Li Lan – NTDTV.com
Menyudahi sebuah perang yang tanpa akhir adalah salah satu janji yang dipenuhi oleh Presiden AS Trump. Pada hari Rabu 9 September 2020 militer AS mengumumkan akan menarik kembali 2.200 tentara dari Irak bulan ini.
Pada 9 September 2020, Amerika Serikat mengumumkan akan mengurangi jumlah pasukan yang ditempatkan di Irak pada bulan September ini.
Juru bicara Gedung Putih Kayleigh McEnany berkata : “Hari ini, baru saja, Presiden dan Departemen Pertahanan mengumumkan penarikan pasukan dari Irak, mengurangi jumlah dari 5.200 menjadi 3.000.”
Jenderal Frank McKenzie, Komandan Komando Sentral AS, menyatakan bahwa pasukan keamanan Irak memiliki kemampuan untuk melindungi kedaulatannya dan mencegah sisa-sisa organisasi ISIS.
Dengan bantuan koalisi yang dipimpin oleh militer AS, pada akhir tahun 2017 ini Irak telah berhasil merebut kembali wilayah yang diduduki ISIS.
Trump berjanji untuk mengakhiri “perang tak berujung yang absurd” dan membawa pulang tentara Amerika yang dikerahkan ke luar negeri. Apalagi mereka dikorbankan untuk melindungi kepentingan orang lain.
Agenda Amerika Serikat untuk menarik pasukan dari Suriah, Afghanistan, dan Irak terus didorong.
Pada Agustus 2020, ketika Trump bertemu dengan Perdana Menteri Irak Mustafa Al-Kadhimi di Gedung Putih, kedua belah pihak mencapai kesepakatan tentang penarikan tentara.
Pada saat yang sama, militer AS akan semakin mengurangi kehadiran militernya di Afghanistan. Sejak penandatanganan perjanjian damai antara Amerika Serikat dan Taliban pada akhir Februari, jumlah pasukan AS di Afghanistan telah berkurang dari sekitar 14.000 menjadi 8.600. Diperkirakan jumlahnya akan berkurang 4.000-5.000 lagi sebelum pemilu AS.
Pada Oktober tahun lalu, Trump memerintahkan pengurangan 1.000 tentara AS yang ditempatkan di Suriah utara.Saat ini ada sekitar 500 tentara AS yang tersisa di sana.
Meski menarik pasukan dari banyak tempat di Timur Tengah, Amerika Serikat tidak pernah diturunkan peringkatnya sebagai tanggapan atas ancaman Iran. Selain terus memaksimalkan tekanan termasuk sanksi ekonomi, Amerika Serikat telah membentuk aliansi internasional di Teluk Persia untuk memastikan navigasi bebas di perairan publik.
Amerika Serikat tidak hanya menyesuaikan penempatan militernya di Timur Tengah, di Eropa, Amerika Serikat telah mengurangi jumlah pasukan AS yang ditempatkan di Jerman. AS mengirimkan sebagian dari mereka ke Polandia. Saat ini, banyak isyarat yang menunjukkan bahwa penyebaran strategis militer AS terfokus di kawasan Indo-Pasifik, terutama Laut Taiwan dan Laut China Selatan. (hui/asr)
Keterangan Foto : Juru bicara Gedung Putih Kayleigh McEnany (Screenshoot)