Zhang Dongguang
Pasar berjangka mencerminkan krisis besar dalam penyimpanan minyak mentah. Pekan lalu, OPEC dan negara-negara penghasil minyak lainnya mencapai kesepakatan untuk mengurangi produksi sebesar 9,7 juta barel per hari.
Akan tetapi pasar percaya bahwa berita pengurangan produksi datang terlambat. Pandemi global telah berdampak dan permintaan minyak mentah anjlok. Sejumlah negara memberlakukan lockdown atau pembatasan sosial. Kebutuhan terhadap bahan bakar minyak menurun. Sementara itu, fasilitas penyimpanan minyak mentah global memiliki keterbatasan.
Jebloknya harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) adalah yang pertama dalam posisi negatif sejak New York Mercantile Exchange (NYMEX) membuka pintunya pada tahun 1983. Pada Senin (20/4) WTI anjlok di bawah US$ 0 per barel.
Menurut Bloomberg News, dana minyak ETF dari US Petroleum Fund LP -USO- memiliki 25% dari total minyak mentah berjangka West Texas pada Mei, dan Selasa adalah hari penyelesaiannya. Jika bertahan pada hari itu, maka ia akan memegang kontrak pada Selasa esoknya. Periode itu harus disampaikan secara fisik pada akhir Mei. Tetapi dana ETF tidak memberikan persediaan fisik, bahkan jika mereka memiliki fasilitas penyimpanan. Mereka tak pernah mengirimkan persediaan minyak mentah, yang menyebabkan jatuhnya harga berjangka pengiriman Mei pada Senin lalu.
Kilang dan maskapai penerbangan memiliki kemampuan nyata untuk mengirimkan persediaan minyak mentah fisik. Namun, karena dampak epidemi, sejumlah besar orang-orang di seluruh dunia berada di rumah, sehingga berkurangnya pengiriman untuk kejatuhan berjangka minyak mentah pada Mei.
Tidak termasuk berakhirnya kontrak ini, harga minyak mentah West Texas yang berakhir pada Juni 2020 masih diperdagangkan di atas $ 20 per barel, menunjukkan bahwa pasar minyak belum jeblok.
Menurut Chicago Mercantile Exchange (CME), volume minyak mentah berjangka untuk bulan Mei adalah 126.000 pada hari Senin 20 April, sementara volume berjangka bulan Juni hampir 800.000.
Selama lima minggu terakhir, perusahaan-perusahaan minyak AS telah menutup 260 ladang minyak. Diperkirakan bahwa ketika harga minyak turun, jumlah penutupan ladang minyak akan terus meningkat dalam beberapa minggu mendatang.
Pemerintah AS berencana untuk mencoba memulai kembali perekonomian setelah 1 Mei 2020. Diharapkan warganya dapat mulai bekerja secara normal. Sedangkan permintaan bahan bakar untuk berkenderaan diperkirakan akan meningkat.
Beberapa ahli masih optimis tentang masa depan harga minyak. CNBC melaporkan bahwa analis John Kilduff, seorang analis di Again Capital, mengatakan bahwa anjloknya minyak mentah berjangka West Texas pada Mei adalah bencana yang disebabkan penyimpanan fisik yang tidak mencukupi.
Akan tetapi prospek jangka panjang untuk harga minyak masih baik dan akan bertahan lebih lama. Harga kontrak berjangka diprediksi lebih tinggi di masa depan.
Sedangkan dasar kenaikan harga di masa depan didasarkan pada penutupan lebih cepat sejumlah besar ladang minyak di Amerika Serikat. Ditambah dengan pengurangan produksi di negara-negara penghasil minyak.
Namun, pada saat ini harga minyak rendah, menurut perusahaan konsultan energi Swedia, Rystad Energy memperkirakannya. Disebutkan, jika harga minyak bertahan pada 20 juta dolar AS per barel untuk waktu yang lama, akan ada 533 perusahaan minyak di Amerika Serikat yang mengajukan kebangkrutan sebelum akhir tahun 2021. Jika mereka bertahan pada 10 dolar AS per barel, akan ada 1.100 perusahaan minyak AS mengalami kebangkrutan.
Nathan Sheets, seorang ekonom di perusahaan manajemen aset PGIM, sebelumnya memperkirakan bahwa harga minyak yang lesu akan membuat perusahaan minyak akan kehilangan 50.000 hingga 75.000 pekerjanya.
Mengenai jatuhnya harga minyak berjangka pada Senin 20 April, Presiden Trump menyatakan bahwa ia berharap bahwa OPEC dan negara-negara penghasil minyak lainnya dapat mengurangi produksi mereka secara lebih drastis. Selain itu, Trump juga berencana meminta Kongres AS untuk mengizinkan tambahan 75 juta barel cadangan minyak mentah strategis AS. (Hui)
FOTO : Jika harga minyak di Texas Barat tetap sekitar $ 20 per barel untuk waktu yang lama, para ahli memperkirakan bahwa setidaknya 500 perusahaan minyak AS akan bangkrut, dan setidaknya 50.000 hingga 75.000 pekerja perusahaan minyak akan hilang. (JUAN MABROMATA / AFP / Getty Images)
Video Rekomendasi :