disundul (Ding Tian Li Di), dengan demikian baru dapat saling terhubung dan beresonansi bersama dengan hawa dan energi alam semesta.” Pak Dosen langsung bertanya, “Prinsip apakah itu? Saya tidak pernah mendengarnya!”
“Olahraga tingkat tertinggi adalah diam, olahraga pada umumnya hanya mengalirkan hawa Qi di bawah kulit, hawa Qi menembus otot-otot, tidak sampai menggerakkan organ dalam dan bagian mikro jaringan organ. Hanya di dalam diam, semua sel baru akan menjadi aktif, pada saat itu sistem organ (dimana bersemayam: roh-kesadaran-niat-jiwa-tekad / hún shén yì pò zhì 魂神意魄志) secara bersamaan akan mengambil nutrisi dari alam semesta melalui meridian, frekuensi langit dan manusia berinteraksi, kekuatan dari aliran energi itu dapat menembus bagian mikro setiap sel, tidak ada yang tidak terjangkau, tidak ada yang terlewatkan.
Olahraga seperti ini dapat mengubah energi sel, selain orang akan terlihat lebih muda, juga dapat menahan serangan penyakit dengan intensitas rendah, maka diam adalah aktivitas gerak yang paling kuat. Dan diam sampai pada tingkat kedalaman tertentu, dapat melangkah keluar dari dimensi waktu ini, segala hal yang terkekang oleh waktu akan berhenti, seperti metabolisme dan penuaan, itu sebabnya, orang yang sering bermeditasi, akan terlihat lebih muda, bugar dan sehat.
Sebenarnya ‘air tidak membersihkan air, debu tidak mengotori debu’. Filsuf di zaman Tiongkok kuno, Zhuang Zi mengatakan ‘Diam bisa menyembuhkan penyakit, memijat dapat menunda penuaan, hening dapat meredam ketakutan.’
Spirit menjaga di dalam, di dalam ketenangan, akan lebih mudah memahami makna sebenarnya kehidupan manusia.” Perkataan itu saya tutup dengan entengnya.
Mendengar itu sorot mata si dosen terlihat bersinar, ia berdiri dan memberi hormat pada saya dan berkata :
“Dokter, Anda telah menjungkirbalikkan jalan pikiran saya, terima kasih!” Anehnya penyakit telinganya segera terjadi perubahan cepat, hanya terkadang masih ada suara dengung lemah. Bukankah pikiran adalah obat yang paling ampuh? Istrinya dengan gembira mengatakan bahwa sang suami yang biasanya tak bisa diam bagaikan macan tutul, akhirnya mulai bisa tenang, dan mencoba menjalani kehidupan spiritual! (SUD/WHS)
FOTO : Dr. Li Youfu, seorang pakar wushu dan dokter PTT terkenal yang berdomisili di Amerika Serikat, sedang bermeditasi. (Lin Po Tung)