Tom Ozimek – The Epochtimes
Dr. Nora Volkow, Direktur National Institute on Drug Abuse (NIDA) atau Institut Penyalahgunaan Narkoba Nasional AS menulis bahwa sejak Coronavirus menyerang paru-paru, orang yang merokok atau vape tembakau atau ganja berisiko lebih tinggi terhadap penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus Komunis Tiongkok.
“Sebagaimana orang-orang di seluruh Amerika Serikat dan seluruh dunia bersaing dengan penyakit Coronavirus 2019, masyarakat peneliti harus waspada terhadap kemungkinan bahwa COVID-19 dapat menyerang beberapa populasi sangat kecanduan penggunaan narkoba,” tulis Dr. Nora Volkow.
The Epoch Times merujuk jenis Coronavirus baru, yang menyebabkan penyakit COVID-19, sebagai virus Komunis Tiongkok karena Partai Komunis Tiongkok merahasiakan dan salah menatalaksana virus tersebut sehingga virus menyebar ke seluruh Tiongkok dan mengakibatkan pandemi global.
“Sejauh ini, kematian dan penyakit serius akibat COVID-19 tampaknya terkonsentrasi di antara orang yang lebih tua dan orang yang memiliki masalah kesehatan mendasar, seperti diabetes, kanker, dan kondisi pernapasan. Karena itu adalah masuk akal untuk khawatir bahwa fungsi paru-paru terganggu atau penyakit paru-paru terkait dengan riwayat merokok, seperti penyakit paru obstruktif kronik, dapat menempatkan orang tersebut pada risiko komplikasi COVID-19 yang serius,” tulis Dr. Nora Volkow.
Penggunaan Opioid dan Metamfetamin Juga Merupakan Faktor
Menurut Dr. Nora Volkow, orang yang tidak merokok tetapi memiliki riwayat penyalahgunaan opioid dan metamfetamin juga mungkin lebih rentan, karena obat-obatan itu juga membahayakan paru-paru dan jalan napas.
Faktor lain yang menambah risiko bagi kelompok orang ini adalah fakta bahwa mereka cenderung adalah tunawisma atau narapidana, sehingga memperbesar risiko penularan virus, kata Dr. Nora Volkow.
Stanton Glantz, profesor kedokteran dan direktur Pusat Pengendalian Penelitian Tembakau di Universitas California, San Francisco, menuliskan dalam sebuah posting blog bahwa saat paru-paru seseorang terkena flu atau infeksi lain, efek merokok atau vape yang merugikan adalah jauh lebih serius dibandingkan dengan orang-orang yang tidak merokok atau vape.
“Vape memengaruhi paru-paru di setiap level, yang mempengaruhi fungsi kekebalan tubuh di rongga hidung dengan memengaruhi silia yang berfungsi mendorong benda asing keluar … Kemampuan jalan napas bagian atas untuk membersihkan virus juga terganggu,” kata Stanton Glantz kepada CNN dalam sebuah wawancara telepon.
Sementara itu menurut Dr. Nora Volkow mengatakan sangat sedikit yang diketahui secara pasti mengenai virus Komunis Tiongkok dan persimpangan dengan gangguan penggunaan narkoba. Namun, ia mengatakan pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa fungsi pernapasan yang terganggu kemungkinan akan memperburuk dampak penyakit tersebut.
Lebih jauh Dr. Nora Volkow menegaskan bahwa kita dapat memprediksi berdasarkan pengalaman masa lalu yang dialami orang dengan kesehatan yang terganggu akibat merokok atau vape dan orang yang menggunakan opioid, metamfetamin, ganja, dan gangguan penggunaan zat lain adalah lebih berisiko terhadap virus Komunis TIongkok dan lebih serius komplikasinya. (Vv)