Theepochtimes, Oleh Diana Zhang- Pertumpahan darah di perbatasan India-Tiongkok adalah mengejutkan dunia. Akan tetapi jika seseorang menoleh ke timur ke apa yang terjadi di Beijing, maka peristiwa tersebut mungkin masuk akal.
India dan Tiongkok berbagi perbatasan yang panjang dan tidak ditentukan batas-batasnya.
Namun, masing-masing pihak memiliki sebuah daerah yang terkendali. Dalam 58 tahun terakhir sejak Perang Indo-Tiongkok pada tahun 1962, kedua negara telah belajar untuk menjaga perdamaian saat berurusan dengan daerah abu-abu.
Penulis mendengar cerita dari teman-teman yang merupakan tentara Tiongkok. Kedua pihak di perbatasan mengetahui cara memainkan permainan yang menegaskan klaim teritorial yang dipersengketakan oleh mereka. Tidak ada tentara yang membawa senjata saat berpatroli di dekat berbatasan.
Satu salah pihak dapat membangun sebuah tenda sementara di daerah yang disengketakan, atau bahkan di area yang dikendalikan oleh pihak lain. Sedangkan pihak lain dapat merubuhkan tenda tersebut. Kedua belah pihak hidup damai dengan permainan ini.
Minggu lalu, saat sebuah patroli India pergi untuk menghancurkan sebuah tenda yang didirikan Tiongkok, patroli India diserang oleh tentara Partai Komunis Tiongkok yang memegang tongkat pemukul yang dikelilingi paku. Dua puluh tentara India terbunuh.
Ini adalah serangan yang terencana dan disengaja. Untuk membunuh siapa pun dari negara tetangga adalah masalah diplomatik dan militer yang utama. Tanpa arahan dari para pemimpin puncak Partai Komunis Tiongkok, hal tersebut tidak akan pernah terjadi.
Konflik perbatasan ini memiliki beberapa manfaat bagi Partai Komunis Tiongkok: Konflik perbatasan ini mengalihkan perhatian jauh dari krisis internal rezim Tiongkok; Konflik perbatasan ini untuk menguji militer, untuk melihat apakah militer mengikuti pemimpin puncak Partai Komunis Tiongkok; dan konflik perbatasan ini menunjukkan India bahwa
India akan mendapat masalah jika tidak mengikuti Tiongkok dalam pertarungan Tiongkok dengan AS.
Dalam sejarah Partai Komunis Tiongkok, setiap kali Partai Komunis Tiongkok menghadapi krisis yang parah, Partai Komunis Tiongkok melihat suatu target luar dan sengaja menciptakan pertarungan. Karena Partai Komunis Tiongkok tidak mampu perang nyata, Partai Komunis Tiongkok memilih suatu target di mana Partai Komunis Tiongkok dapat mengendalikan skala perkelahian. India adalah sangat cocok.
Di puncak konflik perbatasan, pada tanggal 17 Juni 2020, Bank Investasi Infrastruktur Asia, yang dipimpin oleh Tiongkok menyetujui pinjaman usd 750 juta ke India untuk tanggapannya terhadap COVID-19. Pinjaman tersebut mengirim sinyal bahwa Partai Komunis Tiongkok ingin menjaga skala konflik tetap terkendali.
Komunis Tiongkok sangat tidak senang bahwa India tidak memihak Tiongkok selama perang dagang Amerika Serikat dengan Tiongkok. India menolak bergabung dengan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional yang dipimpin oleh Tiongkok. Menghukum dan menarik India dengan uang adalah taktik tipikal Komunis Tiongkok.
Hasilnya mungkin kebalikan dari apa yang diinginkan Partai Komunis Tiongkok. India secara resmi berusaha untuk meredakan ketegangan, tetapi rakyat India sudah mulai memboikot produk buatan Tiongkok. Insiden perbatasan secara pasti akan mendorong India untuk mendekat ke Amerika Serikat.
Konflik ini telah mengalihkan perhatian media; konflik ini telah menjadi berita utama di mana mana. Beberapa media memperhatikan betapa seriusnya penyebaran virus Komunis Tiongkok atau coronavirus di Beijing.
Berbagai provinsi mengirim dokter ke Beijing. Bepergian antara Beijing dan kota-kota lain diblokir.
Pejabat Partai Komunis Tiongkok sedang mengadakan pertemuan dengan staf rumah sakit, terutama untuk memastikan staf rumah sakit tidak memberitahukan kepada dunia luar mengenai situasi virus yang sebenarnya. Lebih dari 10 orang telah dihukum sebagai pembuat rumor.
Meskipun demikian, beberapa pejabat Partai Komunis Tiongkok mengungkapkan, secara anonim, Beijing saat ini mirip Wuhan pada bulan Januari dan Februari. Selama waktu itu, kota di tengah Tiongkok itu dikarantina, di mana rumah sakit penuh sesak.
Pendekatan Komunis Tiongkok di Beijing adalah pengulangan dari bagaimana Komunis Tiongkok menangani Wuhan. Saat para pejabat bekerja keras untuk mengendalikan situasi di Beijing, adalah tidak jelas di mana tujuh pemimpin puncak Partai Komunis Tiongkok berada.
Jika tujuh pemimpin puncak Partai Komunis Tiongkok tinggal di Beijing, nyawa mereka terancam oleh virus. Jika tujuh pemimpin puncak Partai Komunis Tiongkok meninggalkan Beijing, kekuatan mereka akan menjadi terancam.
Baru-baru ini, berita menyebar di Beijing bahwa rumah sakit militer telah penuh sesak dengan pasien virus. Faktanya, angka kasus infeksi di rumah sakit militer adalah sangat dirahasiakan.
Perang skala-kecil dapat membantu melawan keraguan mengenai kekuatan militer saat ini.
Para pengunjuk rasa di Hong Kong membawa poster-poster yang mengatakan “Langit memunsahkan Partai Komunis Tiongkok.” Itu bukanlah lelucon. Tampak setiap minggu, tedehngar berita mengenai peristiwa yang mengancam keberadaan Partai Komunis Tiongkok.
Minggu ini, hujan telah menyebabkan banjir di banyak daerah, terutama di Provinsi Sichuan. Tanah, pasir, dan air menumpuk di belakang Bendungan Tiga Ngarai yang kontroversial.
Beberapa ahli menyebut Bendungan Tiga Ngarai sebagai sebuah bom, yang lebih kuat dari bom atom. Bendungan itu berada di tepi barat di tengah Tiongkok yang berpenduduk padat.
Jika Bendungan Tiga Ngarai runtuh di bawah tekanan air yang membludak, maka akan menggenangi daerah yang menghasilkan lebih dari 50 persen Produk Domestik Bruto Tiongkok, dan di mana ratusan juta jiwa penduduk tinggal.
Keterangan Gambar: Air dilepaskan dari Bendungan Tiga Ngarai di sungai Yangtze, di Yichang, Provinsi Hubei Cina tengah pada 24 Juli 2012. (STR / AFP / GettyImages)
(Vivi/asr)
Video Rekomendasi