He Yating /Ming Xuan
Setelah mengalami epidemi pneumonia Komunis Tiongkok atau yang dikenal virus Corona baru, kini banjir terus berlanjut. Adapun wilayah Tiongkok selatan baru-baru ini menghadapi dilema serangan belalang gurun dan belalang bambu. Beberapa media asing mengutip penduduk desa yang terkena dampak, mengatakan bahwa tingkat keparahan bencana hama jauh lebih besar dari yang diperkirakan. Produksi makanan di beberapa daerah telah berkurang. Ditambah dengan kekurangan pasokan internasional, Tiongkok kemungkinan akan mengantarkan krisis pangan yang serius.
Dalam dua bulan terakhir, wilayah di Tiongkok Selatan telah mengalami pukulan hebat dari bencana belalang sembari menderita banjir yang terus menerus. Sebelumnya, belalang gurun yang bermigrasi dari wilayah Sahara bermigrasi sampai ke Asia, dan Tiongkok selatan juga menderita karenanya.
Baru-baru ini, sejumlah besar belalang bambu yang sangat merusak menyapu dari Laos ke perbatasan barat daya Tiongkok. Akibatnya, menyebabkan bencana belalang terparah dalam beberapa dekade di Provinsi Yunnan.
Laporan South China Morning Post di Hong Kong baru-baru ini menyebutkan, bahwa seorang penduduk desa di Yunnan mengatakan kepada media, bahwa bencana belalang kali ini sangat serius, dengan kira-kira 30 hingga 40 belalang terlihat di hampir setiap tanaman jagung.
Penduduk desa mengklaim bahwa dalam dua hingga tiga hari, setelah kedatangan belalang, daun di pohon bambu di gunung juga dimakan. Penduduk desa bahkan dapat mendengar dengan jelas suara belalang yang melahap daun. Beberapa penduduk desa menjelaskan: “Jika tidak ada yang datang untuk membunuh belalang ini, manusia juga dapat dimakan olehnya.”
Laporan tersebut mengutip kepala Kelompok Kerja Pengendalian Biologi dari Yayasan Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Pembangunan Hijau Tiongkok yang mengatakan, bahwa belalang bambu kuning paling suka memakan bambu, daun pisang, daun jagung, daun tebu dan tanaman lain juga merupakan makanan enak favorit dari belalang ini. Belalang bambu bergerigi kuning adalah hama hutan terbesar kedua di Tiongkok setelah serangan hama Dendrolimus punctatus.
Beberapa media Tiongkok daratan melaporkan, bahwa ketinggian terbang belalang bambu punggung kuning sekitar 200 meter. Bahkan, dapat mencapai setinggi 600 meter di sepanjang aliran udara. Kecepatan migrasi sangat cepat. Ketika jumlah pasukan besar serangga menyerang, langit dan bumi dapat langsung berubah warna.
Kali ini, karena wabah, meskipun sejumlah besar belalang diketahui terbang dari Laos ke daerah perbatasan Tiongkok, para ahli pertanian Tiongkok tidak dapat melakukan inspeksi. Saat ini, Yunnan telah menderita wabah belalang terparah dalam beberapa dekade, wilayah yang terkena wabah belalang telah dipengaruhi oleh 11 kabupaten dan 106 kilometer persegi.
Menurut berita yang dirilis oleh Biro Kehutanan dan Padang Rumput Yunnan, wabah belalang terutama merusak tanaman seperti bambu, pisang raja, buluh zongye, dan jagung.
Pada 17 Agustus, wilayah Provinsi Yunnan yang terserang belalang bambu kuning mencapai 159.000 hektar. Untuk membasmi belalang ini, pihak berwenang setempat telah menginvestasikan sejumlah besar drone dan penyemprot untuk membasmi belalang.
Menurut laporan South China Morning Post, Pemerintah Provinsi Yunnan telah mengirim puluhan ribu penyelidik ke pedesaan dan hutan untuk menyelidiki situasi bencana. Sementara penyelidik lokal di Yunnan mengatakan bahwa, sangat sulit untuk mengendalikan kawanan belalang yang sangat lincah di pegunungan. Jumlah wabah belalang kali ini merupakan yang terbesar dalam beberapa dekade. Sehingga petani lokal pun merasa tidak berdaya.
Lebih buruk lagi, tahun ini, tidak hanya Tiongkok selatan yang menderita wabah pneumonia Komunis Tiongkok, banjir dan wabah belalang, tetapi juga daerah penghasil biji-bijian di utara juga mengalami kekeringan.
Kantor berita Reuters sebelumnya mengungkapkan bahwa kekurangan jagung Tiongkok tahun ini, mungkin mencapai 30 juta ton, terhitung sekitar 10% dari total produksi. Selain itu, statistik resmi juga menunjukkan bahwa musim panas ini, pembelian gandum di Hebei dan Jiangsu telah menurun sekitar 30%.
Ditambah dengan kekurangan daging babi yang terus menerus di Tiongkok daratan, yang disebabkan oleh demam babi Afrika, setelah epidemi menyebar ke dunia. Kini, Tiongkok daratan masih menghadapi masalah seperti gangguan atau reorganisasi rantai pasokan internasional, yang telah memperburuk kekhawatiran tentang krisis pangan yang serius di Tiongkok. (hui/asr)
Keterangan Foto : Yunnan, Tiongkok, baru-baru ini mengalami bencana belalang yang parah. (Tangkapan layar video)