ntdtv.com
Kalangan luar khawatir bahwa diplomasi model serigala komunis Tiongkok kemungkinan besar akan memicu gelombang baru anti Tiongkok. Keselamatan dan kepentingan orang-orang Tionghua perantauan di luar negeri akan menghadapi ancaman.
Karena ditutupi dan diblokir informasi terkait wabah oleh pejabat setempat Tiongkok, menyebabkan virus komunis Tiongkok menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. Amerika Serikat menjadi salah satu negara yang paling terpukul oleh pandemi tersebut. Di bawah penyebaran epidemi, pelecehan, caci maki dan serangan fisik terhadap orang-orang Tionghua perantauan telah terjadi di sejumlah tempat di Amerika Serikat.
Sebuah organisasi yang dikelola orang-orang Tionghoa perantauan bernama “Asia-Pacific Network Forum” mengatakan kepada media Amerika Serikat “World Journal”, bahwa mereka menerima pengaduan lebih dari 650 pelapor.
Selain pelecehan verbal dan serangan fisik, ada yang sengaja batuk atau meludahi orang Tionghoa, sopir Uber juga menolak membawa penumpang orang Tionghoa perantauan dan sebagainya.
Zhang Huayao, seorang professor Tionghoa-Amerika di California State University, juga mengatakan bahwa sejak ditemukannya wabah virus komunis Tiongkok di Amerika Serikat, ia telah mengumpulkan lebih dari 1.000 kasus serangan terhadap orang-orang Tionghoa perantauan di Amerika.
Adapun sebab terjadinya itu termasuk juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada 12 Maret melemparkan tanggungjawab virus komunis Tiongkok ke militer Amerika Serikat. Orang-orang Tionghoa di Amerika Serikat memborong habis masker di toko obat pada awal merebaknya wabah.
Terutama, para “Little Pink”. Nama itu merujuk pada kaum muda Tiongkok yang cinta partai dan negara komunis Tiongkok, yang tertawa senang menyaksikan bencana wabah yang melanda Amerika. Ratusan orang terinfeksi dan puluhan ribu orang meninggal, sehingga menyulut kemarahan orang-orang Amerika.
Para “Little Pink” tertawa senang, membuat marah orang-orang Amerika
Radio France Internationale-Prancis mengatakan bahwa di masa lalu, orang Amerika hanya tahu komunis Tiongkok telah melatih jutaan “Wumao,” atau komentator di dunia maya untuk membalas dengan caci maki pada setiap kritik terhadap komunis Tiongkok di internet.
Sejak virus Komunis Tiongkok menyerang Amerika Serikat, orang-orang Amerika baru tahu bahwa di Tiongkok ada komunitas bernama “Little Pink”.
“Little Pink” pada awalnya adalah sebutan di dunia maya Tiongkok untuk netizen muda yang memiliki sentimen nasionalis yang kuat, juga sebutan pada pemuda nasionalis di dunia maya di bawah komando Liga Pemuda Komunis Tiongkok.
Banyaknya anggota “Little Pink” sulit diperkirakan. Banyak angkatan paruh baya dan lanjut usia juga bergabung dengan grup ini dan menjadi “old pink”. Sebutan yang merujuk pada generasi tua yang cinta partai dan negara komunis Tiongkok.
Selama Tahun Baru 2020, virus komunis Tiongkok menyebar ke luar negeri, para anggota “Little Pink” memosting di Internet: “Ayo corona hantam terus!”
Kemudian membuat rumor Presiden Brasil jatuh sakit terinfeksi, dan memberinya penghargaan sebagai politisi yang didiagnosis pertama di dunia.
Salah satu hal yang paling menyenangkan “Little Pink” adalah makan malam dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump sehari sebelum jatuh sakit. Dua hari kemudian, “Little Pink” kembali menyebarkan rumor “kabar baik” bahwa Trump terinfeksi corona. Di bawah “kabar baik” itu, ratusan ribu anggota “Little Pink” mengklik suka.
Setelah itu, meskipun berita tentang Presiden Brasil dan Presiden Trump yang terinfeksi virus itu dikonfirmasi sebagai hoaks. Tapi gambaran “Little Pink” tentang wabah di Amerika masih juga didengungkan secara luas, menggunakan bahasa bernada kasar yang menusuk telinga.
Para kawula muda “Little Pink” yang tertawa senang melihat bencana yang dialami orang lain juga mendapat tanggapan dari orang-orang Tionghoa di Amerika Serikat, sehingga menyulut kemarahan
5 juta orang Tionghua perantauan terseret ke dalam bahaya
Radio France Internationale-Prancis mengatakan bahwa pelecehan dan serangan fisik terhadap orang-orang Tionghoa di Amerika Serikat disebut diskriminasi rasial terhadap orang-orang Tionghoa oleh media Tiongkok dan orang-orang Tionghoa pro-komunis. Pada hekekatnya, itu adalah reaksi orang Amerika terhadap bangsa asing yang dipicu oleh penghinaan dan bencana terhadapnya.
Meskipun reaksi itu dikecam dan dihentikan oleh pemerintah Amerika Serikat, dan polisi Amerika juga melakukan yang terbaik untuk melindungi orang-orang Tionghoa-Amerika. Namun sebaliknya pemerintah komunis Tiongkok bukan hanya tidak meminta maaf atas pembunuhan puluhan ribu orang Amerika oleh virus Komunis Tiongkok, malah justeru membiarkan kaum muda “Little Pink” dan angkatan tua “Old Pink” tertawa senang menyaksikan bencana wabah yang sedang melanda Amerika.
Laporan itu mengatakan bahwa jika itu terus berlanjut, pelecehan dan serangan fisik oleh orang Amerika terhadap orang-orang Tionghoa di Amerika Serikat akan terus terjadi. Akan semakin banyak orang Tionghoa menjadi korban, sehingga 5 juta orang Tionghua di Amerika Serikat akan terseret ke dalam bahaya.
Direktur Medis Amerika Serikat dan Laksamana Jerome M. Adams mengatakan dalam sebuah program Fox TV bahwa virus komunis Tiongkok yang menyerbu Amerika Serikat itu adalah, “Pearl Harbor kami, dan insiden 9/11 kami.”
Pernyataan Adams menunjukkan bahwa Amerika Serikat telah menempatkan wabah virus komunis Tiongkok itu sebagai perang, dan para kaum muda “Little Pink” komunis Tiongkok adalah sisi lain dari perang ini.
Menurut Radio France Internationale-Prancis, rang-orang tidak mengetahui apa yang akan terjadi dari kesenangan atas penderitaan orang lain kaum muda “Little Pink” komunis Tiongkok itu kepada orang-orang Tionghoa di Amerika Serikat.
Tetapi kata-kata Adams mengingatkan kita bahwa setelah serangan Jepang di Pearl Harbor, Amerika Serikat memenjarakan semua orang Jepang di kamp konsentrasi negara itu. Setelah serangan teroris 9/11, Amerika Serikat menolak imigran Timur Tengah memasuki Amerika Serikat, dan hingga sekarang juga belum membuka pintu bagi mereka.
Di bawah dampak wabah corona, kembali terjadi gelombang anti Tionghua di dunia.
Baru-baru ini, Profesor Cui Yongyuan dari Universitas Komunikasi Tiongkok menerbitkan sebuah artikel berjudul “Renungan dan kegelisahan saya”. Artikel mengomentari para kaum muda “Little Pink” yang gembira menyaksikan serangan wabah di luar negeri.
Cui Yongyuan mengatakan, Perdana Menteri Inggris sakit parah, 440.000 preman Tiongkok justeru mengklik like. Amerika Serikat memiliki jumlah kasus corona tertinggi. Sementara tu, sebuah stasiun TV preman komunis Tiongkok menggambarkan Amerika Serikat sebagai corona “Peringkat pertama”. Dan wabah di Italia, Spanyol, Prancis, Jerman, Jepang, dan negara-negara lain dianggap sebagai peristiwa yang menyenangkan oleh Little Pink. Mereka merayakan dengan gembira dan terbit di surat kabar dan televisi luar negeri.
“Kenapa ada begitu banyak preman di negeri leluhur saya?” kata Cui Yongyuan seakan bertanya.
Perilaku para preman Little Pink itu, secara langsung memberi dampak negatif pada orang-orang Tionghoa perantauan di luar negeri. Tidak hanya membahayakan 5 juta orang Tionghoa di Amerika Serikat, bahkan kemungkinan besar akan memicu gelombang anti Tionghoa di seluruh dunia, dan orang-orang Tionghoa-lah yang akan menjadi korban pada akhirnya.
Saat ini, telah terjadi gelombang anti Tionghoa di Amerika Serikat, Italia, Eropa, Australia, Jepang, Rusia, dan banyak negara atau wilayah lainnya. Di antaranya, ada orang Tionghoa yang diserang, juga ada orang Asia dengan raut wajah mirip orang Tionghoa menjadi korbannya. Yang paling umum adalah taksi menolak membawa penumpang orang Tionghoa. Restoran menolak orang Tionghoa, mereka melecehkan, menghina, mencaci maki dan memukul atau memprotes orang Tionghoa.
Terutama sahabat karib komunis Tiongkok, yakni Russia, sejak 28 Januari 2020 lalu, Rusia menutup pelabuhan perbatasan tiga negara bagian yang berbatasan dengan Tiongkok. Sejak 20 Februari, orang-orang dari Tiongkok dilarang masuk ke Rusia. Selanjutnya, Rusia mulai mengusir sejumlah besar orang-orang Tiongkok pulang ke negaranya.
Keterangan foto: Para “Xiao Fenhong atau Little Pink” Komunis Tiongkok tertawa senang menyaksikan wabah virus yang melanda Amerika Serikat, membuat 5 juta orang Tionghoa perantauan di Amerika Serikat dalam risiko. Ilustrasi (JOHANNES EISELE / AFP via Getty Images)
Johny / rp
Video Rekomendasi