Kerangka dari 500 orang, yang diyakini sebagai korban dari guillotine selama Revolusi Perancis, telah ditemukan tersembunyi di dinding sebuah kapel Paris, Perancis.
Aymeric Peniguet de Stoutz, administrator kapel Expiatoire di Paris, menggunakan kamera khusus untuk mengungkap sisa-sisa manusia, yang sekarang akan menjadi subjek penelitian yang luas.
Stoutz mempelajari dokumen-dokumen sejarah selama bertahun-tahun, yang membuatnya menunjukkan dengan tepat dinding kapel sebagai tempat peristirahatan terakhir 500 orang yang terbunuh oleh guillotine.
Dia percaya bahwa tengkorak itu milik orang-orang yang dieksekusi selama ‘Pemerintahan Teror’, ketika serangkaian pembantaian dan eksekusi publik dilakukan terhadap mereka yang dituduh makar, termasuk Raja Louis XVI dan istrinya Marie-Antoinette.
Louis XVI, raja Bourbon terakhir Perancis dan istrinya Marie-Antoinette, dibunuh dengan guillotine ketika mereka kedapatan berusaha melarikan diri dari Perancis selama Revolusi tahun 1793.
Selama Masa Pemerintahan Teror, yang berlangsung antara Juli 1789 dan 1794, Maximilien Robespierre – salah satu tokoh paling berpengaruh revolusi juga secara ironis dieksekusi dengan guillotine. Laporan-laporan berita Perancis bahkan mencatat bahwa jasad Robespierre mungkin termasuk di antara yang ditemukan di kapel.
Gambar-gambar yang menarik menunjukkan deretan tulang-tulang manusia yang bertumpuk tinggi, dengan ratusan tengkorak berjejer satu sama lain.
Stoutz memulai penyelidikannya ke sisa-sisa tahun 2018, dengan meneliti dokumen-dokumen sejarah dan menggunakan temuannya untuk mengatur penggalian arkeologis.
Dengan menjadi ‘Sherlock Holmes’ dari arsip sejarah, Stoutz dikatakan telah berhasil menemukan rumah jasadnya, milik mereka yang dipenggal kepalanya di Place de la Concorde antara 21 Januari 1793 dan 28 Juli 1794. Dalam menemukan mereka, dia telah mampu menyangkal kepercayaan lama yang dipegang oleh para sejarawan, yaitu bahwa mereka dimakamkan di Katakombe. Sebaliknya, mereka ditemukan di kapel kecil arondisemen ke-8 di Paris.
Stoutz dibantu oleh arkeolog Philippe Carlier dalam melakukan penggalian, yang memungkinkannya menemukan tulang-tulang itu. Pasangan itu menemukan kerangka, serta beberapa peti kulit juga dikatakan berisi kerangka, dengan melewati kamera melalui sambungan antara batu-batu di dinding kapel.
Sejarawan telah meminta agar Direktorat Regional untuk Urusan Kebudayaan (DRAC) juga melakukan penggalian tambahan untuk mengkonfirmasi penemuannya.
Fondation de France akan melakukan penggalian tahun depan.(yn)
Sumber: Unilad
Video Rekomendasi: