3. Kebudayaan Pop dan Kekacauan Sosial
Dengan diserang dan ditumbangkannya kebudayaan tradisional, unsur negatif dari ideologi anti-tradisional mulai meresap dan membawa kekacauan. Bagian berikut ini bertujuan mengungkap kekacauan yang terjadi pada masyarakat Amerika Serikat kontemporer oleh kebudayaan yang menyimpang ini. Dengan Amerika sebagai pemimpin de facto dalam nada kebudayaan populer secara global, penyimpangan produksi kebudayaan Amerika Serikat telah memiliki dampak negatif yang sangat besar pada dunia.
Seperti yang disebutkan, beberapa negara yang secara tradisional konservatif dengan kebudayaan tradisional yang mendalam, seperti Tiongkok dan Jepang, mendapati kebudayaan populer Amerika Serikat yang telah menyimpang sebagai sesuatu yang tidak dapat ditolak dan berusaha mencontohnya. Hasilnya adalah asusila, perilaku yang tidak terkendali, dan etos pemberontak, anti-sosial, dan amoral yang penuh dengan sinisme, mengumbar diri sendiri, dan kemerosotan menyebar di seluruh dunia.
a. Hip-Hop dan Rock-and-Roll
Fokus musik tradisional adalah pada manusia yang beradab, menumbuhkan kebajikan, dan membantu manusia menjadi sehat baik secara mental maupun fisik. Efeknya adalah harmoni sosial, serta harmoni antara manusia dengan alam. Musik yang indah yang merayakan kemuliaan Tuhan dipromosikan, sementara musik tanpa nada, yang kacau, atau tidak senonoh adalah terkutuk. Tetapi kini, kebudayaan populer penuh dengan produksi musik yang sangat merusak, di mana hip-hop dan rock-and-roll menjadi contoh yang mencolok.
Hip-hop muncul di New York pada tahun 1970-an. Dimulai di jalanan, pertama-tama memengaruhi komunitas kulit hitam, kemudian orang Amerika Latin dan orang Amerika Jamaika. Pemain hip-hop, atau rapper, menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap masyarakat dan politik melalui sajaknya. Banyak penduduk di komunitas miskin, yang tidak terlibat dalam kegiatan produktif, bergabung. Oleh karena itu, hip-hop, dan praktik terkaitnya seperti break dance dan graffiti, berasal dari kemiskinan dan kebosanan. Rap berfokus pada topik seperti kekerasan, senjata, pornografi, kecabulan, kebobrokan, rasisme, dan kemiskinan, yang semuanya dimuliakan dalam lirik berirama yang dinyanyikan dengan irama.
Selama beberapa dekade terakhir, rap dan break dance telah diekspor dari New York dan menjadi kegemaran global. Hip-hop telah menjadi bagian kebudayaan populer di Asia, Eropa, dan banyak kota di Afrika. Terlepas dari kerusakan moral yang jelas akibat dari musik ini, dengan fokus pada bersetubuh dengan siapa saja, pembunuhan, kekerasan, dan narkoba, hip-hop telah mendapatkan pengakuan dunia dan bahkan dirayakan di bioskop-bioskop terkenal di dunia.
Dalam pertunjukan musikal Broadway Hamilton, kehidupan Alexander Hamilton, Menteri Keuangan pertama Amerika Serikat, diungkap. Musikal tersebut menjadi hit instan dalam bisnis pertunjukan Amerika Serikat dan telah memenangkan banyak penghargaan. Ditampilkan di Kennedy Center di Washington selama hampir tiga bulan. Pertunjukan tersebut mencatat rekor box office di Broadway, dan kadang tiket mahal hanya dapat dibeli setelah menunggu dalam antrian online selama berjam-jam. [9]
Asal usul rock-and-roll lebih awal daripada hip-hop, menelusuri kembali ke tahun 1940-an. Tidak seperti hip-hop, yang memberikan irama yang diucapkan secara berirama, rock-and-roll menggunakan drum dan gitar di latar belakang vokalnya. Rock-and-roll terkait erat dengan Beat Generation, dan banyak penyanyi rock terinspirasi oleh Beat Generation, di mana kedua kelompok ini sering bergaul dan berkolaborasi.
Pada tahun 1960-an, rock-and-roll telah menjadi musik tema kontra-kebudayaan. Rock-and-roll membawa pendengar ke keadaan pikiran yang gila dan tidak rasional. Nyanyian histeris yang diiringi dengan permainan gitar listrik yang menyimpang dan drum yang intens membuat para pendengar menikmati insting dan hasrat sensualnya. Dengan alasan yang dikesampingkan, sifat iblis yang biasanya dihilangkan karena tuntutan peradaban menjadi dilepaskan – dalam banyak kasus, pendengar hanya menyerahkan dirinya ke kendali kekuatan tingkat-rendah.
Lebih buruk lagi, nihilisme menjadi sikap dominan rock, sementara banyak subgenre rock mendorong perilaku merusak lainnya. Psychedelic rock mendorong penggunaan narkoba, misalnya, sementara beberapa psychedelic dan lainnya, bentuk-bentuk rock yang lebih gelap menyerukan pemberontakan, bunuh diri, kekerasan, dan homoseksualitas, atau mendorong bersetubuh dengan siapa saja, perzinahan, dan menolak pernikahan. Lirik menganjurkan kecabulan atau hawa nafsu, atau senang memuji kejahatan dan mengutuk yang Ilahi.
Sebagai contoh, beberapa yang disebut superstar rock membenarkan pelecehan seksual terhadap gadis-gadis di bawah umur dengan lirik populer mereka, yang membuat hadirin peka terhadap kebudayaan pelecehan seksual dan bersetubuh dengan siapa saja. Beberapa lirik penuh perselisihan, seperti “Hei! Sebut namaku si Pengacau/Aku akan berteriak dan menjerit/Aku akan membunuh Raja, aku akan mencerca semua pelayannya” (dari “Street Fighting Man”oleh The Rolling Stones). Satu lagu berjudul “Simpati untuk Iblis.” Satu album oleh kelompok psychedelic rock berjudul disebut “Permintaan Setan yang Mulia.” Sebuah lagu terkenal berjudul “Jalan Menuju Neraka”: “Hai Setan/Saya menunaikan tugas saya…saya di jalan raya menuju neraka.” Beberapa lagu rock memuji sosialisme dan komunisme. Misalnya, lagu “Imagine” yang terkenal menantang pendengarnya untuk membayangkan masyarakat komunis yang bebas dari surga, neraka, agama, negara, dan kepemilikan pribadi.
Bahkan kelompok agama merasa sulit untuk menolak dampak negatif rock-and-roll. Musik gereja Kristen ditujukan untuk memuji Tuhan, sementara musik rock-and-roll ditampilkan karena kesenangannya dalam kejahatan. Namun karena popularitas rock-and-roll, musik modern gereja-gereja Kristen mengadopsi unsur-unsur rock untuk menarik perhatian para kaum muda, sehingga melahirkan apa yang disebut Musik Kristen Kontemporer. [10]
Yang menyertai rock-and-roll adalah perzinahan, kekerasan, kebobrokan, penyalahgunaan narkoba, korupsi, dan oposisi terhadap kepercayaan pada dewa apa pun. Tingkah laku yang rusak yang dilarang oleh moralitas dan kepercayaan tradisional semuanya muncul bersamaan dengan munculnya musik rock.
b. Penyalahgunaan Narkoba
Penyalahgunaan narkoba telah menjadi masalah global selama beberapa dekade terakhir. Pada tahap awal, akar penyalahgunaan narkoba dalam skala besar di Barat adalah kontra-kebudayaan. Dalam kampanye melawan moralitas borjuis, kaum hippie berusaha mendekonstruksi dan merusak semua tradisi serta untuk menegakkan kepercayaan, standar moral, dan gaya hidup mereka sendiri.
Pengalaman mengkonsumsi asam lisergat dietilamida (LSD) dan jamur halusinasi psilocybin dianggap sebagai penjelajahan spiritual mereka, sementara mereka menggunakan amfetamin atau kokain sebagai upper serta heroin dan barbiturat sebagai downer, semuanya ini dimaksudkan untuk menyingkirkan mereka dari dunia dan membawa mereka ke dimensi lain.
Banyak anggota muda dari gerakan kontra-kebudayaan memiliki ketertarikan yang kuat pada filosofi Timur dan praktik kultivasi, tetapi psychedelic menjadi jalan pintas bagi mereka untuk mencari wawasan karena mereka tidak perlu bagi menanggung tantangan mengolah pikiran atau sakit fisik saat meditasi.
Sebaliknya, dengan hanya mengonsumsi asam lisergat dietilamida, mereka akan mengalami pseudo-spiritual, meskipun tidak menghubungkan mereka dengan sesuatu yang nyata. Pada kenyataannya, narkoba semacam itu hanya menempatkan tubuh mereka di tangan entitas tingkat-rendah, sama sekali tidak terkait dengan praktik kultivasi ortodoks yang sejati. Yang memalukan adalah bahwa pengalaman ini menuntun banyak orang dengan aspirasi spiritual sejati ke jalan yang serong.
Banyak penyanyi pop dan bintang rock meninggal dalam usia 20-an dan 30-an, sering akibat overdosis. Di Amerika Serikat kontemporer, perang terpanjang dan paling menyedihkan mungkin adalah perang terhadap narkoba. Amerika Serikat telah mendedikasikan dirinya untuk menangkap dan memantau jutaan penyelundup narkoba selama beberapa dekade. Pejabat pemerintah telah berulang kali memperingatkan terhadap narkoba, namun penggunaan narkoba ilegal masih terus berlangsung. Sejak tahun 2000, lebih dari 300.000 orang Amerika Serikat meninggal akibat overdosis opioid. Pada tanggal 26 Oktober 2017, Presiden Donald Trump menyatakan krisis opioid sebagai darurat kesehatan masyarakat, dan menguraikan cara-cara di mana ia akan memerangi masalah tersebut. [11]
Menurut laporan tahun 2017 oleh National Institute on Drug Abuse for Teens atau Institut Nasional Penyalahgunaan Narkoba untuk Remaja, penggunaan ganja di kalangan pelajar merajalela: 45 Persen siswa kelas 12 mengatakan mereka pernah menggunakan ganja, dan 37,1 persen dari mereka menggunakannya pada tahun lalu; 71 persen pelajar SMU percaya bahwa sering menggunakan ganja adalah tidak berbahaya. [12]
Menggunakan ekstasi dan merokok ganja telah menjadi standar di kalangan kaum muda, sementara narkoba yang lebih baru dan lebih kuat terus bermunculan. Heroin yang dicampur dengan fentanyl, misalnya, jauh lebih kuat daripada heroin itu sendiri. Dosis heroin yang mematikan adalah 30 miligram setara dengan hanya 3 miligram fentanyl. [13] Fentanyl bahkan disebut sebagai senjata kimia. Namun fentanyl yang merusak dengan kecepatan yang mengerikan sedang membanjiri jalan-jalan di Amerika Serikat, membunuh lebih banyak orang daripada opioid lain, hanya karena sangat mudah menimbulkan overdosis.
Menurut National Institute of Drug Abuse atau Institut Penyalahgunaan Obat Nasional, pada tahun 2016, di antara 65.000 orang yang meninggal akibat overdosis, 20.000 kasus disebabkan oleh fentanyl. [14] Penyelundupan fentanil dari Tiongkok telah banyak dilaporkan. Pada bulan Juli 2018, otoritas pelabuhan di Philadelphia melakukan inspeksi rutin ketika mereka menemukan dan menyita 110 pon fentanil dalam kargo dari Tiongkok, dengan harga jual di jalan-jalan Amerika Serikat sebesar usd 1,7 juta. [15]
Di Tiongkok, penyalahgunaan narkoba juga bagaikan kanker di masyarakat. Produksi dan penyalahgunaan narkoba, terutama narkoba sintetis, telah merajalela. Penjualan narkoba di internet juga di luar kendali. Menurut laporan Komisi Kendali Narkotika Nasional Tiongkok pada tahun 2015, jumlah pengguna obat terlarang melebihi empat belas juta orang. Jumlah sebenarnya mungkin lebih tinggi karena pengguna narkoba semakin mencakup pekerja profesional, pekerja lepas, penghibur, dan pegawai negeri. [16]
Laporan Situasi Narkotika Tiongkok tahun 2017 dari Komisi Kendali Narkotika Nasional Tiongkok menunjukkan bahwa Departemen Narkotika Tiongkok telah memecahkan 140.000 kasus narkoba, menghancurkan 5.534 kelompok penyelundupan narkoba, menangkap 169.000 tersangka perdagangan manusia, menyita 89,2 ton narkoba, dan melakukan 870.000 penggerebekan, yang mengungkap 340.000 pengguna narkoba baru. [17]
Menggunakan narkoba dapat membuat manusia menjadi kehilangan akal. Zat-zat ini seringkali sangat membuat kecanduan, membuat manusia kehilangan nyawanya akibat overdosis, menghancurkan keluarganya, merusak kariernya, dan menyabot reputasi dan persahabatannya. Beberapa pengguna narkoba menjadi penjahat. Menggunakan dan memperdagangkan narkoba membahayakan individu, keluarga, dan seluruh negara, dan karenanya menjadi satu lagi fenomena kelam yang mengganggu masyarakat modern.