Nicole Hao
Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang mengunjungi kota Chongqing yang mengalami banjir parah menyusul hujan lebat, dari tanggal 20 Agustus hingga 21 Agustus, tetapi media milik Tiongkok tidak melaporkan perjalanan Li Keqiang tersebut hingga tanggal 23 Agustus — penundaan yang tidak biasa untuk outlet media yang biasanya memberikan liputan terus-menerus mengenai kegiatan pejabat tinggi di masyarakat.
Laporan media juga berfokus pada pembangunan ekonomi — sebuah keberangkatan dari informasi perjalanan Li Keqiang yang diposting di situs web resmi pemerintah pusat Tiongkok dari 20 Agustus hingga 25 Agustus, Situs web tersebut menekankan bahwa Li Keqiang mengamati efek dari banjir dan mendorong penduduk setempat untuk bersatu di tengah bencana tersebut.
Analis Tiongkok mengatakan ketidaktetapan ini menambah bukti yang semakin meningkat adanya ketidaksepakatan antara pemimpin partai Komunis Tiongkok Xi Jinping dengan Li Keqiang. Selain itu, menyatakan adanya perselisihan internal dalam kepemimpinan Partai Komunis.
“Media yang dikelola pemerintah dengan sengaja tidak melaporkan perjalanan Li Keqiang di Chongqing, tetapi ada foto Li Keqiang yang mengejutkan di ladang jagung yang diposting di situs web pemerintah pusat Tiongkok. Foto itu memaksa CCTV [penyiar negara] untuk melaporkan perjalanan Li Keqiang tersebut pada malam tanggal 23 Agustus,” tulis komentator urusan politik Tiongkok, Zhong Yuan yang berbasis di Amerika Serikat dalam komentar yang diterbitkan oleh The Epoch Times berbahasa Mandarin.
Foto, yang diambil di ladang jagung yang banjir di desa Shuangba di distrik Tongnan, Chongqing pada tanggal 20 Agustus, menunjukkan Li Keqiang sedang memeriksa tanaman jagung yang hancur akibat banjir. Tidak seperti foto pejabat yang biasa yang menunjukkan gambar yang bersih, Li Keqiang ditampilkan berdiri di air berlumpur dengan sepatu bot yang kotor.
Zhong Yuan mengatakan, rezim Tiongkok tidak ingin mengungkap keadaan bencana yang sebenarnya kepada masyarakat, karena kehidupan tragis yang diderita rakyat Tiongkok akan merusak citra rezim Tiongkok dan mengancam kekekuasaan rezim Tiongkok.”
Itulah mengapa media pemerintah Tiongkok tidak melaporkan kunjungan Li Keqiang itu, “bahkan untuk seorang pejabat sesenior perdana menteri,” tambah Zhong Yuan.
9 Ahli Ekonomi
Menurut peringkat Partai Komunis Tiongkok, sebagai perdana menteri, Li Keqiang mengawasi kebijakan ekonomi negara.
Selama konferensi tahunan legislatif yang tunduk pada Partai Komunis Tiongkok tahun ini pada bulan Mei, Li Keqiang berbicara mengenai efek epidemi virus Komunis Tiongkok terhadap ekonomid an kebutuhan untuk pulih dari keterpurukan.
Tetapi selama seminar ekonomi yang diselenggarakan oleh Xi Jinping di Zhongnanhai — markas besar Partai Komunis Tiongkok — pada tanggal 24 Agustus, Li Keqiang secara mencolok tidak hadir.
Xinhua, media yang dikelola pemerintahan komunis Tiongkok, melaporkan bahwa Xi Jinping mengundang sembilan ahli ekonomi papan atas Tiongkok ke seminar tersebut. Xi Jinping ditemani oleh Wang Huning, Sekretaris Partai Komunis Tiongkok dan pemimpin sistem propaganda Tiongkok, serta Han Zheng, wakil perdana menteri yang bertanggung jawab atas urusan Hong Kong dan Makau.
“Xi Jinping ingin menunjukkan bahwa ia adalah bos sebenarnya dari ekonomi Tiongkok dengan cara menyelenggarakan seminar ini tanpa kehadiran Li Keqiang. Xi Jinping ingin memberitahu orang-orang bahwa Li Keqiang tidak membuat keputusan apa pun,” kata komentator urusan Tiongkok yang berbasis di Amerika Serikat Tang Jingyuan.
Sejak bulan Mei, Xi Jinping dan Li Keqiang mengeluarkan komentar yang saling bertentangan mengenai keadaan ekonomi Tiongkok.
Xi Jinping menekankan bahwa tujuannya untuk Tiongkok adalah menjadi “masyarakat moderat yang makmur,” dan mengklaim bahwa Tiongkok sedang menuju mencapai tujuan itu, di mana terdapat “400 juta orang di kelas menengah.”
Dalam pidatonya di sidang tanggal 28 Mei di legislatif Partai Komunis Tiongkok, Li Keqiang mengungkapkan bahwa 600 juta orang Tiongkok hanya mendapatkan 1.000 yuan per bulan, yang tidak cukup untuk menutupi sewa bulanan untuk apartemen dengan satu kamar tidur di kota kelas menengah Tiongkok.
Li Keqiang juga mempromosikan gagasan mendirikan “ekonomi pedagang kaki lima” untuk mengurangi pengangguran yang meningkat sebagai akibat pandemi. Tetapi, media negara seperti Xinhua kemudian mengkritik ide kebijakan tersebut, dengan mengatakan ekonomi pedagang kaki lima akan merusak citra kota metropolis modern.
Kunjungan Banjir
Bagian tengah dan selatan Tiongkok mengalami banjir bersejarah sejak bulan Juni.
Pada tanggal 18 Agustus, Xi Jinping mengunjungi daerah-daerah di Provinsi Anhui yang tergenang banjir setelah sungai setempat meluap. Ini adalah perjalanan pertama Xi Jinping ke zona bencana tahun ini.
Namun, dalam foto yang dicetak di media pemerintah, Xi Jinping terlihat hanya mengunjungi daerah yang tidak banjir.
Orang dalam dari pemerintah kota Fuyang di Provinsi Anhui mengatakan kepada The Epoch Times, bahwa semua aspek perjalanan Xi Jinping direncanakan dengan baik, termasuk ke mana ia pergi, dengan siapa ia bertemu, dan orang-orang setempat yang akan diajak bicara olehnya.
Orang dalam tersebut membagikan dokumen persiapan pihak berwenang setempat, yang mengungkapkan bahwa penduduk setempat dipilih terlebih dahulu untuk tampil di media pemerintah.
Apa yang dibicarakan oleh penduduk setempat — menjelaskan bagaimana pihak berwenang membantu keadaan mereka yang buruk — juga dipersiapkan sebelumnya.
Perjalanan Li Keqiang di Chongqing merupakan perjalanan yang kedua ke daerah yang rusak akibat banjir tahun ini.
Berbeda dengan perjalanan pertamanya ke Provinsi Guizhou pada bulan Juli, saat banjir melanda telah surut, Li Keqiang mengunjungi desa dan kota yang banjir pada perjalanannya yang kedua. (vv)
Keterangan Foto : Pemimpin Tiongkok Xi Jinping (kiri) dan Perdana Menteri Li Keqiang (kanan) tiba untuk sesi pembukaan Kongres Rakyat Nasional (NPC) di Aula Besar Rakyat di Beijing pada 22 Mei 2020. (LEO RAMIREZ / AFP via Getty Images )