Dokumen yang Bocor Menunjukkan “Rencana Seribu Bakat” Tiongkok yang Terselubung Terus Berlanjut Meski Ada Pengawasan AS

Eva Fu

Rezim Komunis Tiongkok terus menargetkan orang-orang yang paling berbakat di luar negeri melalui program perekrutan “Rencana Seribu Bakat” yang didanai dengan baik. Program itu berada di bawah pengawasan ketat Amerika Serikat karena dianggap mengancam keamanan nasional.  

Rencana Seribu Bakat diluncurkan oleh Beijing pada tahun 2008, yakni program perekrutan yang paling terkemuka yang dikelola negara Tiongkok. Ratusan operasi serupa hadir di tingkat pemerintah pusat dan daerah. Program bertujuan untuk menarik para ahli Tiongkok perantauan dan orang asing yang menjanjikan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendorong penggerak inovasi Tiongkok.

Dari tahun 2007 hingga 2017, lebih dari 7.000 “profesional kelas atas” yang sebagian besar dari luar negeri,  berpartisipasi dalam Rencana Seribu Bakat saja, termasuk enam penerima Hadiah Nobel.

Di tengah memperdalam masalah pencurian rahasia dagang dan serangkaian tuntutan dari federal Amerika Serikat yang terkenal, Rencana Seribu Bakat telah disembunyikan, di mana sensor Tiongkok menghapus referensi daring untuk Rencana Seribu Bakat.

Sebuah dokumen   mengungkapkan selusin peneliti dan ahli yang menerima nominasi untuk gelar doktor dari universitas Barat atau pernah bekerja di perusahaan Barat dan lembaga akademis Barat.

Salah satu daftar tersebut, disusun pada akhir tahun 2019 oleh badan pemerintah Provinsi Shaanxi. Daftar itu menampilkan semua rekrutan Rencana Seribu Bakat yang akan bekerja di kota Xi’an, ibukota Provinsi Shaanxi, Tiongkok. 

Dokumen mencakup jabatan mereka sebelumnya dan kapan mereka akan mulai bekerja di perusahaan setempat di Xi’an, sesuai kontrak yang mereka tandatangani.

Para ahli, dari Amerika Serikat, Inggris, Australia, Denmark, Jerman, dan Jepang, mengkhususkan diri dalam bidang-bidang seperti kecerdasan buatan, biomedis, farmasi, dan biokimia. Industri yang dimiliki Beijing ditargetkan sebagai bagian ambisinya untuk menjadi tokoh pusat manufaktur berteknologi tinggi.

Dokumen itu menyebutkan, seorang profesor kimia di Universitas Illinois di Urbana-Champaign yang berspesialisasi dalam nanoteknologi dan biologi molekuler dinominasikan untuk Rencana Seribu Bakat dan menandatangani kontrak dengan perusahaan teknologi informasi di Xi’an pada bulan September 2019.

Profesor itu mengaku, pada waktu itu, ia berada “dalam transisi” ke pekerjaannya saat ini dan mempertimbangkan untuk pergi kembali ke Tiongkok untuk mengambil pekerjaan sebagai konsultan paruh-waktu di perusahaan Xi’an. Ia kemudian menolak tawaran pekerjaan dan nominasi untuk Rencana Seribu Bakat “justru karena Universitas Illinois di Urbana-Champaign dan media berita Amerika Serikat mendidik masyarakat bahwa Rencana Seribu Bakat itu mungkin memiliki perhatian ‘mata-mata’. Oleh karena itu, ia tidak pernah terlibat dalam program bakat apa pun. 

Bakat yang Dikendalikan Partai Komunis Tiongkok

Catatan Laporan Senat  pada tahun 2019 menyebutkan bahwa Partai Komunis Tiongkok, yang memainkan peran sentral dalam melaksanakan Rencana Seribu Bakat, mampu “mengerahkan kendali tingkat yang luar biasa” terhadap para anggota untuk memastikan program tersebut memenuhi prioritasnya.

Para anggota Seribu Bakat menandatangani kontrak yang mengikat dengan lembaga-lembaga Tiongkok yang mungkin berisi perjanjian kerahasiaan, yang dapat memberi insentif kepada mereka untuk berbohong saat mengajukan hibah federal Amerika Serikat, mendirikan “laboratorium bayangan” di Tiongkok, dan mentransfer kekayaan intelektual Amerika Serikat, menurut catatan Laporan Senat tersebut.

“Partai Komunis Tiongkok mengendalikan para pemilik bakat,” kata Rencana Pelaksanaan Seribu Bakat Shaanxi yang diterbitkan pada tahun 2017.

Frase yang muncul dalam banyak pidato dan kebijakan Partai Komunis Tiongkok selama bertahun-tahun.  “Kata-kata itu sendiri seharusnya menimbulkan kecurigaan,” kata komentator urusan Tiongkok Li Linyi. 

Alasan penekanan seperti itu, menurut Li Linyi, adalah bahwa Partai Komunis Tiongkok membutuhkan ahli luar negeri untuk mematuhi Partai Komunis Tiongkok dan membantu Partai Komunis Tiongkok mencuri teknologi asing yang canggih.

Antara tahun 2008 hingga 2016, Tiongkok merekrut sekitar 60.000 orang ilmuwan, akademisi, wirausaha, dan peneliti di luar negeri melalui lebih dari 200 program perekrutan bakat luar negeri, termasuk Seribu Bakat. Menurut laporan bulan Agustus oleh lembaga wadah pemikir  Institut Kebijakan Strategis Australia, yang mengutip statistik resmi, setidaknya 600 perekrutan bakat stasiun perekrutan Partai Komunis Tiongkok di luar negeri. 

Amerika Serikat sendiri memiliki 146 stasiun perekrutan, jumlah tertinggi di dunia.

Imbalan yang Menguntungkan

Manfaat finansial dari bergabung dengan Seribu Bakat adalah sangat menarik.

Informasi terbaru yang tersedia untuk umum dari pemerintah Shaanxi menunjukkan bahwa selain gaji, “para pemilik bakat terbaik” dan mereka yang dipilih untuk bergabung dengan “tim inovasinya” dapat mengharapkan hingga 2 juta yuan  dalam bantuan keuangan. Ditambah dengan insentif tambahan untuk pelatihan dan pengembangan penelitian yang diatur secara individual.

Di bawah program tersebut, para rekrutan dikategorikan sebagai “bakat muda” dan “ahli asing” juga menerima penghargaan pemerintah sebesar 300.000 hingga 1 juta yuan.Para ahli asing  menikmati perlakuan hak istimewa untuk visa tinggal, perumahan, perawatan kesehatan, transportasi, asuransi, dan pendidikan anak-anaknya. Kementerian terkait akan menyediakan layanan yang sangat efisien dan nyaman.

Untuk mendorong mereka bekerja di zona teknologi tinggi di Xi’an, pihak berwenang dapat memberi hadiah hingga 4,5 juta yuan per individu, dengan tambahan subsidi perumahan hingga 700.000 yuan, bersama dengan tambahan tunjangan hidup.

Menurut pemerintah Provinsi Shaanxi, zona teknologi tinggi pada tahun 2018 telah melatih 77 ahli untuk  program perekrutan bakat nasional Tiongkok dan 82 ahli untuk Program Seribu Bakat tingkat Provinsi Shaanxi, dan telah merekrut lebih dari 4.600 orang ahli asing dan lebih dari 5.400 sarjana Tiongkok yang belajar di luar negeri.

Beberapa ahli yang terlibat dalam Program Seribu Bakat tingkat Provinsi Shaanxi bekerja

dalam mengembangkan teknologi 5G, sistem navigasi satelit Tiongkok BeiDou, dan sirkuit terintegrasi fotonik skala-besar (chip komputer) untuk bersaing dengan perusahaan perangkat keras komputer Amerika Serikat seperti IBM dan Intel,menurut dokumen internal terpisah yang merangkum  prestasi Program Seribu Bakat.

Tindakan Amerika Serikat

Jaksa federal dalam beberapa bulan terakhir telah menuntut setidaknya setengah lusin peneliti Amerika Serikat yang terkait dengan hubungan dengan Seribu Bakat.

Pada bulan Juli, James Patrick Lewis, mantan profesor Universitas Virginia Barat yang bekerja untuk Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok yang dikelola negara di bawah Program Seribu Bakat, divonis tiga tahun penjara karena penipuan program federal.

Hampir bersamaan, seorang profesor kelahiran Malaysia di Universitas Arkansas sejak tahun 1988 didakwa atas 42 dakwaan penipuan dan dua dakwaan penipuan paspor. Sebagian besar terkait dengan kegagalannya untuk mengungkapkan ikatan ke perusahaan Tiongkok dan Tiongkok.

Charles Lieber, mantan ketua kimia Universitas Harvard dan departemen biologi kimia Universitas Harvard, didakwa pada bulan Juni untuk dua dakwaan yaitu membuat pernyataan palsu kepada pihak berwenang federal, dan sekali lagi pada bulan Juli untuk merahasiakan pendapatan yang diterimanya dari Seribu Bakat.

Dalam pidatonya tanggal 7 Juli, Direktur FBI Christopher Wray mengatakan FBI membuka kasus baru setiap 10 jam sekali untuk melawan ancaman yang datang dari Tiongkok.

“Pembayar pajak Amerika Serikat secara efektif menanggung tagihan untuk perkembangan teknologi Tiongkok. Tiongkok kemudian memanfaatkan keuntungan haramnya untuk melemahkan lembaga dan perusahaan penelitian Amerika Serikat, menumpulkan kemajuan bangsa Amerika Serikat dan biaya pekerjaan Amerika Serikat,” kata Christopher Wray dalam pidatonya. (vv)