Nicole Hao – The Epochtimes
Seorang perwira senior di garnisun militer Tiongkok yang ditempatkan di Hong Kong yang dicemooh sebagai “kolonel Rolex” menyuap untuk mendapatkan pangkatnya. Informasi itu diungkap orang dalam kepada The Epoch Times edisi bahasa Mandarin.
Kolonel Wang Yanshun, kepala logistik di pasukan Pembebasan Rakyat Tiongkok garnisun Hong Kong, menghabiskan banyak uang untuk dipromosikan menjadi komandan kedua di bawah komandan garnisun Mayor Jenderal Chen Daoxiang.
Orang dalam yang membeberkan info suap Kolonel Wang Yanshun itu mengklaim keakraban pribadi Chen Daoxiang dengan Wang Yanshun.
Menurut orang dalam itu menyebutkan bahwa Wang Yanshun, yang berasal dari Provinsi Shandong, Tiongkok, bergabung dengan Tentara Pembebasan Rakyat pada tahun tahun 1987. Wang Yanshun bertugas di Batalyon Auto-Logistik Angkatan Udara Departemen Militer Beijing setelah lulus dari Universitas Logistik Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat pada tahun 1991.
Pada 9 tanggal Agustus 2019, Wang Yanshun dan Chen Yading, wakil komisaris politik garnisun, memimpin sekitar 400 tentara dari unit tersebut untuk menyumbangkan darah di Palang Merah Hong Kong. Info dilaporkan oleh HK01, sebuah kantor pro-Beijing. Itu adalah pertama kalinya Wang Yanshun tampil di depan umum di Hong Kong.
Pada tanggal 16 November 2019, Wang Yanshun memimpin sekitar 50 tentara Tentara Pembebasan Rakyat, anggota tim pasukan khusus elit, membersihkan batu bata dan barikade di jalan dekat Universitas Baptis Hong Kong di Kowloon.
Sementara para prajurit mengenakan kaus hijau zaitun dan kaus bola basket oranye, Wang Yanshun mengenakan kaus biru langit dan mengenakan arloji Rolex Oyster Perpetual Submariner Date Blue yang berantai emas putih.
Menurut Apple Daily, arloji itu seharga 259.000 HKD atau sekitar RP. 528 juta. Harga yang diberikan di situs web Rolex Amerika Serikat adalah usd 36.850.
Kemampuan Wang Yanshun untuk membeli aksesori mahal semacam itu menarik perhatian banyak netizen Tiongkok, yang mengejeknya sebagai “kolonel Rolex,” karena gaji para petugas Tentara Pembebasan Rakyat yang rendah, walaupun sebagai pejabat yang lebih tinggi. Menurut media Tiongkok, seorang seorang kolonel logistik hanya mengharapkan gaji bulanan sebesar 10.000 yuan atau sekitar Rp. 20 juta lebih.
Orang dalam mengatakan bahwa Wang Yanshun telah mengamankan posisinya melalui penyuapan, dan itu bukanlah untuk pertama kalinya ia menggunakan uang untuk mendapatkan promosi.
Misalnya, pada tahun 1999, Wang Yanshun membayar suap untuk dipromosikan menjadi komandan batalyon dari jabatan wakil komandan batalyon.
“Para pemimpin Departemen Logistik Angkatan Udara berencana untuk mempromosikan…seorang wakil komandan batalion untuk menjabat posisi tersebut,” orang dalam itu menjelaskan.
“Wang Yanshun menyuap komandan departemen dengan 80.000 yuan atau sekitar Rp. 162 juta dan menjabat posisi itu. Pada saat itu, gajinya kurang dari 2.000 yuan atau sekitar Rp. 4 juta per bulan, dan 80.000 yuan adalah jumlah uang yang sangat banyak,” kata orang dalam itu.
Berbicara mengenai tindakan Wang Yanshun baru-baru ini di Hong Kong, orang dalam mengatakan bahwa Wang Yanshun ingin dipromosikan menjadi wakil komandan garnisun dan berusaha meningkatkan kepercayaan atasannya.
“Tentu saja, Wang Yanshun akan menghabiskan sejumlah besar uang untuk menyuap jalannya ke posisi ini,” kata orang dalam itu.
Memberi suap untuk promosi telah menjadi praktik umum dalam Tentara Pembebasan Rakyat dalam beberapa dekade terakhir, yang mencerminkan tingginya tingkat korupsi di lembaga-lembaga negara dan Partai Komunis Tiongkok.
Pada tahun 2014, saat jenderal senior Tiongkok yang kini sudah meninggal, Xu Caihou sedang diselidiki, personel anti-korupsi yang dikirim untuk menyita harta haram di kediamannya seluas 2.000 are, dilaporkan menemukan ruang bawah tanah yang dipenuhi dengan kekayaan dan sekotak uang tunai. Masing-masing harta itu ditandai dengan nama-nama petugas yang telah memberi uang suap kepada Xu Caihou.
Pada tanggal 5 Maret 2015, Ming Pao, surat kabar Hong Kong melaporkan bahwa Lin Xiaochang, pendiri dan ketua Hengchang International Co. Ltd. yang berbasis di Filipina, mengatakan kepada Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok mengenai peringkat suap di antara para petugas.
Menurut Lin Xiaochang, keponakannya bekerja untuk Tentara Pembebasan Rakyat. Keponakannya itu memberitahu besaran uang suap. Untuk posisi komandan kompi, perlu memberi kepada pemimpin uang sebesar 200.000 yuan atau sekitar Rp. 407 juta. Uang 300.000 yuan atau sekitar Rp. 611 juta untuk komandan batalyon, dan 1 juta yuan atau sekitar Rp. 2 milyar lebih untuk komandan resimen. (Vv)
Seorang tentara Tiongkok bergerak di pintu masuk ke markas besar Tentara Pembebasan Rakyat Hong Kong Garrison di distrik Admiralty di Hong Kong pada 7 Oktober 2019. (NICOLAS ASFOURI / AFP via Getty Images)