Kisah Tujuh Pemuda Tidur di Gua Selama Ratusan Tahun dan Menembus Lorong Waktu

Secretchina.com

Dalam sejarah Barat, ada kisah tentang “tujuh pemuda kudus” Kristen. Ini merujuk pada kisah tujuh pemuda Kristen di kota kuno Efesus, Turki. Di “The Golden Legend/Legenda Emas” dan “Martyrologi Romawi” terdapat kisah tentang “Tujuh pemuda kudus” di gua Efesus.

Tujuh Pemuda Dari Efesus adalah Maksimilianus, Jamblikus, Martinianus, Yohanes, Dionisius, Eksakustodianus (Konstantin), dan Antoninus, hidup di abad ke-3 Masehi. St. Maksimilianus adalah putra dari administratur kota Efesus, dan keenam pemuda lainnya adalah anak-anak dari warga kota Efesus yang terpandang. Ketujuh pemuda itu telah bersahabat sejak kecil, dan mereka semua melayani bersama sebagai tentara militer.

Alkisah sekitar tahun 250 M, Kaisar Romawi Decius melakukan penganiayaan dan penindasan terhadap umat Kristiani. Ketujuh pemuda itu bersembunyi di sebuah gua di luar kota Efesus untuk menghindari pembunuhan. Kaisar memerintahkan untuk menutup gua tersebut, yang ketika itu mereka sedang tertidur pulas di gua.

Dua ratus tahun kemudian, di era Theodosius II, agama Kristen telah meraih kemenangan. Tak lama kemudian, para penjaga romawi yang sedang bertugas menemukan 7 pemuda yang sedang tertidur pulas di dalam gua tersebut. Saat bangun, mereka mengira hanya tidur satu hari. 

Ketika mereka keluar dari gua, mereka terkejut melihat sudah ada gereja di kota itu, dan agama Kristen telah menjadi agama negara Kekaisaran Romawi. Uskup Stevanus dari Efesus (448-451) menemui tujuh pemuda kudus dan segera mengumumkan mukjizat ini kepada dunia.

Kemudian, kaisar Romawi secara langsung ke Efesus dan setelah menyaksikan mukjizat tersebut. Kemudian para pemuda kudus ini kembali tertidur di dalam gua, mereka menutup lubang gua itu dan membangun sebuah altar suci di luar gua.

Legenda itu telah menyebar ke Inggris dan Prancis, dan bahkan banyak tetua Muslim juga kesana untuk melihat mukjizat itu.

Pada saat itu, dimana agar generasi berikutmya dapat menghormati Tujuh Pemuda Kudus itu di masa mendatang, penduduk setempat membangun altar di luar gua, dan memasang pipa selokan di bawah tanah. 

Orang-orang Efesus percaya bahwa ketika hari kebangkitan tiba, tujuh pemuda Kudus akan kembali keluar dari gua dan bersama dengan para jemaatnya menyambut Raja segala Raja.

Namun, setelah perang, kota kuno Efesus dan gua tujuh pemuda kudus berubah menjadi puing-puing dalam kecamuk perang kala itu. Orang-orang menghancurkan membuka lubang gua dan sarkofagus yakni suatu tempat untuk menyimpan jenazah. Akan tetapi mereka tidak menemukan benda berharga. 

Setelah gua itu dihancurkan, beberapa peziarah suci yang mengunjungi tempat itu tak menyangka menemukan tujuh pemuda kudus itu masih tertidur pulas di dalam gua.

Pada tahun 1927, arkeolog Turki menggali tempat suci Kristen itu di Gunung Pion dekat Efesus. Sekarang, gua tempat tujuh pemuda kudus itu ditutup, tapi peziarah dapat masuk melalui sepanjang jalan gunung yang curam.

Sementara para jemaat Kristen percaya bahwa tujuh pemuda kudus tersebut tidak meninggalkan tanah itu. Mereka sering terlihat di sana, menyelamatkan orang-orang yang berjodoh. Disarankan agar pengunjung tidak menggunakan lampu kilat, tetap tenang dan tidak berteriak-teriak.

Banyak kisah ajaib dalam agama, mencerahkan hati nurani dan pikiran baik manusia, itu adalah rahmat dan wahyu Ilahi bagi umat manusia. (jon)