Ntdtv.com- Akibat ledakan dahsyat yang mengguncang Beirut, Lebanon, Palang Merah negara itu mengeluarkan pernyataan yang mengatakan: “Hingga kini, lebih dari 4.000 orang terluka dan lebih dari 100 orang tewas. Tim kami masih melakukan operasi pencarian dan penyelamatan di daerah sekitarnya.”
Kantor Berita Nasional Lebanon -NNA- dan dua sumber keamanan mengatakan sebelumnya bahwa ledakan itu terjadi di daerah pelabuhan Beirut. Segera setelah pukul 6 sore waktu setempat pada 4 Agustus 2020, bahan peledak yang ditempatkan di beberapa gudang di daerah itu meledak. Sumber keamanan lain mengatakan, bahwa penempatan bahan kimia di daerah pelabuhan menyebabkan terjadinya ledakan.
Ledakan besar itu sangat kuat sehingga gelombang kejut terasa di seluruh kota, jendela-jendela rumah hancur, dan balkon-balkon apartemen runtuh.
Menurut The GeoForschungsZentru -GFZ- Jerman, kekuatan ledakan itu setara dengan gempa 3,5 magnitudo yang dapat didengar dan dirasakan bahkan di Siprus yang berjarak 200 kilometer.
Aparat keamanan menutup lokasi ledakan. Suara klakson ambulan terus terdengar di daerah bencana. Selama 3 jam terus menerus kendaraan terlihat membawa jenazah dan truk pemadam kebakaran hilir mudik di lokasi.
Di lokasi pelabuhan, semua benda hancur sehingga penampilan aslinya tidak terlihat lagi. Helikopter pemadam kebakaran dikerahkan untuk membantu memadamkan api.
Bagasi yang ditinggalkan ada di mana-mana di tempat kejadian. Semua kendaraan dalam jarak beberapa meter dari titik ledakan mengalami kerusakan dengan berbagai kondisi.
Menteri Kesehatan Hamad Hasan mengatakan bahwa banyak orang masih hilang. Akan tetapi, karena hari telah gelap dan listrik padam, sulit untuk menyisir lokasi di malam hari. Ia mengatakan : “Kami menghadapi bencana nyata, dan butuh waktu untuk menilai sejauh mana bencana itu terjadi.”
Setelah kejadian itu, Presiden Lebanon Michel Aoun mengadakan pertemuan Dewan Pertahanan Nasional Tertinggi. Ia menyatakan Beirut sebagai daerah bencana dan memasuki keadaan darurat selama dua minggu. Ia meminta seluruh kabinet untuk mengadakan pertemuan darurat.
Aoun mengatakan dalam cuitannya bahwa 2.750 metrik ton amonium nitrat telah disimpan di gudang selama 6 tahun tanpa langkah-langkah keamanan. Ini “tidak dapat diterima.” Ia berjanji untuk membuat orang yang bertanggung jawab menghadapi hukuman “yang paling parah.”
Dilaporkan bahwa timbunan 2.750 metrik ton amonium nitrat disimpan di gudang sejak disita dari kapal barang pada tahun 2014 silam.
Foto-foto yang dibagikan oleh warga di media sosial menunjukkan bahwa asap tebal menjulang dari daerah pelabuhan, diikuti oleh ledakan besar.
#UPDATE VIDEO Dua ledakan besar mengguncang pelabuhan Beirut pada hari Selasa, menewaskan puluhan dan melukai ribuan orang, mengguncang gedung-gedung yang jauh dan meninggalkan ibukota Lebanon dalam ketakutan dan kekacauan https://t.co/SapyCrZzHK pic.twitter.com/SwQjwJCdhd
– Kantor berita AFP (@AFP) 4 Agustus 2020
Seluruh Negara Mengulurkan Bantuan
Perdana Menteri Lebanon Hasan Diab mengumumkan bahwa negara itu akan berkabung sehari besok. Ia mengatakan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas “bencana” ini harus dimintai pertanggungjawaban. Pada saat yang sama ia meminta bantuan “sahabat”.
Diab mengatakan bahwa Lebanon menghadapi krisis ekonomi paling parah dalam beberapa dasawarsa dan pukulan ganda dari penyakit virus Komunis Tiongkok atau pneumonia Wuhan.
CNA melaporkan bahwa Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres menyatakan belasungkawa terdalam atas “ledakan mengerikan di Beirut. Ia mengatakan bahwa beberapa personil PBB juga terluka dalam kecelakaan itu.
Di Timur Tengah, negara-negara Teluk adalah yang pertama memberikan bantuan, misalnya, Qatar berjanji untuk mengirim rumah sakit lapangan untuk mendukung sistem medis lokal.
Raja Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani berharap “yang terluka dapat pulih sesegera mungkin.” Pemimpin Dubai, Sheikh Mohammed Bin Rashid Al-Maktoum juga dalam cuitannya: “Belasungkawa Untuk rakyat Lebanon tercinta. ” Kuwait juga berjanji untuk memberikan bantuan medis darurat.
Sementara itu, Mesir menyatakan “keprihatinan mendalam” tentang apa yang terjadi pada Lebanon. Selain menyatakan belasungkawa, Ahmed Aboul Gheit, Sekretaris Jenderal Liga Arab, juga menekankan “pentingnya mengklarifikasi fakta tentang ledakan itu.”
Israel, yang masih dalam konflik dengan Lebanon, juga menyatakan keinginannya untuk memberikan bantuan kemanusiaan.
Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Menteri Pertahanan Benny Gantz dan Menteri Luar Negeri Gabi Ashkenazi, atas nama Israel, memberikan bantuan medis, bantuan kemanusiaan dan bantuan darurat kepada pemerintah Lebanon melalui arbitrase internasional.”
Presiden AS Trump menyatakan keinginannya untuk memberikan bantuan. Menlu AS Mike Pompeo menyatakan “memantau dan selalu siap untuk membantu rakyat Lebanon keluar dari tragedi yang mengerikan ini.”
Kedutaan Besar Australia di Beirut juga mengalami kerusakan parah. Hal demikian disampaikan Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan pada “Today Show”.
Menteri Luar Negeri Marise Payne mengatakan kepada Australian Broadcasting Corporation (ABC) bahwa Kedutaan Besar Australia di Beirut “rusak parah akibat ledakan itu,” dan beberapa personil kedutaan terluka.
Berikut Foto-foto penampakan ledakan di Beirut :
Keterangan Gambar: Sebuah ledakan besar terjadi di daerah pelabuhan dekat pusat Beirut, ibukota Libanon, pada tanggal 4, menewaskan sedikitnya 78 orang dan melukai hampir 4.000 orang. (STR / AFP via Getty Images)
(Editor yang bertanggung jawab: Cheng Yiren)
(Hui/asr)
Video Rekomendasi