Epochtimes, oleh Zhang Yujie- 30 perusahaan Jepang telah menerima subsidi dari pemerintah yang berencana mentransfer dana dari Tiongkok ke negara-negara Asia Tenggara untuk produksi. Ke-30 perusahaan tersebut menerima subsidi dengan total 12 miliar yen (sekitar US $ 113 juta).
Bloomberg melaporkan pada 7 Agustus 2020 lalu bahwa setelah merebaknya virus Komunis Tiongkok (pneumonia Wuhan), pemerintah Jepang segera mengumumkan akan menghabiskan dana total 2,2 miliar dolar Amerika Serikat untuk membantu perusahaan domestik menarik diri dari Tiongkok dan kembali ke Jepang. Kecuali itu, pemerintah Jepang memberikan 220 juta dolar Amerika Serikat untuk membantu mereka yang berencana memindahkan perusahaannya dari Tiongkok ke negara lain.
Per Juli 2020, gelombang pertama hibah telah dikeluarkan, dengan total 70 miliar yen atau sekitar Rp. 9,6 triliun. 87 perusahaan mendapat subsidi, termasuk 30 perusahaan yang telah pindah ke Asia Tenggara.
Diantaranya, Panasonic Jepang dan produsen suku cadang mobil Denso Corp akan dipindahkan ke Indonesia. Pabrik substrat kaca hard disk drive HOYA akan dipindahkan ke Vietnam dan Laos.
Pabrik sarung tangan karet Sumitomo akan dipindahkan ke Malaysia. Shin-Etsu Lini produksi magnet kimiawi dipindahkan ke Vietnam, dan seterusnya.
Perusahaan Fujikin Jepang akan menggunakan subsidi, terhitung sekitar dua pertiga dari biaya produksi, untuk mentransfer jalur produksi dari Tiongkok ke Vietnam. Dilaporkan bahwa setengah dari 30 perusahaan yang disebutkan di atas pindah dari Tiongkok ke Vietnam.
Laporan Bloomberg mengutip pernyataan Presiden Fujikin Shinya Nojima bahwa sebelum pemerintah Jepang mengumumkan kebijakan subsidi, perusahaan telah mempertimbangkan untuk meningkatkan kapasitas produksi Vietnam.
Kebijakan subsidi pemerintah sudah tepat. Pemasok Tiongkok pernah menutup pabrik karena wabah. Pelanggan Fujikin juga khawatir tentang apakah pembelian dan pesanan dapat diselesaikan tepat waktu.
Satoshi Kitajima, wakil direktur Japan External Trade Organisation atau Organisasi Perdagangan Eksternal Jepang, juga mengatakan banyak perusahaan yang mengalihkan produksinya ke Vietnam.
Investasi langsung Jepang di Vietnam telah meningkat secara signifikan sejak krisis keuangan, dan telah bergeser dari Tiongkok ke Vietnam sebelum terjadi perang perdagangan dan wabah.
Sejak awal tahun ini, negara-negara Asia Tenggara telah meningkatkan upayanya untuk menarik investasi asing. Menteri Perindustrian dan Perdagangan Internasional Malaysia, Datuk Seri Azmin mengatakan pada bulan Juli lalu bahwa penarikan perusahaan Jepang dari Tiongkok merupakan peluang bagus bagi Malaysia untuk menarik investasi asing. Malaysia telah mengatur pelatihan untuk menyediakan karyawan yang terampil.
Presiden Indonesia, Joko Widodo pada bulan Mei lalu mengatakan bahwa dia akan menyelesaikan masalah investasi asing. Pemerintah Indonesia pada Juni mengumumkan tujuh perusahaan asing akan memindahkan pabriknya dari Tiongkok ke Indonesia, dengan total investasi US $ 850 juta atau sekitar Rp. 12,5 triliun. Tiga di antaranya adalah perusahaan Jepang.
Laporan Bloomberg juga menyebutkan bahwa dalam 10 tahun terakhir, investasi bersih Jepang di Vietnam, Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Filipina sekitar US $ 139 miliar.
Keterangan Gambar: 30 perusahaan Jepang telah menerima subsidi dari pemerintah yang berencana mentransfer dana dari Tiongkok ke negara-negara Asia Tenggara untuk produksi. Gambar tersebut menunjukkan jalanan Tokyo, Jepang pada 4 Agustus 2020 setelah wabah. (Yuichi Yamazaki / Getty Images)
Editor yang bertanggung jawab: Zhou Yiqian #
(hui/rp)Â
Video Rekomendasi