Theepochtimes.com- Sebuah latihan meditasi yang melibatkan latihan gerakan lambat dan ajaran moral, Falun Gong atau Falun Dafa dengan cepat menjadi populer, hingga ada sekitar 100 juta praktisi Falun Gong pada tahun 1999, menurut perkiraan resmi pada saat itu.
Pemimpin Partai Komunis Tiongkok saat itu, Jiang Zemin menganggap popularitas Falun Gong sebagai ancaman terhadap peraturan rezim Komunis Tiongkok yang ateis. Pada bulan Juli 1999, meluncurkan kampanye nasional untuk mengumpulkan dan menjebloskan praktisi Falun Gong ke penjara, kamp kerja paksa, dan bangsal psikiatrik dalam upaya memaksa mereka untuk melepaskan keyakinannya.
Jutaan praktisi Falun Gong ditahan, di mana ratusan ribu praktisi Falun Gong disiksa, menurut perkiraan oleh Pusat Informasi Falun Dafa.
Ribuan orang telah meninggal di bawah penyiksaan, menurut Minghui.org, situs web yang berbasis di Amerika Serikat yang mendokumentasikan penganiayaan praktisi Falun Gong di Tiongkok.
Target Utama untuk Dikendalikan
Satu dokumen tertera tahun 2015, mencantumkan target utama setempat di sub-distrik Rulin Beijing.
Menjelang sebuah konferensi dunia mengenai industri kentang, dua staf di pemerintah setempat ditugaskan untuk memantau seorang praktisi Falun Gong bermarga Zhang, seorang penghuni kompleks apartemen Taman Shenfan.
Nama-nama dan nomor telepon kontak kedua staf terdaftar. Falun Gong terdaftar sebagai kategori yang dipantau dan tingkat risiko digolongkan sebagai “tidak konvensional.”
Dalam sebuah dokumen terpisah, pihak berwenang kemudian menambah jumlah staf untuk memantau praktisi Falun Gong yang sama, menjadi empat staf. Dokumen lain mencantumkan “target utama” kompleks apartemen Taman Shenfan.
Para praktisi Falun Gong ditempatkan dalam kategori bersama target lain seperti pasien penyakit jiwa, orang yang menjalani hukuman penjara, orang-orang di bawah pengawasan peradilan pidana, narapidana yang dibebaskan, pemohon (orang yang mengajukan keluhan mereka kepada pemerintah), dan migran.
Menurut dokumen itu, 20 personel melakukan shift untuk memantau kompleks apartemen Taman Shenfan, di mana enam personel ditugaskan untuk mengawasi target utama.
Pengawasan Ketat pada Hari-Hari Penting
The Epoch Times juga memperoleh pemberitahuan internal yang dikeluarkan oleh Komisi Urusan Politik dan Hukum tingkat distrik Beijing pada tanggal 30 Agustus 2019.
Komisi Urusan Politik dan Hukum adalah agen Partai Komunis Tiongkok yang mengawasi aparat keamanan, seperti penjara, pengadilan, dan polisi setempat. Kantor Komisi Urusan Politik dan Hukum setempat sering ditugaskan untuk melakukan penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong.
Dokumen dari distrik Mentougou ini mengamanatkan pemantauan 24 jam penuh di jalan-jalan untuk hari-hari tertanggal 30 September, 1 Oktober, dan 2 Oktober, saat Partai Komunis Tiongkok merayakan peringatan ke-70 tahun pengambilalihan Tiongkok.
Pemberitahuan itu mencantumkan praktisi Falun Gong sebagai satu kelompok yang dipantau dan dikendalikan selama periode itu.
Dokumen lain mencatat seorang praktisi Falun Gong bermarga Che, sedang diikuti oleh enam personil yang ditugaskan di daerah Rulin selama Lianghui atau Dwi Konferensi pada tahun 2017. “Dwi Konfrensi” adalah pertemuan tahunan legislatif yang tunduk pada Partai Komunis Tiongkok dan badan penasihatnya untuk memberlakukan kebijakan dan agenda.
Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-19 diadakan di Beijing dari tanggal 18 hingga 24 Oktober 2017. Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok Diadakan setiap lima tahun sekali, untuk menentukan suksesi para pemimpin Partai Komunis Tiongkok berikutnya.
Sebuah dokumen mengenai “rencana kerja keamanan” selama pertemuan tersebut dikeluarkan oleh pemerintah daerah Rulin pada tanggal 22 September 2017.
Rencana itu dikerahkan oleh Kementerian Keamanan Masyarakat (polisi) dari bulan Agustus hingga Oktober tahun itu.
Rencana itu meminta masyarakat di Rulin sepenuhnya bekerja sama dengan menerapkan siasat kendali yang ketat seperti “mengetuk pintu” dan memiliki “penguntit ganda pada satu target.” Diperlukan pertemuan dan diskusi harian.
Sejak bulan Februari 2017, polisi komunis Tiongkok melakukan arahan “mengetuk pintu” untuk mengintimidasi praktisi Falun Gong, menurut Minghui.org. Ini terjadi di 28 provinsi dan wilayah.
Polisi setempat mengumpulkan informasi pribadi dengan mengambil gambar, mengawasi, dan merekam praktisi Falun Gong dengan paksa. Praktisi Falun Gong kadang diculik atau rumahnya digeledah.
Pengawasan Atas Nama Pandemi
Baru-baru ini, pada tanggal 18 Juni, satu set dokumen dari “Kantor Konstruksi Aman” di distrik Changping, Beijing mengungkapkan bahwa pihak berwenang menargetkan praktisi Falun Gong selama pandemi.
Pada paruh pertama tahun 2020, Kantor Konstruksi Aman mengeluarkan pemberitahuan untuk mencegah Falun Gong “melakukan penyelidikan atau pemeriksaan” mengenai mengenai pandemi setempat; mencegah “penyusupan” dari praktisi Falun Gong, menghentikan praktisi Falun Gong untuk “mengeksploitasi pandemi untuk membalikkan propaganda,” menurut dokumen tersebut.
Laporan itu juga menjelaskan bahwa, selama Dwi Konfrensi yang diadakan tahun ini pada akhir bulan Mei, setiap “target utama” praktisi Falun Gong dipantau oleh enam personel selama 24 jam, termasuk dua kader di lingkungan dan para anggota keluarga praktisi Falun Gong, untuk memastikan praktisi Falun Gong diawasi dengan ketat di rumah dan di luar rumah.
Menurut laporan itu, sub-distrik Chengnan di Changping mengorganisir dua tim untuk memantau praktisi Falun Gong setempat. Satu tim terdiri dari 21 kader spesialis dan 30 petugas patroli penuh-waktu lainnya.
Keterangan Gambar: File foto menunjukkan seorang pria sedang memeriksa kamera keamanan di Lapangan Tiananmen di Beijing, 31 Oktober 2013. (Ed Jones / Getty Images / AFP)
(Vv/asr)
Video Rekomendasi