Burung Jalak “Permata” Afrika yang Spektakuler Tampak Seperti Batu Permata Bersayap yang Hidup

ROBERT JAY WATSON

Para pengamat burung internasional mungkin sudah banyak yang mengenal burung jalak Eropa (Sturnus vulgaris) sebagai burung yang paling tampan, dengan bulu metalik yang mengkilap, tetapi mereka mungkin tidak pernah membayangkan betapa spektakulernya salah satu sepupunya asal Afrika.

Burung jalak punggung ungu (Cinnyricinclus leucogaster), juga dikenal sebagai kecubung atau burung jalak plum, terlihat dan hidup di dunia yang jauh dari mitranya di Euro-Amerika.

Tinggal di hutan dan savana di Sub-Sahara Afrika, burung unik ini memang menyerupai batu permata ungu yang kemudian menjadi asal usul namanya.

Jalak punggung ungu adalah satu-satunya anggota dari genus Cinnyricinclus meskipun ia termasuk keluarga jalak yang berukuran lebih besar. Burung itu dimorfik secara seksual, dan warnanya yang indah digambarkan menyerupai plum, ungu, atau kecubung, yang hanya terjadi pada pejantan.

Sang betina secara kontras memiliki pola warna coklat yang agak kusam. Bulu warna-warni pejantan menutupi seluruh kepala, punggung, dan bagian samping tubuh. Dan warna ungu cerah ini secara spektakuler dikombinasikan dengan warna perut seputih saljunya dan bulu ekor hitamnya yang mencolok.

Seperti semua anggota keluarga sturnidae, burung jalak punggung ungu adalah omnivora dan memakan berbagai macam buah-buahan dan beri, serta serangga. Burung itu lebih suka berada di atas pohon dan jarang mendarat di tanah dalam waktu lama.

Jamuan favoritnya adalah kawanan rayap, menurut Sabi Sabi Lodge di dekat Taman Nasional Kruger Afrika Selatan. Salah satu ciri yang mereka miliki bersama dengan burung jalak lainnya adalah kemampuan untuk menyerang sarang burung lain untuk mencuri telur dan anak burung untuk dimakan.

Meskipun burung-burung ini biasanya berke- liaran dalam kawanan khusus jenis kelamin, pada musim semi mereka biasanya berpasang-pasangan. Burung jalak punggung ungu bersifat monogami, dan akan memilih pasangan tetap seumur hidup mereka. Dalam hal bersarang, mereka lebih memilih lubang di pohon atau tiang pagar, meski terkadang mereka memanfaatkan lubang di tepi sungai.

Hanya betina yang akan melakukan pekerjaan duduk di atas 2-4 telur berwarna biru yang diletakkan di sarang, meskipun pejantan akan membantu dengan membawakan makanan untuk para burung yang masih muda.

Untuk burung sekecil itu, dengan pejantan dewasa hanya berukuran panjang 18 cm, jalak punggung ungu memiliki jarak migrasi yang luas. Selama musim dingin, mereka melakukan perjalanan ke utara, menuju ekuator. Mereka ditemukan di barat hingga Senegal dan di timur sejauh Tanzania. Di musim semi, mereka kembali ke Afrika bagian selatan.

Meski populasinya menurun, menurut IUCN, jalak warna-warni ini berbagi kebiasaan sehat  berkembang biak dengan sepupu mereka yang lebih umum.

Mereka terdaftar sebagai spesies “risiko rendah”, yang berarti bahwa kecil kemungkinan mereka akan menghilang dalam waktu dekat. (osc)