Luo Tingting/Fan Ming
Baru-baru ini, penindasan Partai Komunis Tiongkok terhadap orang-orang Mongolia Dalam telah menarik perhatian publik di dalam dan luar negeri. Beredar kabar di internet, bahwa para generasi merah kedua yang pernah menjadi pemuda terpelajar di Mongolia Dalam bersama-sama mengeluarkan surat terbuka untuk mendukung perjuangan orang-orang Mongolia Dalam.
Mereka menentang tindakan represif pihak berwenang, termasuk Ma Xiaoli, generasi merah kedua yang berpengaruh di antara putra/putri mahkota partai di Bejing. Putra-putri mahkota partai adalah para keturunan pejabat komunis senior penting dan berpengaruh di Republik Rakyat Tiongkok.
Partai Komunis Tiongkok menerapkan secara paksa pengajaran bahasa Mandarin di Mongolia Dalam yang berdampak pada budaya Mongolia sehingga memicu reaksi keras dari orang-orang Mongolia.
Dalam beberapa hari terakhir, pihak berwenang mengambil tindakan represif, menangkap orang di mana-mana dan memaksa siswa Mongolia untuk kembali ke sekolah. Tindakan represif Partai Komunis Tiongkok ini dikecam oleh berbagai kalangan. Beberapa orang dalam sistem Partai Komunis Tiongkok dan generasi merah kedua akhirnya beraksi dengan mendukung perjuangan rakyat Mongolia Dalam.
Han Lianchao, seorang sarjana Amerika keturunan Tionghoa mengunggah surat terbuka di Twitter pada 7 September, yang memberitahukan bahwa “tim pemuda terpelajar di Mongolia Dalam secara terbuka menentang pelarangan bahasa Mongolia”.
Surat itu berbunyi: “Partai Komunis Tiongkok menciptakan masalah untuk dirinya sendiri.”
Mereka menuntut departemen terkait untuk mencabut perintah dokumen yang menyebabkan kebingungan.
Surat terbuka tersebut menyatakan bahwa masalah kompilasi bahan pelajaran untuk “bahasa Mandarin” telah menyebabkan ketidakpuasan di antara rekan-rekan Mongolia dan melukai perasaan mereka. Mereka sangat tidak setuju dengan praktik yang tiba-tiba dan kompulsif ini.
Surat terbuka tersebut meminta agar kader individu yang tidak memiliki pandangan global, pandangan tentang situasi secara keseluruhan, dan yang tidak memiliki kebijakan dan level politik, yang telah menyebabkan masalah, sebaiknya menyimpulkan pengalaman dan pelajaran mereka yang keliru dan meminta maaf kepada rekan setanah air Mongolia yang mereka sakiti.
Surat itu juga meminta pihak berwewenang untuk menghentikan praktik ekstrim penangkapan dengan kekerasan terhadap orang-orang Mongolia, menentang pelabelan kejahatan politik dan “dihasut oleh pasukan asing anti-Tiongkok” kepada para pembuat petisi, dan khawatir Mongolia Dalam akan menjadi Xinjiang kedua.
【内蒙插队知青公开反对禁蒙语】最近内蒙禁止蒙语教学事件持续发酵,中共启动社会防控网,恶警四处抓人,全面打压蒙族人民,引起反弹;一群曾在内蒙插队的知青发出公开信要求停止这一破坏民族团结的恶行,警告不要制造第二个新疆悲剧;这些知青中有许多老红二,他们此时此刻站出来发声难能可贵,大赞👍 pic.twitter.com/DHWs0xrrWh
— 韩连潮 (@lianchaohan) September 7, 2020
Surat terbuka ditandatangani “Pemuda Berpendidikan senior yang pernah menetap di Padang Rumput” Mongolia. Mereka yang telah menandatangani petisi itu termasuk Ma Xiaoli, Liu Jin, Li Weiping, Niu Li, Song Yan, Tengping, Xu Xiaoming, Sun Qiuchun, Jiao Xiaohong, Wei Nian, Yang Jianmin, Hu Jiyan, Zhang Xiaoai, Huang Guangguang, Chen Xiaoling, Li Zhiwei, Ren Lin, Wang Ying pada 5 September 2020.
Han Lianchao menulis di Twitter: “Larangan baru-baru ini terhadap pengajaran bahasa Mongolia di Mongolia Dalam terus bergejolak. Partai Komunis Tiongkok meluncurkan jaringan pencegahan dan pengendalian sosial. Polisi menangkap orang dimana-mana dan menindas orang-orang Mongolia. Hal ini menimbulkan sikap antipati. Sekelompok pemuda terpelajar yang pernah tinggal di Mongolia Dalam mengeluarkan surat terbuka, meminta untuk dihentikannya tindakan jahat yang merusak persatuan nasional, dan memperingatkan agar tidak menciptakan tragedi Xinjiang kedua. Di antara pemuda terpelajar ini, ada banyak generasi senior dari keturunan pejabat elite Partai Komunis Tiongkok dan sangat berharga bagi mereka untuk berdiri bersama dengan orang-orang Mongolia pada saat ini!”
Dunia luar memperhatikan dengan cermat, bahwa Ma Xiaoli, yang memimpin tanda tangan surat terbuka itu, adalah putri generasi merah kedua dan keturunan putra/ putri mahkota yang terkenal dan berpengaruh, dan dia juga merupakan tokoh yang tumbuh besar bersama Pemimpin Tiongkok, Xi Jinping.
Ayah Ma Xiaoli, Ma Wenrui (4 November 1912 – 3 Januari 2004) berasal dari Zizhou, provinsi Shaanxi. Pernah menjabat sebagai wakil ketua Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok keenam dan ketujuh, sekretaris pertama Komite Partai Provinsi Shaanxi dari Partai Komunis Tiongkok, dan anggota Komite Tetap Kongres Rakyat Provinsi Shaanxi. Ia memiliki hubungan dekat dengan Xi Zhongxun, ayah dari Xi Jinping.
Ma Xiaoli cukup berpengaruh di antara putra/putri mahkota dari pejabat elite Partai Komunis Tiongkok di Beijing. Dia juga salah satu perwakilan diantara putra/putri mahkota Partai Komunis Tiongkok yang dengan jelas menyatakan sikapnya terhadap “Revolusi Kebudayaan.”
Pada 10 September 2014, dimana dalam pertemuan perayaan Sekolah Menengah yang berafiliasi dengan Beijing Normal University, Ma Xiaoli meminta maaf kepada para guru yang disakiti olehnya baik disengaja atau tidak selama “Revolusi Kebudayaan”, dan memimpin hadirin berdiri bersama dan menundukkan kepala menyatakan belasungkawa kepada para dosennya.
Ma Xiaoli mengatakan, bahwa “Revolusi Kebudayaan” adalah masa-masa yang sangat absurd dan menakutkan.
“Permintaan maaf ini benar-benar sudah terlambat,” kata Ma Xiaoli.
Mengenai Ma Xiaoli, putri generasi merah kedua yang memimpin dalam solidaritas pada orang-orang Mongolia Dalam ini, warganet berkomnetar di Twitter : “Ini menegaskan pernyataan Cai Xia bahwa ada banyak orang yang anti-Xi di antara putra/putri generasi merah kedua, meskipun mereka berdiri di beberapa posisi yang berbeda.”
“Tidak ada gunanya! Xi Jinping yang dilabeli sebagai kepala akselerator tidak akan mendengar apa pun! Hal semacam ini pada dasarnya memang akan dibungkam!” tulis warganet.
“Saya mohon kepada Komite Pusat Partai untuk menyelidiki lebih dalam. Percuma saja, masalah ini dilakukan oleh Komite Pusat Partai. Kita tahu, semua itu untuk menekan, meng-Tiongkok-kan, untuk melancarkan penyatuan, menganiaya para pembangkang. Komite Sentral Partai sudah busuk. Partai Komunis Itu menyebalkan! Singkatnya, musnahkan Partai Komunis! Bebaskan Tiongkok dari cengkraman partai komunis! “
Cai Xia, seorang pensiunan profesor Sekolah Partai Komunis dari generasi merah kedua, baru-baru ini secara terbuka menyatakan bahwa Partai Komunis Tiongkok adalah “zombie politik” dan harus disingkirkan. Dia mengkritik Xi Jinping sebagai “bos geng”. Dia juga mengatakan bahwa 60% hingga 70% orang dalam sistem Komunis Tiongkok memiliki pandangan yang sama dengannya.
Cai Xia dipecat dari partai oleh otoritas terkait karena mengkritik Partai Komunis Tiongkok. Segera setelah itu, dia secara terbuka menyatakan di WeChat, yang mengatakan, Saya telah lepas sepenuhnya dengan Partai politik seperti mafia ini!” (jon)