Ntdtv.com
Laporan yang dipublikasikan dari Beijing menunjukkan bahwa kesimpulan tersebut diperoleh dari para peneliti di Pusat Darah New York dan Universitas Fudan di Shanghai yang menggabungkan virus Pneumonia komunis Tiongkok dengan sel T (limfosit T) yang dibudidayakan dalam ruang laboratorium. Penelitian ini dipublikasikan minggu lalu di Journal of Cellular and Molecular Immunology.
Menurut laporan, para peneliti memperoleh konfirmasi awal dalam laporan otopsi terhadap 20 orang yang meninggal karena pneumonia Wuhan. Melalui analisis diperoleh kesimpulan bahwa sistem kekebalan tubuh dari para korban tersebut hampir sepenuhnya hancur, dan organ-organ mereka mengalami kerusakan mirip dengan kombinasi sindrom pernapasan akut (SARS) dan AIDS.
Laporan itu menunjukkan bahwa para peneliti menemukan bahwa sel T yang merupakan landasan sel kekebalan manusia telah menjadi target pengrusakan oleh virus komunis Tiongkok. Ketika gen virus memasuki sel T, mereka mengambil kendali atas sel dan menghancurkan fungsi sel T yang fungsinya melindungi tubuh.
Namun penelitian juga menemukan bahwa perbedaan paling besar antara virus pneumonia komunis Tiongkok dengan HIV adalah virus HIV akan mereplikasi diri dalam sel T dan menggunakan sel-sel itu untuk mereplikasi virus dan menghasilkan lebih banyak virus. Namun, virus komunis Tiongkok setelah masuk ke sel T, tidak tampak terjadi hiperplasia, mungkin terjadi mati bersama sel T.
Setelah sel T diproduksi oleh sumsum tulang belakang, sel-sel tersebut berdiferensiasi dan tumbuh menjadi sel-sel subtipe yang berbeda dalam timus. Oleh karena itu, sel-sel tersebut dinamai berdasarkan kata pertama T dalam bahasa Inggris timus (Thymus) yang memainkan peran penting dalam sel-sel kekebalan manusia. Setelah timus tumbuh, ia kemudian didistribusikan dalam jaringan limfoid, menyerang sel yang terinfeksi, sel kanker dan sel yang masuk ke dalam tubuh.
KETERANGAN FOTO:Â Gambar menunjukkan staf medis di
kota Wuhan sedang merawat seorang pasien terinfeksi virus komunis Tiongkok pada
19 Maret. (STR/AFP/Getty Images)
sin/rp
Video Rekomendasi