oleh Cindy Chan
Aksara Tiongkok 真 (zhēn), juga ditulis sebagai 眞 (zhēn), dapat diartikan sebagai kebenaran, kesejatian, dan kenyataan, serta bersifat asli, benar, akurat, atau tepat. Aksara ini juga merujuk pada sifat kemurnian, ketulusan, atau ketuhanan.
Aksara 眞 adalah bentuk yang ditemukan dalam kamus etimologis Tiongkok komprehensif pertama, “Shuo Wen Jie Zie” (說文解字), atau “Penjelasan Sederhana dan Menganalisis Aksara Gabungan”.
Menurut “Shuo Wen Jie Zie,” aksara 眞 menggambarkan transformasi dan kenaikan seseorang yang abadi ke surga.
Makna ini dapat dilihat dari komponen aksara. Bentuk radikal (penggolong gramatikal) 乚 di atas mengacu pada transformasi atau perubahan. Aksara 目 (mù) di tengah adalah aksara untuk “mata”.
Radikal 乚 di sekitar mata berarti menyembunyikan, tidak terlihat, atau bahkan menghilang. Dan bentuk 八 di bagian bawah mengacu pada kendaraan atau transportasi yang menunjukkan sarana yang akan digunakan “orang yang abadi” naik ke surga.
Contoh istilah yang menggunakan 眞 (zhēn), atau 真 (zhēn), antara lain 真理 (zhēn lǐ), prinsip yang benar atau ortodoks; 真心 (zhēn xin), kesungguhan atau ketulusan hati, di mana 心 (xin) berarti hati; 真正 (zhēn zhèng), murni, asli, atau benar, di mana 正 (zhèng) berarti benar atau tepat atau tegak; dan 真實 (zhēn shí), benar, nyata, atau aktual, di mana 實 (shí) berarti benar, jujur, dan solid.
天真 (tiān zhēn) mengacu pada kepolosan — secara harfiah “kebenaran surga” atau “melakukan kebenaran pada surga.” Aksara 天 (tiān) berarti surga atau langit.
真相 (zhēn xiàng) mengacu pada fakta nyata atau situasi sebenarnya, sedangkan ungkapan 真相大白 (zhēn xiàng dà bái) mengekspresikan “seluruh kebenaran terungkap.” 大白 (dà bái), secara harfiah “putih besar,” menggambarkan keadaan tentang keterbukaan dan kejelasan sempurna.
真金不怕火 (zhēn jīn bù pà huǒ), secara harfiah diartikan emas asli (金, jīn) bukan (不, bù) takut (怕, p) api (火, huǒ), menyatakan bahwa kebenaran sejati dapat bertahan dalam ujian apa pun.
Filsafat Daois menekankan pada kultivasi 真 (zhēn), atau peningkatan aksara diri dalam hal kebenaran. Ini mengajarkan seseorang untuk berbicara yang sebenarnya, berperilaku jujur, dan menjadi orang yang jujur.
Seorang kultivator yang ingin mencapai Tao, atau konsep Buddha tentang pencerahan, selalu mengusahakan untuk kembali ke jati dirinya yang asli, atau 返本歸真 (fǎn běn guī zhēn), dimana 返 (fǎn) dan 歸 (guī) keduanya berarti “untuk kembali,” sementara aksara 本 (běn) merujuk ke asal, akar, atau sumber.
Seorang kultivator berusaha agar pada akhirnya menjadi “orang sejati,” atau 真人 (zhēn rén), melalui kultivasi. Aksara 人 (rén) adalah aksara untuk manusia.
修真養性 (xiū zhēn yang xìng) menggambarkan proses berkultivasi atau mempraktikkan (修, xiū) kejujuran sambil memelihara (養, yang) esensi seseorang atau sifat (keaslian) seseorang (性, xìng).
真人不露相 (zhēn rén bù lòu xiàng) menyatakan bahwa orang yang sejati adalah seseorang yang telah memperoleh Tao dan mencapai pencerahan, tidak (不, bù) mengungkapkan (露, lòu) bentuk atau identitas (sebenarnya) dari dirinya (相, xiàng).
Ini menjelaskan bahwa seorang kultivator sejati sering tampak sangat biasa di permukaan, kekuatan atau keunggulan mereka tidak terlihat dan tidak diungkapkan.
Ungkapan tersebut menyatakan bahwa para Dewa tidak akan mengungkapkan diri mereka kepada umat manusia, karena hal itu akan membocorkan rahasia langit. Dengan demikian, Anda tidak akan bisa mengenalinya bahkan jika Dewa ada di depan mata Anda.
Menurut kepercayaan Buddha, orang-orang jatuh ke dalam labirin dunia manusia karena mereka melakukan kesalahan. Untuk kembali ke asalnya, mereka harus berkultivasi dan mencerahkan prinsip-prinsip sejati dalam dimensi ilusi ini, tanpa tertipu oleh kesan-kesan keliru yang terwujud dalam masyarakat manusia.
Seorang kultivator harus tetap teguh dalam keyakinan mereka dan prinsip-prinsip sejati yang dianut, bahkan meskipun tidak dapat melihat manifestasinya. (feb)
Video Rekomendasi :