Theepochtimes.com-Dalam beberapa minggu terakhir, perusahaan media Australia “terjebak dalam situasi yang sulit” karena berurusan dengan pendapatan iklan yang menurun. Hal ini disebabkan oleh dua hal, hilangnya pangsa pasar yang berkelanjutan ke raksasa digital; dan virus Komunis Tiongkok, yang umumnya dikenal sebagai jenis Coronavirus baru.
“Ini sebenarnya situasi yang buruk di mana media sebenarnya mendapat peringkat baik karena orang-orang berada di rumah dan siap untuk mengkonsumsi media,” kata Michelle Rowland, Menteri Komunikasi Bayangan Australia.
Namun, perusahaan media tidak dapat menjual iklan karena “ekonomi ditutup” dan pada saat yang sama perusahaan media kehilangan pendapatan karena platform digital.
Hukum Prancis Terhadap Google
Komentar Michelle Rowland mengikuti putusan terhadap Google oleh regulator persaingan Prancis pada tanggal 9 April 2020.
Perintah tersebut mengharuskan Google untuk bernegosiasi dengan penerbit media di Prancis berdasarkan model pemberian upah karena Google menggunakan kembali konten penerbit media.
Negosiasi harus dimulai dalam tiga bulan dan kesepakatan apa pun akan dibatalkan untuk memasukkan konten yang dirilis mulai akhir tahun 2019 dan seterusnya.
Menteri Komunikasi Paul Fletcher mendukung langkah tersebut dengan mengatakan raksasa teknologi perlu menemukan cara untuk membayar produsen dan penerbit konten Australia.
Pada bulan Juli 2019, Komisi Persaingan dan Konsumen Australia merilis laporan Penyelidikan Platform Digital, yang memuat anjuran mengenai kerangka kerja untuk mengatur ruang media digital.
Pemerintah federal menindaklanjuti laporan tersebut dengan membentuk sebuah unit khusus baru dalam Komisi Persaingan dan Konsumen Australia untuk memantau keadaan persaingan di media digital.
Inisiatif lain adalah menanyakan entitas media, bersama dengan Facebook dan Google, untuk menegosiasikan kode sukarela untuk mengatasi masalah ini.
Komisi Persaingan dan Konsumen Australia akan memperbarui pemerintah mengenai kemajuan pada bulan Mei 2020. Jika tidak ada perjanjian yang diselesaikan pada bulan November 2020 mendatang, pemerintah akan mempertimbangkan menerapkan kode wajib.
Dalam sebuah wawancara dengan Radio National pada tanggal 2 April, Michael Miller, Ketua Eksekutif News Corp Australia mengakui bahwa kemajuan adalah lambat dan pihaknya tidak dapat menunjukkan bahwa mereka bahkan sampai ke dasar yang pertama.
Fiona Martin, dosen senior di Media Konvergensi dan Online di Universitas
Sydney, mengatakan kepada The Epoch Times dalam email bahwa Google lambat menanggapi upaya pemerintah untuk mengaturnya.
“Saat Spanyol memperkenalkan undang-undang serupa pada tahun 2014, Google menutup layanan Google News di Spanyol dan menghapus outlet media Spanyol dari feed-nya,” kata Fiona Martin.
Menurut Fiona Martin, Google cenderung mengubah perilaku perusahaannya hanya saat Google dipaksa oleh “peraturan keras atau denda.”
Fiona Martin mengutip denda 50 juta euro atau sekitar 86 juta dolar Australia yang dikenakan pada Google oleh regulator data Prancis pada awal tahun 2019 atas kegagalan Google mematuhi oleh hukum privasi.
Fiona Martin memegang sedikit harapan kode sukarela akan dicapai dengan mengatakan, “Keadaan ekonomi yang mengerikan dari perusahaan media Australia akan menghasilkan perjanjian tidak mungkin dan pemerintah federal akhirnya harus ikut campur.”
Dampak Virus Komunis Tiongkok Terhadap Media Domestik
Krisis virus Komunis Tiongkok h memberikan tekanan pada bisnis, yang pada gilirannya, memangkas pengeluaran iklan. Pemangkasan pengeluaran iklan ini memaksa perusahaan media untuk menghemat biaya secara drastis.
Dalam beberapa minggu terakhir, Foxtel memecat 200 karyawan yang kelebihan, News Corp menangguhkan 60 judul surat kabar regional, dan badan industri Komersial Radio Australia, meminta bailout pemerintah.
Pemerintah federal menanggapi dengan memberi paket bantuan media pada tanggal 15 April 2020 lalu.
Fiona Martin tidak optimis mengenai prospek jangka panjang kantor media konvensional dengan mengatakan, “Ini pasti akan menimpa sebagian besar media tradisional, jika tidak semua, surat kabar yang dicetak. Tetapi bencana terbesar di media menimpa ke televisi dan produksi film, dengan banyak pemotretan dibatalkan, serta rumah produksi dan humas tanpa pekerjaan, bersama dengan kru lepas, bisnis pasca produksi, dan katering.”
Sekalipun kesepakatan dengan raksasa teknologi tercapai, Fiona Martin berkata, “Hal itu setidaknya secercah harapan dalam pandangan media yang suram.”
Keterangan Gambar: Perangkat tablet di Lille, Prancis, pada 28 Agustus 2019. (Denis Charlet / AFP via Getty Images)
vivi/rp
Video Rekomendasi