Mengapa Bahtera Nabi Nuh Tanpa Kemudi? (3)

Qin Shuntian

Pada hari itu, ketika Nuh berusia 600 tahun, di tanggal 17 bulan II, batas waktu yang dipilih Tuhan tiba. Mengikuti perintah Tuhan, Nuh pindah ke dalam bahtera bersama istrinya, tiga putra, dan tiga menantu perempuan.  

Ia membawa mereka ke dalam bahtera, beserta sejumlah burung, ternak, dan serangga, setiap jenis satu pasang, serta semua jenis makanan. Ketika semua makhluk hidup telah masuk, Tuhan menutup pintu bahtera.

Setelah tujuh hari, hujan turun dengan derasnya, selama empat puluh hari empat puluh malam, mata air di jurang pada terbuka. Jendela-jendela di langit terbuka, banjir bandang bermunculan, level air semakin pasang.

Bahtera itu ternyata telah melayang mengapung dari atas tanah, semua gunung tinggi terendam air, bahkan gunung tertinggi di dunia pun berada 7 meter di bawah permukaan air. Kecuali untuk keluarga Nuh yang beranggotakan delapan orang, semua manusia, hewan, dan tanaman yang hidup di darat mengalami kehancuran.

Air bah membanjiri selama 150 hari, dan Tuhan memerintahkan hujan untuk berhenti. Angin meniup air, dan air berangsur-angsur surut. Bahtera Nuh berlabuh di bukit tepi gunung Ararat, Turki.

Setelah beberapa hari kemudian, Nuh membuka jendela bahtera dan melepaskan seekor burung gagak, burung gagak terbang tanpa kembali.

Lalu dia melepaskan seekor burung merpati, karena air ada di mana-mana, merpati tidak dapat menemukan tempat untuk beristirahat dan terbang kembali ke bahtera.

Tujuh hari kemudian, Nuh melepaskan merpati lagi.  Pada saat senja, burung merpati itu terbang kembali dengan membawa daun zaitun. Dari situ Nuh menilai air di  bumi sudah surut.

Setahun kemudian, airnya benar-benar kering, Nuh dan keluarganya serta semua hewan keluar, dan manusia serta hewan berangsur-angsur berkembang-biak kembali di dunia.

Pasca banjir, karena hilangnya perlindungan lapisan air di permukaan bumi, mulai ada empat musim yang silih berganti.

Mengapa Bahtera Nuh tanpa kemudi?

Ditemukan dalam Alkitab bahwa bahtera yang dibuat oleh Nuh sesuai dengan rancangan Tuhan dalam hal model, bahan, dan ukurannya.

Tetapi Bahtera Nuh yang dirancang oleh Tuhan ini tidak memiliki kemudi, ini apa sebabnya?

Dari sisa-sisa Bahtera Nuh, dapat juga disaksikan bahwa di tampak depan bahtera tidak ada jendela yang terbuka. Juga tiada jendela di ruang kemudi, hanya ada skylight yang dapat ditembus oleh cahaya. Ini mengapa pula? Tanpa kemudi, bagaimana bahtera dapat dikemudikan dalam banjir?

Di hari kiamat, tidak ada jalan untuk keluar, tidak ada tempat untuk melarikan diri dalam bencana. Orang tidak perlu melihat dunia disekitarnya, hanya melihat Tuhan di langit, karena hanya ada satu jalan menuju surga, ini adalah satu-satunya jalan Tuhan.

Bahtera Nuh tidak membutuhkan kemudi, dan Tuhan memegang kendali dengan kekuatan ilahinya.

Bahtera Nuh tidak membutuhkan kemudi, ini juga wujud hati kepercayaan Nuh: Untuk berpasrah diri sepenuhnya kepada Tuhan, barulah jiwa memiliki sandaran yang sejati, maka kehidupan baru memiliki arahan, barulah manusia memiliki masa depan.

Banyak orang yang percaya pada Tuhan di zaman sekarang, menyembah dengan saleh dan beribadah. Tetapi mereka selalu hanya mengikuti arahan mereka sendiri, merencanakan begini dan begitu, khawatir ini dan itu. Sebenarnya yang ia percayai adalah dirinya sendiri. Ia bahkan mengawatirkan pengaturan Tuhan, tidak mempercayai bahwa pengaturan Tuhanlah pasti yang terbaik.

Pengaturan Tuhan jauh melebihi pengaturan manusia, dan kecerdasan manusia selamanya tidak pernah bisa memahami makna yang terkandung di baliknya.

Semua nubuat dari bangsa-bangsa di dunia berbicara tentang malapetaka yang dihadapi umat manusia saat ini. Penebusan atau kehancuran? Manusia memiliki cukup waktu untuk mendengar peringatan itu.

Pada zaman Nuh, ketika Tuhan menggunakan air bah untuk melenyapkan manusia, Ia juga mempersiapkan bahtera bagi manusia. Apakah orang-orang yang terbunuh oleh air bah di masa lalu berpikir bahwa perkataan Nuh adalah peringatan?

Jika Bahtera Nuh telah terbukti kebenarannya, ini bukan lagi pertanyaan tentang apakah Anda percaya atau tidak percaya, maka di hari ini, dapatkah Anda menemukan “bahtera” untuk melarikan diri dari bencana esok?  (SUD/WHS)