Cathy He – The Epochtimes
Semua jalur kereta api dengan Tiongkok Daratan berhenti beroperasi sejak hari Jumat 31 Januari 2020 dengan menutup stasiun kereta kecepatan tinggi dan stasiun kereta api biasa. Hal demikian disampaikan Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam dalam konferensi pers pada hari Selasa 28 Januari 2020.
Melansir dari The Epochtimes, penerbangan ke dan dari Tiongkok Daratan dibagi dua, bus wisata lintas batas akan dikurangi, dan feri lintas batas akan dihentikan operasinya. Beijing juga berhenti mengeluarkan visa turis untuk penduduk Daratan Tiongkok. Peraturan tersebut berlaku sejak hari Kamis tengah malam 30 Januari.
Langkah-langkah itu datang di tengah seruan yang meningkat dari anggota parlemen dan pakar kesehatan setempat untuk menutup perbatasan secara menyeluruh. Korea Utara dan Mongolia juga telah melakukannya untuk mengendalikan penyebaran Coronavirus.
Menurut data resmi, virus mirip-flu yang mematikan itu menginfeksi ribuan orang dan menewaskan lebih dari seratus orang di Tiongkok Daratan. Namun demikian, banyak ahli percaya jumlah sebenarnya adalah jauh lebih besar.
Sebelumnya, pemerintah Hong Kong mengatakan, hanya melarang masuknya warga Provinsi Hubei atau warga non-Hong Kong yang mengunjungi Provinsi Hubei dalam 14 hari terakhir.
Saat ini Hong Kong memastikan ada delapan kasus novel Coronavirus.
Wilayah timur jauh Rusia juga menutup perbatasannya dengan Tiongkok hingga tanggal 7 Februari 2020, seperti dilaporkan kantor berita Tass, mengutip keterangan pemerintah daerah setempat.
Di luar Tiongkok, kasus Coronavirus dipastikan terjadi di lebih dari belasan negara di Asia dan lebih jauh, di mana Sri Lanka dan Jerman negara-negara terbaru yang terkena. Tidak ada kematian akibat Coronavirus yang dilaporkan di luar negeri.
Evakuasi
Semakin banyak negara berencana mengevakuasi warganya dari kota Wuhan di tengah Tengah, pusat penyebaran wabah.
Sebuah pesawat sewaan membawa staf konsulat Amerika Serikat meninggalkan Wuhan pada hari Rabu 29 Januari, sebagaimana diungkapkan seorang juru bicara di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Beijing.
Jepang dan Korea Selatan mengatakan pihaknya mengirim pesawat ke Wuhan minggu ini untuk mengevakuasi warganya. Perancis, Mongolia dan pemerintah lain juga merencanakan evakuasi warganya.
Namun demikian, dalam sebuah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok di Beijing pada hari Selasa 28 Januari, Kepala Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia tidak mendukung negara-negara mengevakuasi warganya dari Tiongkok, menurut sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Tiongkok.
Panel Organisasi Kesehatan Dunia yang terdiri dari 16 pakar kesehatan independen dua kali pekan lalu, menolak menyatakan wabah Coronavirus adalah darurat kesehatan internasional.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat awal pekan ini memperluas seruannya bagi orang-orang untuk menghindari perjalanan tidak penting ke daerah mana pun di Tiongkok, bukan hanya ke Wuhan dan daerah lain yang paling terkena dampak wabah tersebut.
Saat ini ada lima kasus yang dipastikan terjadi di Amerika Serikat. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat memantau Coronavirus pada lebih dari 100 orang di 26 negara bagian Amerika Serikat.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan, hanya satu dari 45 kasus yang dipastikan di 13 negara di luar Tiongkok yang melibatkan penularan dari manusia ke manusia, di Vietnam. Tetapi seorang pejabat Jepang mengatakan, ada juga kasus yang diduga menular dari manusia ke manusia di Jepang.
Pejabat kesehatan Tiongkok sebelumnya memastikan bahwa Coronavirus adalah menular selama tahap inkubasi, yang dapat bertahan hingga 14 hari — yang berarti bahwa Coronavirus menular bahkan saat orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala.
Perkembangan tersebut memicu meningkatnya kekhawatiran atas kemampuan rezim Komunis Tiongkok untuk menahan laju penyebaran wabah, yang mencapai hampir menyebar ke seluruh Tiongkok. Ini juga menimbulkan pertanyaan mengenai apakah tindakan skrining saat ini, yang difokuskan pada pengukuran suhu tubuh, dapat mendeteksi penyakit tersebut secara memadai.
Keluarga coronavirus mengakibatkan pilek biasa, tetapi juga mengakibatkan penyakit yang lebih parah, seperti SARS dan Sindrom Pernapasan Timur Tengah. Virus jenis baru itu menyebabkan gejala mirip-pilek dan mirip-flu, termasuk batuk dan demam. Pada kasus yang lebih parah menyebabkan sesak napas dan pneumonia. Namun, gejala non-pernafasan lainnya, seperti diare dan nyeri dada, telah dicatat terjadi pada pasien di Tiongkok.
Coronavirus diperkirakan menular ke manusia dari hewan liar yang dijual di pasar Wuhan. Pada hari Minggu 26 Januari 2020, Tiongkok resmi melarang perdagangan hewan liar dan mendesak orang-orang untuk berhenti makan daging hewan liar. (Vv/asr)
Reuters dan The Associated Press berkontribusi dalam laporan ini
FOTO : Screenshoot HK Wangshenzhou
Video Rekomendasi :