Wang Yixiao melaporkan dari Berlin, Jerman
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo memperingatkan, bahwa momok komunisme belum lenyap, Amerika Serikat dan Eropa harus bersatu untuk membela kebebasan.
Dia menyebut langsung ancaman dari komunis Tiongkok terhadap dunia dan mengklarifikasi bahwa rezim Komunis Tiongkok tidak sama dengan rakyat Tiongkok.
Hal demikian disampaikannya dalam pidato di Jerman yang menandai peringatan 30 tahun jatuhnya Tembok Berlin.
Pompeo menyampaikannya saat berbicara di lembaga think tank Koerber Stiftung, yang terletak di dekat Gerbang Brandenburg yang terkenal di Berlin, Jerman, pada (8/11/2019).
Dalam pidatonya, Pompeo mengatakan bahwa ketika Presiden Bush berkuasa, ada ahli yang mengatakan bahwa Tembok Berlin masih akan eksis selama 50 hingga 100 tahun lagi. Namun tidak lama kemudian, Tembok Berlin runtuh.
Dia mengatakan bahwa setelah 30 tahun runtuhnya Tembok Berlin, tidak hanya harus merayakannya, tetapi juga harus bersatu untuk mempertahankan kebebasan dan nilai-nilai demokrasi. Karena prinsip kebebasan tidak terjadi begitu saja, momok komunisme saat ini belum lenyap sepenuhnya dan ancaman komunisme masih ada.
Pompeo memperingatkan bahwa kebijakan agresif komunis Tiongkok dan Rusia akan menimbulkan ancaman. Dia menyebutkan, Komunis Tiongkok membentuk visi baru otoriterianisme. Komunis Tiongkok juga menggunakan taktik dan metode untuk menekan rakyatnya sendiri yang akan sangat akrab bagi bekas Jerman Timur.
Dia mengatakan bahwa Komunis Tiongkok mengganggu kedaulatan negara-negara tetangga, dan bahkan melecehkan dan memantau para pembangkang di Xinjiang dan Hong Kong, meskipun mereka telah mengasingkan diri ke Jerman atau negara lain.
Pompeo dengan blak-blakan mengatakan bahwa teknologi pemantauan dari komunis Tiongkok sangat mengerikan, direktur intelijen Jerman juga mengatakan bahwa Huawei tidak dapat dipercaya, Huawei adalah alat dari komunis Tiongkok
Dalam menjawab pertanyaan awak media, Pompeo dengan jelas menyebutkan bahwa Amerika Serikat menargetkan rezim Komunis Tiongkok, bukan rakyat Tiongkok, merujuk pada kekuasaan totaliter komunis Tiongkok dan dampaknya terhadap dunia.
Mengenai masalah Hong Kong, Pompeo mengatakan bahwa Amerika Serikat telah dengan jelas menyatakan kepada pemerintah Tiongkok. Komunis Tiongkok harus mengimplementasikan komitmennya atas prinsip satu negara, dua sistem dan memungkinkan orang-orang Hong Kong untuk hidup dalam sistem yang berbeda. Ia berharap orang-orang Hong Kong tetap bertahan dalam kedamaian dan tanpa kekerasan, orang-orang yang mencintai kebebasan akan mendukung mereka dan semoga mereka mendapatkan hasil yang diharapkan.
Dia mengatakan bahwa meskipun Tembok Berlin telah runtuh, namun pemerintahan totaliter masih ada.
Bagi para penguasa totaliter, peringatan 30 tahun runtuhnya Tembok Berlin tidak layak dirayakan, tetapi lebih kepada ketakutan, mereka terus merusak tatanan dunia yang bebas dan adil dan menggunakan tatanan ini untuk mencapai tujuan mereka.
Pompeo mengimbau Jerman untuk bersatu dengan Amerika Serikat dan sekutu untuk melawan Totaliterisme/atau pemerintahan totaliter dan mempertahankan nilai-nilai kebebasan dan demokrasi. Amerika Serikat dan Jerman pernah menyelesaikan tanggung jawab historis bersama dan akan terus berdiri bersama di masa depan.
Pada 9 November 2019, adalah peringatan runtuhnya Tembok Berlin. Pada malam 30 tahun yang lalu, mantan pejabat tinggi Jerman Timur mengumumkan bahwa mereka akan segera mengizinkan warga untuk meninggalkan negara itu.
Puluhan ribu warga Berlin Timur berbondong-bondong ke pos pemeriksaan di perbatasan Berlin Barat. Polisi perbatasan yang bingung dan ditengah kekacauan itu membuka pagar pembatas di luar Tembok Berlin. Tembok Berlin seketika kehilangan fungsinya dan roboh di terjang massa. Setelah itu, rezim komunis di Jerman Timur runtuh. 11 bulan kemudian, Jerman Timur bergabung dengan Jerman Barat yang liberal dan demokratis, mewujudkan persatuan dua Jerman.
Sebagai promotor aktif kebijakan anti-komunis, kunjungan Menteri Luar Negeri AS ke Jerman pada hari peringatan bersejarah ini mengandung makna tertentu. Pompeo sangat bangga berbicara di depan Gerbang Brandenburg yang terkenal di Berlin, Jerman, karena Amerika Serikat dan Jerman pernah bekerja sama dan mengalahkan komunisme.
Kali ini ia Pompeo diundang oleh The Körber Foundation Jerman, untuk memberikan pidato sebagai episode dari rangkaian kegiatan “Dialog Kepemimpinan Global”. Presentasi diadakan di cabang The Körber Foundation, tepat di sisi Pariser Platz di depan Gerbang Brandenburg, Jerman.
Dalam pidatonya, Pompeo juga menyebutkan bahwa hubungannya dengan Jerman dimulai pada awal 1980-an, ketika dia baru berusia 20-an. Dia adalah seorang prajurit muda Amerika di Jerman dan bahkan bertugas di perbatasan Jerman Timur dan Barat. Pada saat itu, dia tidak mengerti rezim macam apa membangun tembok bertulang beton untuk mencegah orang keluar. Dia juga tidak tahu sama sekali kapan perang dingin akan berakhir.
Namun, satu hal yang pasti adalah dia harus melakukan yang terbaik untuk melawan. Dan Amerika Serikat memiliki keunggulan absolut karena bimbingan Tuhan.
Pada tahun 1987, Presiden AS Ronald Reagan memberikan pidato di sisi Gerbang Brandenburg di Berlin Barat, dan ia secara terbuka meminta Gorbachev untuk merobohkan Tembok Berlin, dan dua tahun kemudian harapannya menjadi kenyataan. (jon)