ETIndonesia – Presiden Jokowi mengatakan pemerintah Indonesia sebenarnya memiliki opsi untuk mengevakuasi WNI dari Tiongkok. Sebagaimana kita ketahui, sejumlah negara-negara di dunia sudah mengevakuasi warga negaranya dari Tiongkok. Evakuasi itu dilakukan di tengah merebaknya penyebaran Novel Coronavirus Wuhan.
Seperti disiarkan oleh channel Youtube Sekretariat Presiden, Presiden Jokowi usai peninjauan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Cimahi Selatan,Rabu 29 Januari 2020, di Puskesmas Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat kembali menegaskan semuanya untuk waspada dan berhati-hati.
“Kan sudah berkali-kali saya sampaikan, yang paling penting kita waspada, hati-hati,” ujar Jokowi.
Selain itu, Presiden Jokowi menegaskan, Pemerintah memiliki opsi untuk mengevakuasi WNI yang berada di Wuhan dan 15 kota lainnya di Tiongkok. Akan tetapi kota-kota itu masih dikunci.
Jokowi juga menyampaikan, hal paling penting komunikasi antara KBRI dengan mahasiswa, dengan masyarakat yang di sana selalu terjalin dengan baik.
Lebih jauh Jokowi menyampaikan, hal paling penting mungkin dalam 4-5 hari ini urusan logistik yang akan dicarikan solusinya.
Bantuan 10.000 Masker N95 untuk WNI di Tiongkok
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyerahkan secara simbolis bantuan masker kepada Kementerian Luar Negeri pada Rabu 29 Januari 2020 di Gedung Direktorat Perlindungan WNI dan BHI, Jakarta Pusat. Bantuan tersebut diperuntukkan untuk pencegahan terhadap ancaman wabah virus Corona yang melanda wilayah Wuhan, Provinsi Hubei dan sekitarnya.
Kepala Biro Hukum, Organisasi dan Kerja sama BNPB Zaherman Muabesi menyerahkan secara simbolis kepada Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Judha Nugraha sekaligus penandatangan berita acara bantuan berupa 10.000 buah masker dengan spesifikasi N-95.
Bantuan tersebut akan dikelola oleh Kedutaan Besar Republi Indonesia (KBRI) di Tiongkok untuk selanjutnya dikirim melalui jasa pengiriman setempat.
Seperti dalam siaran pers Agus Wibowo Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB, Zaherman mengatakan bantuan ini merupakan respon cepat terhadap permintaan KBRI Tiongkok sekaligus sebagai dukungan moral Pemerintah Indonesia bagi warga negaranya yang masih berada di Hubei.
Bantuan dikirim ke Beijing dengan pesawat Garuda, berangkat dari Jakarta pukul 18.40 WIB dan diperkirakan sampai Kamis pukul 05.00 waktu setempat.
Sebelumnya bantuan telah diberikan kepada WNI melalui Kedutaan Besar Indonesia di Tiongkok sebesar Rp 133 juta. Bantuan tersebut digunakan para WNI untuk membeli kebutuhan logistik mereka. Judha Nugraha menyampaikan pemberian dukungan bagi WNI berprinsip cepat dan tepat.
Hal tersebut mengingat otoritas setempat menutup akses ke wilayah-wilayah terdampak virus Corona. Judha ingin publik dalam negeri untuk memberikan dukungan moral kepada mereka. Selain itu, upaya utama yaitu pencegahan, seperti menjaga kondisi fisik, asupan nutrisi, istirahat dan dukungan moril.
Sementara itu, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah menyampaikan bahwa masih ada 243 WNI yang masih tersebar di Tiongkok. Sebanyak 100 orang berada di Kota Wuhan sedangkan sisanya berada di kota-kota lain yang jaraknya tidak saling berdekatan.
Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Indonesia di Tiongkok selalu memonitor kondisi dan berkomunikasi dengan para WNI. Pemerintah memastikan kecukupan logistik bagi mereka yang masih berada di wilayah terdampak.
Di samping itu, Faizasyah menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia akan mematangkan pilihan untuk mengevakuasi WNI yang masih berada di Tiongkok. Pihaknya akan bekerja sama dengan kementerian/lembaga untuk pematangan misi evakuasi tersebut. Kemlu telah meminta Dubes RI di Tiongkok untuk mengkoordinasikan rencana evakuasi ini kepada otoritas setempat.
Terkait dengan kondisi mahasiswa yang berada di asrama, pihak Kemlu menyampaikan bahwa mereka mendapatkan perhatian yang serius dari manajemen asrama, seperti mendapatkan pengecekan kesehatan dari waktu ke waktu. (asr)
Video Rekomendasi :