Gangguan Pasokan Yang Parah Dapat Mempercepat Kematian Globalisasi

Pemerintahan dunia dan dunia bisnis, sedang mempelajari pengalaman pahit cepatnya penyebaran virus yang menyebabkan gangguan pasokan di seluruh dunia. Lockdown hingga karantina wilayah terkait virus Komunis Tiongkok, yang menyebabkan penyakit COVID-19, mengakibatkan ekonomi Amerika Serikat dan dunia berangsur-angsur berhenti

Emel Akan – The Epochtimes

Perusahaan-perusahaan Amerika Serikat yang bergantung pada sumber global, kini menghadapi suatu jenis gangguan yang belum pernah terjadi sebelumnya di tengah pandemi ini. Dan perusahaan Amerika Serikat yang sangat bergantung atau hanya bergantung pada pabrik di Tiongkok untuk suku cadang dan bahan adalah yang paling terpukul.

Negara Tiongkok mengharuskan penutupan pabrik di sebagian besar provinsi pada bulan Februari, dan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat telah merasakan dampaknya. Virus Komunis Tiongkok, yang biasanya disebut sebagai jenis Coronavirus baru, telah mengganggu rantai pasokan hampir 75 persen perusahaan Amerika Serikat, menurut survei Institute for Supply Management yang dilakukan pada akhir bulan Februari hingga awal bulan Maret.

Selain itu, ada kekurangan opsi pengiriman udara dan laut untuk membawa produk ke Amerika Serikat, yang mana menambah keterlambatan pengiriman.

Krisis tersebut mendorong Presiden Donald Trump pada tanggal 20 Maret untuk memohon UU Produksi Pertahanan, yang akan mempercepat dan memperluas pasokan produk dari pangkalan industri Amerika Serikat, jika diperlukan. Undang-undang era Perang Korea tersebut, akan memaksa perusahaan-perusahaan Amerika Serikat tertentu untuk memproduksi barang-barang yang pasokannya menipis, seperti masker medis, ventilator, sarung tangan, apus pengujian, dan peralatan penting lainnya.

“Pandemi Coronavirus memiliki implikasi serius saat kita memikirkan globalisasi secara luas dan Tiongkok secara khusus,” kata Robert Atkinson, pendiri dan presiden Information Technology and Innovation Foundation -ITIF-, sebuah lembaga pemikir Amerika Serikat.

Atkinso menambahkan : “Saya pikir hari-hari saat semua orang hanya berasumsi bahwa hanya ada satu pasar global terpadu yang kita semua dapat percayai — hari-hari itu telah berlalu. Dan akan ada beberapa dampak akibat hal tersebut, dan saya pikir Tiongkok akan menanggungnya.”

Information Technology and Innovation Foundation telah lama kritis terhadap Beijing, karena memulai kebijakan “merkantilis inovasi,” yang mencakup subsidi besar-besaran oleh pemerintah, spionase industri, pencurian dunia maya, usaha patungan paksa dengan imbalan akses pasar, dan akuisisi perusahaan asing untuk mencapai teknologi yang sensitif.
Kebijakan-kebijakan ini memacu inovasi di Tiongkok, tetapi mengorbankan inovasi ekonomi Barat, menurut Information Technology and Innovation Foundation.

Globalisasi, kekuatan ekonomi terkuat untuk membentuk dunia selama dua dekade terakhir, yang kini memberi jalan kepada tatanan dunia baru.

Memburuknya sentimen terhadap globalisasi dalam beberapa tahun terakhir, khususnya di negara-negara maju, menyebabkan kebangkitan nasionalisme dan proteksionisme global, yang menandai perubahan mendasar dalam tatanan perdagangan global.

Robert Atkinson mengatakan, perang dagang dan wabah virus Komunis Tiongkok membuat perusahaan Amerika Serikat lebih peduli akan kerentanan rantai pasokan dan ketergantungan pada Tiongkok. Kini perusahaan Amerika Serikat didorong untuk membuat beragam rantai pasokan yang lebih tangguh.

“Tentu saja, tarif Donald Trump dan perang dagang juga telah mengirim pesan ke banyak perusahaan Amerika Serikat dan perusahaan Amerika Serikat sudah bergerak ke arah itu. Saya percaya, Coronavirus mempercepat gerakan tersebut dan mendorong lebih banyak perusahaan untuk menganggapnya secara lebih serius,” kata Robert Atkinson.
Hengkang dari Tiongkok

Dalam upaya untuk mendiversifikasi rantai pasokannya, Apple tahun lalu meminta pemasoknya yang terbaik untuk mempertimbangkan memindahkan 15 hingga 30 persen dari produksi Apple ke Asia Tenggara dari Tiongkok.

Apple juga memulai proses pemindahan pembuatan AirPods, earbud nirkabel yang populer, ke Vietnam dari Tiongkok. Robert Atkinson percaya kira-kira setengah dari produksi AirPod kini dilakukan di Vietnam.

Perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok, berubah menjadi anugerah bagi negara-negara seperti Vietnam dan Malaysia. Perusahaan besar dapat dengan cepat beralih ke produsen di negara-negara ini untuk produk elektronik dan furnitur yang terkena dampak tarif Amerika Serikat.

Setidaknya 50 perusahaan multinasional, termasuk Amerika Serikat, Jepang, dan Taiwan, tahun lalu mengumumkan rencana untuk memindahkan manufaktur keluar dari Tiongkok untuk menghindari hukuman tarif, menurut penelitian oleh Nikkei Asian Review.

Pembuat komputer pribadi di Amerika Serikat seperti Hewlett-Packard dan Dell, perusahaan sepatu Skechers, sepatu atletik dan produsen pakaian Brooks Running, dan produser kamera video kecil GoPro adalah di antara perusahaan yang hengkang dari Tiongkok.

Jika Apple memutuskan untuk keluar dari Tiongkok, maka hal tersebut akan berdampak besar pada banyak perusahaan, kata Ray Zinn, pendiri dan mantan CEO Semikonduktor Micrel.

Apple adalah konsumen elektronik terbesar di dunia, membeli chip, kaca, selubung aluminium, kabel, papan sirkuit, dan banyak produk lainnya dari pemasok yang sebagian besar terkonsentrasi di Tiongkok.

Menurut Ray Zinn, perakit iPhone seperti Foxconn dapat dengan mudah hengkang dari Tiongkok tetapi memindahkan manufaktur komponen adalah lebih menantang.

Meskipun demikian, pemerintah Amerika Serikat dapat dengan mudah menekan perusahaan seperti Apple untuk menggeser rantai pasokannya dengan mengenakan tarif, kata Ray Zinn pada The Epoch Times.

Komunis Tiongkok Kehilangan Kepercayaan

Ray Zinn berada di garis depan industri semikonduktor, menjabat sebagai CEO dan presiden Micrel dari awal pada tahun 1978 hingga pensiun pada tahun 2015. Ray Zinn mengklaim sebagai CEO terlama di dunia perusahaan dagang di Silicon Valley.

Selama beberapa dekade, ia menyaksikan banyak perusahaan Amerika Serikat memindahkan operasi ke negara-negara berbiaya rendah.

“Perusahaan saya tidak pernah pergi untuk beroperasi di Tiongkok,” kata Ray Zinn.

“Kembali pada tahun 2000, saat kami mengalami ledakan Y2K dan dot-com, eksekutif perusahaan ingin saya pindah ke Tiongkok, karena semua orang sedang bergerak pindah ke Tiongkok. Saya berkata, ‘Tidak, kita tidak akan pergi ke Tiongkok.’’ Ray Zinn mengakui langkah tersebut membawa manfaat biaya dan keunggulan kompetitif kepada perusahaan-perusahaan tersebut dalam jangka pendek.

Menurut Ray Zinn : “Tetapi dalam jangka panjang, saya pikir perusahaan-perusahaan tersebut akan rugi. Saya tidak ingin teknologi Amerika Serikat dicuri.”

Sebuah insiden 15 tahun lalu membuat Ray Zinn kehilangan kepercayaan terhadap Tiongkok. Ia mengatakan pada tahun 2005 agen-agen FBI mengerumuni pabriknya di San Jose, California, setelah mereka menemukan suku cadang yang diproduksi oleh Micrel berada dalam alat peledak yang digunakan di Afghanistan dan Irak.

“Kami menemukan bahwa ada sebuah distributor di Tiongkok yang membeli suku cadang kami, melalui Korea dan Jepang, dan kemudian menjualnya ke Irak. Jadi, seketika saya sadari , saya tidak percaya pada Tiongkok. Karena Tiongkok membunuh tentara Amerika Serikat,” kata Ray Zinn.

Ray Zinn mendesak perusahaan Amerika Serikat lainnya untuk memiliki hati nurani dan melakukan yang terbaik untuk Amerika Serikat.

“Saya tidak pikir adalah bijaksana bagi perusahaan Amerika Serikat untuk berbisnis dengan seseorang yang berpotensi menjadi musuh Amerika Serikat dan yang tidak berniat baik pada Amerika Serikat,” kata Ray Zinn.

Dunia sudah tidak mempercayai Komunis Tiongkok, juga sudah tidak mempercayai klaim niat baik Komunis Tiongkok atas penanganan terhadap wabah virus Komunis Tiongkok, laporan media mengatakan.

Para ahli percaya bahwa pemerintah Amerika Serikat dapat mendorong lebih banyak perusahaan untuk memindahkan pabrik dari Tiongkok ke Amerika Serikat, dengan menawarkan tax holidays atau insentif.

Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan kepada wartawan pada 16 Maret bahwa pemerintahan Donald Trump sedang mempertimbangkan rencana untuk menawarkan insentif kepada perusahaan Amerika Serikat akan kembali berproduksi di Amerika Serikat.

Gedung Putih juga sedang mempersiapkan perintah eksekutif untuk membantu memindahkan rantai pasokan medis dari Tiongkok ke Amerika Serikat di tengah krisis pandemi.

Rantai Pasokan Medis

Amerika Serikat sangat bergantung pada Tiongkok untuk produk perawatan kesehatan, yang membuat Amerika Serikat rentan terhadap gangguan rantai pasokan. Dan wabah telah amat sangat menyadarkan pembuat kebijakan di Amerika Serikat karena rezim di Beijing telah memperburuk masalah kerentanan gangguan rantai pasokan ini.
Tiongkok adalah pemasok dominan obat-obatan penting, bahan aktif, dan alat pelindung diri, seperti masker wajah, respirator, jubah bedah, dan sarung tangan.

Meningkatnya permintaan global dan melambatnya produksi di Tiongkok karena wabah telah menyebabkan kekurangan alat pelindung yang parah di rumah sakit di seluruh Amerika Serikat.

“Kini ada mimpi buruk logistik di atas segalanya,” kata Michael Einhorn, presiden Dealmed Medical Supplies, distributor pasokan medis yang berbasis di New York.

Sementara pabrik di Tiongkok dibuka kembali dan beroperasi pada 90 persen kapasitas, perusahaan milik Michael Einhorn tidak dapat membawa produk tersebut ke Amerika Serikat dengan cukup cepat, karena tingginya permintaan dan penundaan pengiriman, kata Michael Einhorn kepada The Epoch Times.

“Kami berusaha mengeluarkan barang dari Tiongkok, tetapi menjadi sangat, sangatsulit,” kata Michael Einhorn.

Dealmed Medical Supplies mendistribusikan lebih dari 25.000 produk di New York, New Jersey, Connecticut, dan Pennsylvania. Dan lebih dari 50 persen produk tersebut bersumber dari Tiongkok, kata Michael Einhorn.

Karena perang dagang, Michael Einhorn harus memindahkan 35 persen bisnisnya dari Tiongkok ke Malaysia, Amerika Serikat, dan Meksiko tahun lalu. Namun, Michael Einhorn mengatakan, Tiongkok masih tetap merupakan pemasok penting untuk produk alat pelindung diri, seperti masker pelindung dan hazmat.

Pandemi ini adalah pelajaran yang sangat serius bagi Amerika Serikat, kata Michael Einhorn. “Kita perlu memindahkan manufaktur medis kembali ke Amerika Serikat.” (Vv)

https://www.youtube.com/watch?v=VecU-7oRsZA