Theepochtimes.com- Perusahaan keamanan dunia maya Amerika Serikat Insikt Group pada tanggal 28 Juli 2020, menerbitkan laporan pada RedDelta, mengenai bagaimana “satu kelompok kegiatan ancaman yang disponsori negara-Tiongkok” menargetkan Vatikan, Keuskupan Katolik Hong Kong, dan organisasi lainnya yang terkait dengan Gereja Katolik sejak awal bulan Mei tahun ini.
Laporan itu menunjukkan sebuah contoh serangan. Sebuah dokumen “konon menjadi sebuah surat resmi Vatikan yang ditujukan kepada Kepala Misi Studi ke Tiongkok di Hong Kong saat ini” digunakan untuk mengirimkan PlugX, program malware, yang memberi para peretas kendali penuh atas sistem komputer target mereka, kata Insikt Group.
Program malware lain, seperti Poison Ivy dan Cobalt Strike, juga digunakan untuk menyusup ke dalam sistem target mereka.
Serangkaian serangan menggunakan infrastruktur, peralatan, dan viktimologi yang serupa digunakan oleh Mustang Panda, kelompok aktivitas ancaman lain yang berbasis di Tiongkok, tetapi juga memiliki fitur tersendiri.
“Karena RedDelta menargetkan organisasi-organisasi yang sangat selaras dengan kepentingan strategis Tiongkok, penggunaan peralatan bersama yang secara tradisional digunakan oleh kelompok yang berbasis di Tiongkok, dan tumpang tindih dengan kelompok aktivitas ancaman yang diduga disponsori negara Tiongkok, Insikt Group percaya bahwa kelompok aktivitas tersebut kemungkinan beroperasi atas nama pemerintah Republik Rakyat Tiongkok,” kata laporan itu.
Komunis Tiongkok Menyangkal Tuduhan
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin, berbicara di sebuah konferensi berita harian di Beijing pada hari Rabu beberapa waktu lalu, mengatakan bahwa Tiongkok adalah “pembela setia” keamanan dunia maya.
Diperlukan banyak bukti daripada dugaan saat menyelidiki peristiwa dunia maya, kata Wang Wenbin. Untuk diketahui, komunis Tiongkok secara rutin membantah terlibat dalam upaya peretasan yang didukung negara, dan mengatakan Beijing adalah korban ancaman semacam itu.
Seorang juru bicara Vatikan tidak memiliki komentar langsung. Misi Studi Hong Kong tidak menanggapi permintaan Reuters untuk memberikan komentar.
Kesepakatan Komunis Tiongkok-Vatikan
Serangan-serangan ini terjadi menjelang pembaruan “Perjanjian Sementara antara Tahta Suci dengan Tiongkok” yang dijadwalkan pada bulan September mendatang.
Peretasan yang dilaporkan terjadi setelah pertemuan yang sangat jarang terjadi antara Beijing dengan Menteri Luar Negeri Vatikan awal tahun ini di Jerman, yang menandai pertemuan resmi tingkat-tertinggi antara kedua belah pihak dalam beberapa dekade.
Insikt Group percaya bahwa “orang yang dicurigai melakukan pengacauan ke Vatikan akan menawarkan wawasan RedDelta, mengenai posisi negosiasi Tahta Suci di depan pembaruan kesepakatan bulan September 2020. Penargetan Misi Studi Hong Kong dan Keuskupan Katolik Hong Kong, juga dapat memberikan sumber intelijen yang berharga untuk memantau hubungan Keuskupan Katolik Hong Kong dengan Vatikan. Maupun posisi Keuskupan Katolik Hong Kong terhadap gerakan pro-demokrasi Hong Kong di tengah meluasnya unjuk rasa dan hukum keamanan nasional Hong Kong baru-baru ini.”
Target serangan juga termasuk Institut Kepausan untuk Misi Asing di Italia, dan Kepala Misi Studi untuk Tiongkok di Hong Kong, “yang pendahulunya dianggap memainkan peran penting dalam perjanjian tahun 2018.”
“Penargetan entitas yang terkait dengan gereja Katolik cenderung menunjukkan tujuan-tujuan Partai Komunis Tiongkok dalam memperkuat kendali atas gereja Katolik ‘bawah tanah’, ‘agama agama yang dipengaruhi Tiongkok’ di Tiongkok, dan mengurangi pengaruh Vatikan yang dirasakan dalam komunitas Katolik Tiongkok,” laporan itu menyatakan.
Dalam kesepakatan tahun 2018, Paus Francis mengesahkan legitimasi uskup yang ditunjuk Beijing. Setelah putus hubungan dengan Vatikan pada tahun 1951, sejak itu Partai Komunis Tiongkok bersikeras mencalonkan uskupnya sendiri, meskipun tradisi Vatikan mengamanatkan uuskup-uskup hanya dapat disetujui dengan persetujuan Paus.
Hal ini tidak memperbaiki situasi bagi umat Katolik di Tiongkok, Benedict Rogers, pemimpin tim Asia Timur dalam organisasi hak asasi manusia Christian Solidarity Worldwide, mengatakan dalam webinar baru-baru ini.
“Saat Partai Komunis Tiongkok hadir dalam agama, atau agama dan kepercayaan, saya pikir kita mungkin melihat situasi terburuk, penumpasan terburuk, sebenarnya sejak Revolusi Kebudayaan,” kata Benedict Rogers.
Keterangan Gambar: Pandangan umum Lapangan Santo Petrus, di Kota Vatikan, Vatikan, pada 12 April 2020. (Antonio Masiello / Getty Images)
(Vv/asr)
Video Rekomendasi