oleh Reuters
Perang meletus antara Azerbaijan dengan Armenia. Bentrokan itu adalah yang terberat antara Armenia dan Azerbaijan sejak Tahun 2016 silam. Kantor berita Reuters mewartakan, insiden itu memicu kembali kekhawatiran tentang stabilitas di kawasan Kaukasus Selatan, sebuah koridor pipa yang menyalurkan minyak dan gas ke pasar dunia.
Bentrokan antara kedua bekas republik Uni Soviet, yang berperang pada Tahun 1990-an, adalah gejolak terbaru dari konflik berkepanjangan di Nagorno-Karabakh, sebuah wilayah yang memisahkan diri berada di Azerbaijan akan tetapi dijalankan oleh etnis Armenia.
Nagorno-Karabakh menyebutkan sebanyak 16 prajuritnya tewas dan lebih dari 100 orang lainnya cedera, itu setelah Azerbaijan melancarkan serangan udara dan artileri pada (27/09/2020) Minggu pagi.
Armenia dan Nagorno-Karabakh mengumumkan darurat militer dan memobilisasi penduduk prianya.
Azerbaijan, turut mengumumkan darurat militer dengan mengumumkan bahwa pasukannya merespon penembakan Armenia dan mereka telah menguasai hingga tujuh desa, meskipun Nagorno-Karabakh membantahnya.
Kantor kejaksaan Azerbaijan mengatakan, lima anggota dari satu keluarga terbunuh disebabkan oleh penembakan Armenia.
Bentrokan terbaru menyebabkan gencarnya diplomasi untuk mencegah gejolak terbaru dari konflik puluhan tahun antara mayoritas Armenia dan sebagian besar suku Azerbaijan.
Rusia, Prancis, dan Amerika Serikat menyerukan perdamaian. Sedangkan Turki menyatakan akan mendukung Azerbaijan.
Jalur pipa yang mengalirkan minyak dan gas alam Kaspia dari Azerbaijan ke dunia, melewati dekat Nagorno-Karabakh. Armenia memperingatkan tentang risiko keamanan di Kaukasus Selatan pada Juli lalu, setelah Azerbaijan mengancam akan menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir Armenia sebagai kemungkinan pembalasan.
Nagorno-Karabakh memisahkan diri dari Azerbaijan akibat pecahnya konflik ketika Uni Soviet runtuh pada tahun 1991. Meskipun gencatan senjata disepakati pada tahun 1994, setelah ribuan orang terbunuh dan lebih banyak lagi terlantar, Azerbaijan dan Armenia sering saling tuding melakukan serangan di sekitar Nagorno-Karabakh dan di sepanjang perbatasan Azeri-Armenia yang terpisah.
Dalam bentrokan hari Minggu 27 September lalu, aktivis hak asasi Armenia mengatakan, seorang wanita dan anak dari etnis Armenia tewas dalam insiden itu.
Diplomasi Internasional
Armenia mengatakan pasukan Azeri menyerang sasaran sipil termasuk ibu kota Nagorno-Karabakh, Stepanakert, dan menjanjikan “respon yang proporsional”.
“Kami tetap kuat di samping tentara kami untuk melindungi tanah air kami dari invasi Azeri,” demikian cuitan Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan di Twitter.
Azerbaijan membantah pernyataan kementerian pertahanan Armenia yang mengatakan, hancurnya helikopter dan tank Azeri. Azerbaijan menuduh pasukan Armenia melancarkan serangan “yang disengaja dan ditargetkan” di sepanjang garis depan.
“Kami mempertahankan wilayah kami, tujuan kami benar!” kata Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev.
Turki mengatakan sedang berbicara dengan anggota kelompok Minsk, yang menengahi antara Armenia dan Azerbaijan.
Presiden Rusia Vladimir Putin sudah berbicara melalui telepon dengan Pashinyan, tetapi tidak ada rincian percakapan yang tersedia. Sedangkan Presiden Turki Tayyip Erdogan berbicara kepada Aliyev.
Erdogan menjanjikan dukungan untuk sekutu tradisional Azerbaijan, dengan mengatakan bahwa Armenia adalah “ancaman terbesar bagi perdamaian di kawasan.” Erdogan menyerukan kepada “seluruh dunia untuk tegak bersama Azerbaijan dalam pertempuran mereka melawan invasi dan kekejaman.”
Pashinyan membalasnya dengan mendesak komunitas internasional untuk memastikan Turki tidak terlibat dalam konflik.
Paus Prancis mendesak kedua pihak untuk mengakhiri permusuhan dan mengimbau mereka yang terlibat untuk menyelesaikan perbedaan melalui perundingan.
Uni Eropa dan Organisasi Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) juga mendesak kedua pihak untuk menghentikan aksi militer dan kembali ke meja perundingan.
Sedikitnya 200 orang tewas dalam gejolak konflik antara Armenia dan Azerbaijan pada April 2016 silam. (asr)
Keterangan Foto : Sebuah gambar diam dari video yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Armenia menunjukkan apa yang dikatakan sebagai kendaraan lapis baja Azerbaijan, salah satunya dihancurkan oleh angkatan bersenjata Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri, dalam gambar diam ini dari rekaman yang dirilis pada 27 September 2020. (Kementerian Pertahanan Armenia / Handout via Reuters)