Jack Phillips
Korea Utara, yang berbatasan jauh dengan pusat penyebaran Coronavirus Tiongkok, belum melaporkan satu pun kasus Coronavirus, yang secara resmi dikenal sebagai COVID-19.
Meskipun tidak ada kasus Coronavirus yang dipastikan, media yang dikelola pemerintah Korea Utara menyebutkan adanya perjuangan melawan COVID-19, dengan mengatakan rezim Kim Jong-un sedang melaksanakan “proyek propaganda.”
“Melalui sistem proyek propaganda kebersihan nasional, data terkait pencegahan penyakit menular akan didistribusikan ke pemerintah pusat dan provinsi secara tepat waktu, dan dikirim ke jaringan penyiaran di Korea Utara untuk propaganda intensif,” lapor sebuah berita negara Korea Utara.
Korea Utara juga mengumumkan akan memperpanjang karantina untuk kasus yang dicurigai menjadi 30 hari untuk saat ini.
Beberapa media berita Korea Selatan, termasuk surat kabar Chosun Ilbo, melaporkan bahwa Coronavirus sudah menyebar ke Korea Utara, negara yang tertutup, melewati celah di perbatasannya dengan Tiongkok. Sudah ada kasus yang dicurigai yang dikarantina di Musan yang mencakup penyelundupan setempat antara Korea Utara dengan Tiongkok.
Para ahli khawatir bahwa Korea Utara, salah satu yang termiskin di dunia, dapat dihancurkan oleh COVID-19 karena kurangnya pasokan medis.
“Tidak ada obat yang cukup untuk Korea Utara. Saya benar-benar khawatir bila Korea Utara menghadapi wabah Coronavirus. Wabah Coronavirus akan berbahaya bagi Korea Utara dapat menjalar ke mana-mana,” Nagi Shafik, mantan konsultan di Organisasi Kesehatan Dunia yang pernah bekerja di Pyongyang, kepada Business Insider.
Nagi Shafik mengatakan kepada South China Morning Post bahwa sistem perawatan kesehatan dan rumah sakit di Korea Utara adalah tanpa perawatan paling dasar untuk segala jenis masalah medis.
Hal itu mencakup hal-hal seperti antibiotik, segala jenis perawatan pencegahan tidak pernah terjadi di pedesaan atau perkotaan dan hanya diperuntukkan bagi elit partai di Pyongyang.
Terlebih lagi, seorang peneliti mengatakan Korea Utara kemungkinan tidak melaporkan cakupan wabah COVID-19 yang sebenarnya.
Menurut Harry Kazianis, direktur Studi Korea di Pusat Kepentingan Nasional, tidak mungkin Korea Utara tidak terkena dampak dari Coronavirus, Korea Utara jelas berbohong karena Korea Utara tidak ingin menunjukkan kelemahan atau ada ancaman terhadap rezim Kim Jong-un. Menimbang betapa banyak bagian keropos di perbatasan Korea Utara-Tiongkok dan bagaimana rezim Kim Jong-un tergantung pada perdagangan ilegal untuk bertahan, jelas Coronavirus telah datang ke Korea Utara.
Sementara itu, Korea Utara telah melarang semua wisatawan dan memutuskan transportasi dengan Tiongkok dalam upaya untuk mengekang penyebaran Coronavirus. Namun, Harry Kazianis mengatakan tindakan seperti itu sebenarnya dapat memperburuk masalah.
“Bahaya sebenarnya adalah jika situasi menjadi tidak terkendali dan terjadi keruntuhan rezim Kim Jong-un. Meskipun saya mengatakan kemungkinannya adalah kecil, ini adalah bahaya nyata yang harus kita khawatirkan saat wabah Coronavirus datang ke Korea Utara. Jika rezim Kim Jong-un memang runtuh, akibat Coronavirus atau masalah yang lain, siapa yang mengendalikan senjata nuklir Korea Utara? Bagaimana dengan senjata kimia atau senjata biologi Korea Utara? Siapa yang memberi makan 25 juta rakyat Korea Utara?,” kata Harry Kazianis, direktur Studi Korea di Pusat Kepentingan Nasional.
Federasi Palang Merah Internasional menilai bahwa Korea Utara sangat mendesak membutuhkan kit pengujian Coronavirus dan alat pelindung. Federasi Palang Merah Internasional berupaya bertindak.
Pada tanggal 30 Januari 2020, dilaporkan setidaknya ada satu kasus Coronavirus di Yanbian, sebuah wilayah etnis Korea terletak di dekat perbatasan. Sementara Amerika Serikat mengatakan siap membantu Korea Utara dalam menghentikan penyebaran Coronavirus.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Morgan Ortagus mengatakan pihaknya sangat mendukung dan mendorong karya Amerika Serikat serta organisasi bantuan dan kesehatan internasional untuk melawan dan mengendalikan penyebaran Coronavirus di Republik Demokratik Rakyat Korea. Amerika Serikat siap sedia secara cepat memfasilitasi persetujuan bantuan dari organisasi-organisasi ini. (vv)
Video Rekomendasi :