Zachary Stieber
Pihak berwenang Iran pada Rabu (19/2/2020) mengonfirmasi dua kasus virus corona COVID-19. Kemudian laporan mengatakan kedua pasien tersebut meninggal dunia.
Kantor berita Iran, IRNA mengutip pernyataan Alireza Vahabzadeh, seorang penasihat menteri kesehatan Iran yang mengatakan bahwa kedua korban membawa virus corona dan berlokasi di Qom, sekitar 140 kilometer dari ibukota, Teheran.
Kantor berita Iran, Mehrs mengatakan kedua pasien itu adalah warga Iran.
Kantor berita pemerintah kemudian mengatakan, sekolah dan universitas di Qom akan ditutup untuk memungkinkan penyelidikan.
Sebelumnya, menurut kantor berita ISNA yang mengutip pernyataan seorang pejabat di kementerian kesehatan Iran, Kiyanoush Jahanpour, mengatakan bahwa “sejak dua hari terakhir, beberapa kasus suspek Virus Corona ditemukan.”
Virus Corona di Tiongkok muncul pada Desember 2019. Sejak itu, banyak orang terinfeksi secara global dan menyebabkan kematian sebagian besar di Tiongkok. Dikarenakan Tiongkok kini dikendalikan oleh Partai Komunis, sering kali meremehkan angka kematian dan angka-angka lainnya. Sedangkan angka kematian sesungguhnya kemungkinan jauh lebih tinggi.
Uni Emirat Arab, negara yang terletak di seberang Teluk Persia dari Iran, melaporkan pada akhir Januari lalu. Kasus itu adalah virus pertama kalinya yang dikonfirmasi di Timur Tengah. Pasien itu adalah warga negara Tiongkok dari kota Wuhan, tempat virus itu pertama kali muncul.
Enam kasus lain dikonfirmasi di negara tersebut, termasuk warga negara Filipina. Negara itu adalah salah satu dari banyak negara yang menerapkan pembatasan penerbangan sebagai upaya membendung penyebaran virus corona. Cara yang dilakukan dengan menangguhkan semua penerbangan dari Tiongkok kecuali Beijing.
Iran dan Irak adalah di antara negara-negara lain di kawasan teluk yang menangguhkan penerbangan dari Tiongkok.
Sedangkan, Mesir pada pekan lalu mengumumkan bahwa seorang pasien dinyatakan positif terkena virus corona untuk pertama kalinya.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Mesir, Khaled Mugahed dalam sebuah pernyataan menggambarkan pasien itu sebagai “orang asing” yang tidak menunjukkan gejala serius seperti dikutip dari Al Jazeera.
Pasien diidentifikasi melalui program yang dirancang untuk menskrening orang-orang yang datang dari negara yang memiliki kasus virus. Tidak ada negara lain di Kawasan Timur Tengah yang melaporkan dampak virus Corona, sampai Iran melaporkan adanya pasien baru.
Virus Corona COVID-19 telah menyebar luas di Asia dan Pasifik Barat, dengan puluhan kasus di Thailand, Singapura, Jepang, dan Korea Selatan, dan setidaknya 15 kasus di Malaysia, Vietnam, dan Australia.
Jerman memiliki kasus terbanyak di Eropa dengan 16 kasus. Amerika Serikat baru-baru ini mengonfirmasi kasus yang ke 16.
Dua kematian terjadi di luar Tiongkok, satu di Jepang dan satu di Prancis.
Virus corona biasanya ditemukan pada hewan, tetapi dalam kasus yang jarang dapat menginfeksi manusia sebelum menyebar dari manusia ke manusia. Kini, sudah dikonfirmasi terjadinya penularan dari manusia ke manusia dan penularan tanpa gejala, atau penyebaran virus dari orang yang tal menunjukkan gejala.
Asal-usul virus baru itu tidak dikonfirmasi. Virus ini memiliki gejala yang mirip dengan flu, termasuk demam, batuk, dan sakit kepala. Gejala lain termasuk kebingungan.
Untuk mencegah penularan virus, ahli merekomendasikan untuk sering mencuci tangan serta tidak menyentuh tangan, hidung, atau mulut dengan tangan yang tidak dicuci. Para Ahli menyerukan agar menghindari orang-orang yang jelas-jelas menderita sakit. (asr)
Associated Press berkontribusi pada laporan ini.
FOTO : Seorang anggota staf medis menunjukkan test tube setelah mengambil sampel dari seseorang untuk diuji virus corona baru di zona karantina di Wuhan, Tiongkok pada 4 Februari 2020. (STR / AFP via Getty Images)