Theepochtimes.com- Bendungan Tiga Ngarai yang kontroversial di Tiongkok, proyek pembangkit listrik tenaga air terbesar di dunia, menyoroti kecacatan struktural bendungan tersebut dan kerusakan lingkungan hidup. Itu terjadi sejak pembangunan bendungan tersebut pertama kali diusulkan pada tahun 1950-an.
Saat badai hujan deras saat ini melanda separuh wilayah Tiongkok, seorang ahli hidrologi memperingatkan bahwa bendungan tersebut dapat runtuh di bawah karena bertambahnya tekanan. Yang mana, membahayakan kehidupan jutaan orang yang tinggal di dekat bendungan tersebut.
Banjir yang meluas telah mempengaruhi setidaknya 11,2 juta orang di 26 provinsi dan kotamadya di tengah dan selatan Tiongkok. Itu terjadi, sejak hujan deras mulai mendatangkan malapetaka pada awal bulan Juni. Lebih dari 9.300 rumah ambruk dan 171.000 rumah lainnya mengalami kerusakan.
Kerugian keuangan telah melampaui 24,1 miliar yuan, menurut pihak berwenang setempat. Rekor curah hujan diperkirakan akan berlanjut selama 10 hari ke depan.
Di Guizhou, sebuah provinsi pegunungan di barat daya Tiongkok, kota Air hujan yang tidak terserap ke dalam tanah pada satu titik naik menjadi 4,9 meter lebih tinggi dari ambang batas yang dapat diterima.
Banjir di Kabupaten Yanhe menyebabkan air menerjang sebuah jembatan dan menghanyutkan rumah-rumah di bawah jembatan itu.
“Ini adalah hotpot di dalam air,” kata Liu, seorang pria penduduk Kabupaten Qijiang, di kota Chongqing, barat daya Tiongkok, mengatakan dalam sebuah wawancara. Ia mengatakan banjir tersebut “menyuarakan peringatan ke seluruh Tiongkok.”
Liu memperkirakan, jika Bendungan Tiga Ngarai yang terletak dekat Kabupaten Qijiang tidak dapat menahan air saat ini, maka bagian hilir Sungai Yangtze, salah satu kawasan yang paling subur dan berpenduduk padat di Tiongkok, akan berada dalam masalah serius.
‘Ditekan dari Kedua Sisi’
Dibangun dengan tujuan menjinakkan Sungai Yangtze yang rawan banjir dan menghasilkan energi yang bersih, proyek dengan dana yang luar biasa yaitu sebesar 180 miliar yuan terganggu oleh korupsi dan biaya lingkungan hidup.
Pemindahan secara paksa oleh pihak berwenang terhadap lebih dari 1 juta penduduk semakin memicu kemarahan masyarakat.
“Apakah Bendungan Tiga Ngarai dapat berperan dalam mencegah banjir dalam situasi saat ini, atau jika pemerintah Tiongkok telah menipu masyarakat Tiongkok yang sejak awal Bendungan Tiga Ngarai ini, sudah cukup jelas bagi masyarakat Tiongkok selama bertahun-tahun,” kata Wang Weiluo, seorang ahli hidrologi Tiongkok yang saat ini tinggal di Jerman, kepada The Epoch Times.
Sungai Yangtze mengalir melalui 11 provinsi dan wilayah tengah dan barat Tiongkok, yang mencakup Tibet, Sichuan, Chongqing, Hubei, dan Shanghai. Banyak daerah berada di bawah ketinggian air di reservoir bendungan tersebut, yang menempatkan daerah-daerah tersebut
Wang Weiluo mengatakan, secara langsung berada di bawah arus air selama waktu banjir. Selama bertahun-tahun pihak berwenang mendiamkan suara-suara yang kritis terhadap bendungan itu.
Dihubungi oleh The Epoch Times pada tanggal 23 Juni mengenai Bendungan Tiga Ngarai, Fan Xiao, seorang insinyur senior di Biro Eksplorasi dan Eksploitasi Sumber Daya Mineral Geologi Sichuan milik negara, mengatakan atasannya menginstruksikan dia pada hari sebelumnya “untuk tidak menerima wawancara media asing.”
Namun, Fan Xiao menulis panjang lebar mengenai isu-isu seputar Bendungan Tiga Ngarai. Satu artikel pada tahun 2004, misalnya, mengeksplorasi masalah gempa bumi dan tanah longsor yang disebabkan oleh reservoir.
Artikel lain, pada tahun 2016, mempertanyakan “kapasitas bersih” bendungan tersebut dalam mitigasi banjir, setelah perhitungan untuk biaya menghancurkan habitat setempat.
Wang mengungkapkan, ada juga konflik mendasar antara orang-orang di hulu dengan orang-orang di hilir. Saat hujan deras, orang-orang di hulu ingin air dikucurkan, sedangkan orang-orang di hulu tidak dapat menangani banjir tambahan.
“Bendungan Tiga Ngarai ditekan dari kedua sisi,” kata Wang. Saat ini, reservoir tersebut mempertahankan permukaan air lebih rendah dari biasanya untuk memastikan keamanan Bendungan Tiga Ngarai.
Masalah Sistemik
Sekilas laporan media daratan Tiongkok selama bertahun-tahun menunjukkan penurunan rasa percaya diri terhadap bendungan tersebut.
Pada tahun 2003, sebuah artikel utama dari media pemerintah Xinhua mengatakan bendungan tersebut dapat menahan banjir selama 10.000 tahun. Kata-kata tersebut diubah menjadi 1.000 tahun pada tahun 2007. Kemudian kata-kata tersebut diubah menjadi 100 tahun pada tahun 2008. Selanjutnya pada tahun 2010, pembawa acara TV di CCTV penyiaran corong komunis Tiongkok, mengutip pernyataan Komisi Sumber Daya Air Changjiang, yang memiliki pengawasan langsung atas Daerah Aliran Sungai Yangtze. Pejabat itu mengatakan bahwa orang-orang “tidak dapat menempatkan semua harapannya pada Bendungan Tiga Ngarai.”
Integritas struktural bendungan itu sendiri memicu perdebatan luas tahun lalu. Itu setelah sebuah citra satelit dari bendungan tersebut konon menunjukkan kelengkungan. Hal demikian menimbulkan kekhawatiran bahwa bendungan tersebut akan ambruk.
Sementara itu, perusahaan yang mengoperasikan Bendungan Tiga Ngarai meredam kekhawatiran tersebut dengan menunjukkan citra satelit Google tersebut berpotensi tidak akurat. Kemudian perusahaan tersebut mengakui di sebuah posting media sosial bahwa Bendungan Tiga Ngarai telah bergeser hingga 1,05 inci. Perusahaan tersebut mengatakan hal tersebut masih dalam batas yang dapat diterima.
Pihak berwenang mengatakan mereka mengeluarkan air banjir di sekitar 980 reservoir air di sepanjang Sungai Yangtze. Sementara, mereka ragu untuk melepaskan air di dalam Bendungan Tiga Ngarai, meskipun ketinggian air mencapai lebih dari dua-meter – mengutip kekhawatiran akan terjadi banjir mendadak. Tetapi baru-baru ini, kalangan netizen beredar video yang menuduh pihak berwenang diam-diam mengosongkan air Bendungan Tiga Ngarai tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, yang memburuk keadaan mereka.
Wang mendesak orang-orang yang tinggal di dekat Bendungan Tiga Ngarai untuk mempersiapkan peralatan darurat untuk melindungi dirinya sendiri.
“Partai Komunis Tiongkok tidak akan pernah bertanggung jawab untuk hal itu…Setiap kematian hanyalah sekedar sebuah angka” bagi rezim Tiongkok, kata Wang.
Chen, seorang pria penduduk Provinsi Sichuan, khawatir terjadi bencana yang lebih besar yang akan menimpa Tiongkok di masa depan akibat rezim Tiongkok salah menatalaksana.
“Pemerintah menjadikan ini sebagai sebuah proyek pertunjukan. Akibat-akibat bencana selalu ditanggung oleh rakyat jelata,” kata Chen kepada NTD.
Keterangan Gambar: Pada 24 Juli 2012 menunjukkan air yang dilepaskan dari Bendungan Tiga Ngarai, sebuah proyek pembangkit listrik tenaga air raksasa di sungai Yangtze, di Yichang, provinsi Hubei, China tengah. (STR / AFP / GettyImages)
(Vivi/asr)
Video Rekomendasi