Sebuah Negara Imperium Dusta Tidak Mungkin Menjadi Negara Modern?

Secretchina, Oleh YAN CHUN’GUO– Xi Jinping inspeksi ke ke Bendungan Wangjiaba di Fuyang, Propinsi Anhui, seorang wanita sedang menggendong anak kecil di dalam foto. Disinyalir dia adalah perwira keamanan setempat yang menyamar, hingga saat ini, rekayasa berita seperti ini sudah tidak aneh lagi.

Sebelumnya Li Keqiang inspeksi ke Guizhou, sepasang sepatunya penuh lumpur, tapi sepatu para pengiring di sisinya semuanya bersih, dari mana asalnya lumpur di sepatu Li Keqiang itu?

Pada saat Revolusi Kebudayaan Jiang Qing yakni istri Mao, pergi ke Desa Dazhai untuk ikut serta dalam kerja bakti, setelah Revolusi Kebudayaan Jiang Qing ditangkap, kemudian terbukti dia hanya membawa sebuah cangkul di sawah lalu diambil fotonya. Ketika Revolusi Kebudayaan Mao Zedong melintasi Sungai Yang Tze, dengan kata-kata heroik dan patriotik “lintasi Sungai Yang Tze hingga ribuan mil, memandang cakrawala tak berujung”, dan setelah Revolusi Kebudayaan ada artikel kenang- kenangan yang mengatakan, pada saat itu Mao Zedong cuma merendam kakinya sebentar di tepi sungai.

Komunis tiongkok telah terbiasa berdusta, sudah menjadi kebiasaan, atasan menipu bawahan, yang bawah menipu yang atas, seluruh imperium penuh kebohongan. Komunis Tiongkok menipu rakyat, rakyat juga tahu Komunis Tiongkok menipu mereka, Komunis Tiongkok juga tahu rakyat menyadari bahwa Partai Komunis Tiongkok telah menipu rakyat, jelas-jelas tahu sama tahu saling menipu, jadi semua orang telah terbiasa, dan kebiasaan ini telah menjadi lumrah alamiah.

Segala hal di dunia ini berlandaskan pada kesejatian (termasuk kejujuran) sebagai pondasi, ada kejujuran maka ada kebaikan, ada kebajikan baru ada keindahan. Kita mengenal dunia, tidak takut kurang akan kemampuan pemahaman, dan kemampuan pemahaman manusia dapat terus meningkat seiring dengan pembelajaran dan pengalaman. 

Di saat Anda memiliki kemampuan yang cukup untuk membedakan baik dan buruk, yang paling penting adalah Anda menguasai fakta, dengan fakta sebagai pondasi, maka akan ada keputusan yang tepat. 

Jika yang Anda temui semuanya adalah fiktif, maka setinggi apa pun kemampuan pemahaman Anda tidak akan berguna.

Berjalannya suatu masyarakat dengan normal, syarat paling mendasar adalah harus menghargai realita, dan mengejar fakta, pada pondasi fakta yang sesungguhnya, semua orang baru dapat membahas dan menentukan sesuatu dengan kemampuan berpikirnya, jika tidak hanya akan menipu diri sendiri.

Menjelaskan fakta adalah hal yang paling mudah, satu dikatakan satu, dua dikatakan dua, tidak perlu berbelok arah berputar jauh, tidak mengada-ada, tidak harus mencemaskan apakah sesuai akal sehat atau tidak, karena keberadaan fakta sudah sesuai akal sehat, sudah memiliki logikanya, tidak perlu diragukan.

Berbeda halnya dengan berbohong, berbohong harus membuat orang lain percaya, maka kebohongan itu harus dirias sedemikian rupa seolah benar, untuk merias maka harus ada teknik, dan harus mempertimbangkan faktor lingkungan objektif dan subjektifnya, harus menambal kebocoran, tidak terdeteksi, harus konsisten, semua itu tidak mudah. 

Mengucap satu kebohongan, harus ditutupi dengan lebih banyak kebohongan, begitu terungkap, tak hanya akan membuat orang yang berbohong terlihat bodoh, juga akan membuat orang lain mencurigai niat hatinya yang tidak baik, akibat dari berbohong pada umumnya sangat tidak baik.

Mengapa Komunis Tiongkok  terbiasa berbohong, dan suka berbohong? Karena Partai Komunis Tiongkok meraih kekuasaan dengan berbohong. Komunis Tiongkok berkata akan membebaskan rakyat miskin, akhirnya yang dibebaskan adalah mereka sendiri; Komunis Tiongkok berkata kelas pekerja dan petani miskin menengah ke bawah adalah andalannya, sebenarnya  yang diandalkannya juga adalah mereka sendiri; di awal Revolusi Kebudayaan Mao Zedong mengatakan para pelajar adalah ujung tombak, setelah Revolusi Kebudayaan Garda Merah itu tidak berguna lagi, Mao Zedong lalu mengecam pelajar sebagai “Chòu lÇŽo jiÇ”, si Kuno Busuk atau sebutan pelecehan untuk kaum intelektual di zaman Revolusi Kebudayaan”, memanfaatkan pelajar dengan kebohongan, dan sehabis dimanfaatkan dicampakkan.

Komunis Tiongkok adalah partai tani, mayoritas kadernya adalah kaum intelek desa dan kaum lumpen-proletar, warga tani di Tiongkok selama ribuan tahun percaya pada Langit dan Bumi percaya pada diri sendiri, tapi tidak percaya pada ilmu pengetahuan, jadi Mao Zedong selalu mengatakan kaum intelek tidak berguna. 

Mao Zedong tidak percaya pada ilmu pengetahuan, tidak menghormati fakta, meyakini voluntarisme, maka Mao melakukan program Lompatan Besar dan program 1 Acre Tanah Panen Ribuan Kilogram, seberapa besar nyali seseorang maka sebesar itu pula hasilnya, selama diri sendiri percaya, juga memaksa orang lain agar percaya, maka segala kebohongan pun akan jadi kenyataan.

Di abad ke-21 hari ini, teknologi tinggi adalah kemampuan produksi, teknologi tinggi tidak mungkin dibangun di atas pondasi kemunafikan dan kebohongan. 

Jika Anda ingin menggunakan chips elektronik, sampai akurasi tiga nanometer tidak boleh meleset, tapi juga ingin menciptakan kebohongan menipu 1,4 miliar jiwa rakyat, kedua hal ini adalah nilai universal yang sama sekali tidak bisa sejalan. 

Jika Anda suka berbohong, maka tak mungkin menghormati fakta, maka tidak akan ada keinginan dan motivasi untuk mengejar kebenaran, hal besar maupun kecil semuanya dikatakan begitu mudah tanpa membuat muka memerah, melanggar logika hidup fundamental dan logika berpikir, seluruh negeri sudah terbiasa seperti itu, negara berjalan dengan berbagai fenomena dusta, selamanya tidak pernah tahu kondisi fakta yang sebenarnya.

Membangun negara dengan kebohongan, maka tidak akan ada ambisi dan kesabaran menelusuri dunia secara objektif, selalu mencari jalan pintas dan menyalip di tikungan, mencuri hasil penelitian orang lain. 

Berbohong dan mencuri adalah moral yang tidak terpuji, jika Anda terbiasa berbohong, maka mencuri pun akan menjadi hal biasa bagi Anda, tapi suatu negara yang dibangun di atas pondasi kebohongan apakah akan abadi? 

Pada saat Xi Jinping pergi inspeksi, seorang kader disamarkan menjadi wanita desa, pada permukaan sepertinya hal kecil, tapi hal ini telah mengungkap karakteristik Partai Komunis Tiongkok, partai ini mengandalkan kebohongan untuk bertahan hidup. 

Sebelumnya Sun Chunlan, seorang politikus dan, anggota Politbiro Partai Komunis Tiongkok dan Wakil Perdana Menteri, inspeksi ke Wuhan, dari atas loteng ada warga berteriak, “Palsu! Semua itu palsu!” Rakyat Tiongkok tidak sebodoh itu, benar palsu, baik buruk, indah jelek, masih bisa dibedakan.

Hingga abad ke-21 ini, peradaban dunia bukan berjalan seperti itu, mengandalkan dusta mengelabui dunia, pada akhirnya akan dicampakkan oleh dunia.

Keterangan Foto : Xi Jinping baru saja menggelar Rapat Beidaihe, lalu inspeksi ke Bendungan Wangjiaba di Fuyang, Provinsi Anhui. Seorang “warga desa” yang sedang menggendong anak kecil di dalam foto ini, disinyalir sebagai Wakil Kapten Yan Jing dari Brigade Keamanan Dinas Keamanan Publik Kabupaten Funan.

(sud)

Video Rekomendasi

https://www.youtube.com/watch?v=WJzN8hpJl0M